Suara ketukan kecil yang berasal dari jemari seorang gadis, mengisi kesunyian ruangan. Ruangan yang menonjolkan kemewahan dan kekayaan dengan sudut-sudut yang berisikan emas dan berlian, sama sekali tak menarik bagi Aeris, sang pencinta uang.
Gadis itu termenung, menghela nafas lalu berdecak. Begitu seterusnya selama beberapa menit. membuat Valeria yang berdiri di pinggir ruangan, merasa cemas.
Sejak kejadian tiga hari lalu, yang di mana Duchess meneriakkan kalimat asing yang sama sekali tak Valeria mengerti, sang Duchess menjadi pendiam dan enggan keluar dari kamar.
Aeris mengigit kuku-kuku jari nya, gusar. Dia kira ini hanyalah bunga tidur semata, namun setelah menjelang pagi, dan pagi berikutnya, Aeris masih terjebak di sini. Merasa takut sekaligus tertantang dengan keadaan yang menimpanya sekarang. Tentang masa depan yang menunggunya kalau tak mau bergerak cepat.
Mengingat dari novel yang ia baca jiwanya memasuki novel yang berjudul 'Tryant falling in love' cerita yang berlatarkan zaman kerajaan, dengan kaisar, Grand Duke, Marquess, dan sebaginya.
Cerita bermula ketika Saintess, yang merupakan orang suci, muncul di kekaisaran Valdemar. Sosok gadis cantik, berhati lembut yang mampu menarik minat dan cinta dua orang terpengaruh di kekaisaran. Grand Duke dan kaisar.
Grand Duke—Gavril, tak bisa secara gencar mendekati pujaan hatinya, karena dia sadar, jika saat ini dirinya sudah memiliki pasangan. Aeris. Sang Duchess Argus.
Merasa frustasi akan hal ini, dengan membabi buta ia memenggal istrinya, di depan pelayan yang sedang bertugas.
Dengan itu, sang protagonis pria dan wanita akhirnya bisa bersatu.
Dan masalah dari kisah ini,
"Aku adalah Aeris." Gumam gadis itu kalut. Aeris mengigit bibir bawahnya kuat, menahan agar umpatan indah itu tak kembali mengucur keluar.
Saat ini otak nya sedang bekerja, mencari solusi yang akan dan harus mengeluarkannya dari tepi jurang terjal didepannya. Sedikit salah melangkah, kematian menunggunya.
"Valeria."
"Ya, ya, nyonya?" Pelayan bersurai merah itu mendekat terburu-buru dan langsung menunduk.
"Kau tau, aku dan yang mulia tak memiliki hubungan yang baik." Itu benar. Melihat selama tiga hari setelah siuman, sang protagonis pria itu sama sekali tak menunjukkan batang hidungnya. Dan mengingat, jika pernikahan keduanya hanya beralaskan kertas.
"N-nyonya...." Lirih Valeria prihatin. Tentu saja bukan hanya dia, tapi seluruh pelayan yang ada di mansion ini turut prihatin akan sang Duchess.
Sudah setahun berlalu, namun keduanya masih belum menunjukkan kedekatan. Mereka hanya berjumpa di waktu makan malam. Itu pun, dalam keadaan diam, tak ada yang membuka percakapan.
Sang nyonya yang penakut dan pemalu, dan Grand Duke yang selalu memasang tampang acuh tak acuh.
"Di sini, maksud ku di kekaisaran ini. Bagaimana cara bercerai?" Tanyanya hati-hati takut membuat pelayan polos itu kembali menangis segugukan seperti kemarin.
"Ah! Anda tak bermasu-"
"Jawab saja!"
Mengecutkan bibirnya yang bergetar, Valeria menjawab pelan. Tak paham mengapa Duchess mendadak menanyakan pertanyaan yang berbau sensitif ini.
"Menurut undang-undang, terdapat tiga alasan mengapa perceraian dapat di laksanakan."
"Lanjutkan."
Bahu Valeria merosot ke bawah kala mengerti maksud dan tujuan nyonya nya. Meraup banyak oksigen, gadis itu menjelaskan,
KAMU SEDANG MEMBACA
I became the wife of the male lead {End}
FantasySEGERA TERBIT! Lysandra. Seorang mahasiswi kedokteran, harus menelan pahit kenyataan dan situasi yang menimpa dirinya. Gadis yang memiliki mulut ceplas-ceplos itu, menyadari jika jiwanya terlempar ke dalam tubuh figuran yang merupakan istri dari pa...