Xiao Zhan membuka matanya perlahan. Langit-langit ruangan yang tak asing membuatnya menghela nafas lega begitu saja.
Zhan mengangkat tangannya hendak menekan kepalanya yang masih terasa sedikit pening, tapi dia terkejut karena ada jarum infus di sana.
"Eh? Ah.." Dia sepertinya baru ingat, setelah mual, sepertinya dia pingsan karena tak mengingat apapun lagi setelah itu.
Wang Yibo datang menghampirinya, "Bunny, bagaimana perasanmu? Apa ada yang sakit?" Tanya Yibo dengan ekspresi yang masih panik.
"Eh? Aku baik-baik saja." Jawab Zhan karena dia merasa tak kenapa-kenapa selain kelelahan.
Xiao Zhan mencoba bangun dan duduk, di bantu oleh Yibo.
"Hah.." pria manis itu mendesah, "Kepalanya masih sedikit sakit. Apa kamu memanggil dokter kesini?" Tanya Zhan.
Yibo mengangguk, "Gu Gege yang datang." Jawab Yibo.
"Lalu, apa katanya? Apa aku baik-baik saja?" Tanya Zhan lagi.
Saat Yibo hendak menjawab, pintu kamar di buka. Tuan Wang datang sambil menggendong Jina.
"Zhan, apa kamu merasa baikan?" Tanya Tuan Wang.
"Eh, paman? Apa paman baru tiba? Maaf karena sepertinya aku kelelahan." Jawab Zhan dengan sedikit kaget karena ini pertama kalinya tuan Wang datang ke apartemen mereka.
Tuan Wang mengangguk, "Tidak apa-apa, sebaiknya kamu lebih banyak istirahat." Kata tuan Wang sambil tersenyum.
Jina mengangguk seolah dia mengerti, "Papa, kapan Jina bisa bertemu adik? Kata Daddy, adik sedang bersama Papa." Tanya Jina dengan polos.
Xiao Zhan tersentak, alisnya bertaut, "Eh? Apa? Adik?" Dia tampak kebingungan. Pria manis itu beralih menatap Yibo, "A-Apa maksud Jina?" Tanya Zhan dengan suara yang sedikit bergetar.
Yibo menggenggam tangan Zhan sambil mengangguk dan tersenyum, "Bunny, keluarga kecil kita akan segera bertambah. Kamu hamil Bunny." Jawab Yibo.
Mata Zhan membulat kaget, tapi kemudian mata itu berkaca-kaca tak percaya, "Be-Benarkah?" Tanyanya sekali lagi untuk memastikan.
Yibo mengangguk membenarkan. Zhan melihat ke arah Tuan Wang dan Tuan Wang pun mengangguk membenarkan.
Air mata Zhan yang tergenang mengalir keluar begitu saja. Dia begitu terharu sembari tangannya mengelus perutnya yang masih rata.
"Ya ampun.. anakku." Guman pria manis itu dengan suara lirih. Perasaan senangnya tak bisa di gambarkan saat ini. Dia merasa seperti benar-benar di berkati karena di beri banyak kebahagiaan.
"Yibo menelpon setelah kamu di periksa. Setelah mendengar kabar ini, saya datang kesini untuk membicarakan pernikahan kalian." Kata Tuan Wang.
"Pernikahan?" Zhan bertanya dengan terkejut.
Yibo mengangguk, "Iya bunny." Yibo berlutut sambil menyodorkan sekotak berisi cincin.
"Zhanzhan, ini mungkin tidak seromatis pasangan yang lain, tapi, aku dengan tulus mengatakan ini. Xiao Zhan, maukah kamu menikah denganku?"
Di depan ayahnya dan anaknya Xiao Jina, Yibo melamar pria manis itu.
Xiao Zhan tak tahan tangis. Yibo melamarnya saja sudah cukup baginya untuk bahagia. Tak perlu berdiri di pinggir pantai dengan bunga, tak perlu pergi ke restoran yang mahal untuk melamar, Cukup seperti saat ini, hal yang sederhana tapi di lakukan dengan tulus dan penuh cinta.
Xiao Zhan kembali meneteskan air matanya sambil mengulurkan tangannya untuk di kenakan cincin tersebut.
"Ya, Aku mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA ABADI (YIZHAN/END🖤)
Fiksi PenggemarSINOPSIS. Yibo dan Zhan adalah sepasang kekasih saat SMA. Tapi karena suatu kejadian, Yibo memilih mengakhiri hubungan mereka, dan pindah keluar negeri di tahun kedua di kelas 3. Setelah masuk universitas, mereka berdua bertemu lagi secara tak terdu...