30.

5.2K 469 25
                                    

Di dalam apartemen luas tersebut, Yibo mendudukan Zhan diatas sofa dengan perlahan, lalu dia pun ikut duduk di samping pria manis itu, sembari mengulurkan tangannya, menyentuh pipi bekas tamparan yang masih memerah itu.

"Bunny, maaf. Lain kali kalau dia datang, kalau aku tidak ada di sini, tolong jangan di bukakan pintu." Kata Yibo dengan raut wajah sedih.

 Xiao Zhan tersenyum. Dia memegang tangan Yibo yang menempel di pipinya, "Tidak apa-apa Bo, ini bukan salahmu.." jawab lelaki manis itu dengan tenang.

 Tapi, Yibo tetap saja merasa tidak enak karena Xiao Zhan sampai di tampar.

 Aku harus memberitahu Ayah.

 •••

Wang Yibo duduk di teras rumah keluarga Wang. Di depannya ada secangkir teh hangat.

Sesaat kemudian, Tuan Wang keluar dan duduk di kursi sebelah putranya.

 "Bagaimana keadaanmu? Apa kamu minum obat dengan baik?" Tanya tuan Wang.

"Iya, sekarang aku merasa lebih baik dan aku yakin, bisa hidup lebih lama." Jawab Yibo dengan suara rendah dengan sedikit keraguan.

 Tuan Wang menatapnya, tanpa sadar dia tersenyum, "Baguslah.. Ayah harap, kamu bisa hidup lebih lama dan menikmati banyak berkat."

 Wang Yibo tercengang, tapi kemudian dia ikut tersenyum.

 Zhan, sepertinya kehadiranmu benar-benar merubah banyak hal..

"Iya, Aku juga, berharap.." jawab Yibo.

 Hening kembali.. tuan Wang menyeduh kopi hitamnya, sementara Yibo hanya menatap lurus ke depan.

 "Oh ya, apa ada sesuatu?" Tanya Tuan Wang karena setelah pindah ke apartemen, Yibo jarang pulang dan kalau pun dia kembali, pasti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.

 "Ibu, datang ke apartemenku."

"..." Tuan Wang Diam dengan dahi yang berkerut, "Oh, benarkah?" Sahut tuan Wang setelah berpikir.

 "Tapi Ayah.. Ibu bukan berkunjung dengan baik. Dia menampar Zhan, lalu menghasut Zhan untuk menyuruhku pulang dengan alasan menikah.

Bisakah Ayah melarang ibu untuk datang lagi ke apartemen?" Jelas Yibo sambil meminta tolong pada Ayahnya.

 Tuan Wang menggertakkan giginya dengan kerutan di wajahnya. Pria paruh baya itu terlihat kesal.

"Wanita itu! Padahal sudah Ayah ingatkan untuk tidak memaksamu. Baiklah, Ayah akan bicara dengannya." Tuan Wang menatap Yibo dengan tatapan meyakinkan, membuat Yibo sedikit menghela nafas lega.

"Baik Ayah."
 
"Oh ya, bukankah apartemen terlalu kecil? Apa kamu tidak berniat membeli rumah saja untuk keluarga kecilmu? Atau, kalian bisa pulang dan tinggal disini saja." Tanya Tuan Wang sembari memberi saran.

Wang Yibo tersenyum samar, "Zhan tidak suka sesuatu yang berlebihan Ayah.. tapi, setelah menikah nanti, kami akan mencari rumah bersama, karena aku ingin Zhan yang memilih bentuk rumah yang dia sukai."

Mendengar penjelasan anaknya, Tuan Wang tersentuh. Dia benar-benar seperti melihat sosok yang berbeda dari anaknya.

"Baiklah, apapun keputusanmu, ingat, Ayah akan selalu mendukungmu."

"Terimakasih Ayah.."

Setelah mengobrol cukup lama, Yibo pamit untuk pulang.

 Tuan Wang masuk ke dalam rumah sambil membawa cangkir yang masih berisi sedikit kopi itu.

Saat melewati ruang tengah, nyonya Wang duduk sambil menonton tv disana dengan santai.

"Jangan pergi lagi ke apartemen Yibo, jangan pernah mengusiknya." Kata tuan Wang secara tiba-tiba.

CINTA ABADI (YIZHAN/END🖤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang