9.

5.8K 588 21
                                    

Di sebuah Cafe yang sepi dan tenang, Wang Yibo dan Wang Zhou Cheng duduk disana sambil meneguk minuman mereka masing-masing.

"Hari ini, ulang tahun Zhanzhan." Zhou Cheng berguman pelan walau itu terdengar oleh Yibo.

"Ya.." Yibo hanya menjawab singkat.

Zhou Cheng mendongak, menatap sepupunya dengan helafaan nafas berat.

"Kamu tidak ingin menemuinya? Kamu juga tahu sendiri, hari ulang tahunnya adalah hari kematian orang tuanya. Di saat-saat begini, dia mungkin membutuhkanmu." Kata Zhou Cheng.

"Tidak.. Dia tidak membutuhkanku." Jawab Yibo dengan suara dingin seperti biasa.

Zhou Cheng kembali mendesah, "Apa kamu tahu bahwa kamu sangat dingin?"

Yibo menopang dagunya dan melihat keluar jendela.

"Aku tahu." Jawabnya.

"Kamu benar-benar kan menikah?" Tanya Zhou Cheng. Pria itu mulai sedikit kesal. Tapi dia tidak menunjukkan kekesalan tersebut.

"Ya.. sesuai yang di atur." Jawab Yibo.

"Tidak bisakah kamu melawan? Yibo, tolong utaman kebahagiaanmu sendiri. Kamu itu..."

"Aku hidup dengan baik." Jawab Yibo menyanggah perkataan Zhou Cheng.

Zhou Cheng menghela nafas panjang, "Yibo.. jika seperti ini terus, Zhan benar-benar akan membencimu."

"Kamu juga tahu sendiri.. aku, tidak bisa mencintai siapapun." Sahut Yibo dengan suara berat.

Zhou Cheng mengepal erat tangannya. Rasanya dia benar-benar ingin menghajar wajah sepupunya itu.

Dengan tenang Zhou Cheng berbicara lagi, "Setidaknya, minta maaf padanya dengan benar Yibo. Jika kamu terus seperti ini, hanya akan terus menyakitinya."

Yibo tak lagi menjawab. Dia tahu bahwa dialah yang paling banyak menyakiti pria manis itu.
Tapi, jika dia menoleh ke belakang dan kembali, dia takut tak bisa melepaskan pria manis itu lagi.

Tapi, jika dia terus menggenggam Xiao Zhan di tangannya, pria manis itu pasti tidak akan bahagia dan akan lebih menderita di sisinya.

Setelah berbincang dengan Zhou Cheng, Yibo kembali ke rumah.
Saat dia baru saja masuk ke dalam rumah, ibu tirinya menghadangnya.

"Apa kamu sudah menemui Cici?" Tanya wanita itu.

"Minggir!" Yibo berjalan melewati nyonya Wang.

"Hei kamu! Hah.." dia menghela nafas panjang, "Aku tahu kamu tidak pernah menemui Cici. Tapi ya tidak masalah, pernikahan kalian akan tetap di laksanakan." Tekan wanita itu.

Yibo tidak menjawab. Pria Wang itu terus berjalan ke arah kamarnya.

Dahi nyonya Wang berkerut dengan rasa kesal yang tinggi.

"Sialan! Di depan ayahnya saja dia bicara denganku. Hah, dia pikir aku juga menyukainya? Dasar brengsek!" Setelah mengumpat, wanita paruh baya itu berjalan kembali ke kamarnya.

Yibo membuka jendela kamarnya. Dia menatap dedaunan yang bergerak dengan hembusan angin disana.

Matanya lalu melihat ke langit, menatap bintang-bintang yang indah disana.

"Zhan, akan lebih baik kalau kamu membenciku. Tidak, lebih baik kamu membenciku. Dengan begitu, aku lebih mudah untuk melepaskanmu."

"Mulai sekarang, kamu harus hidup dengan baik.. tunggulah beberapa saat lagi, tidak akan lama, aku akan memberimu kehidupan yang lebih baik."

☆☆☆

Zhan terbangun keesokan harinya. Gara-gara kebanyakan menangis, matanya jadi terlihat bengkak.

CINTA ABADI (YIZHAN/END🖤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang