#9

57.2K 6.4K 221
                                    

Derit yang berasal dari roda kreta kuda, mengawali pagi hari ini. Dari balik kaca, terlihat anak-anak sedang bermain, dengan antusiasnya.

Seorang pria bersurai hitam legam, berpangku dagu menghadap ke arah pemandangan yang tampak.

Daun-daun berjatuhan, menandakan jika musim gugur, telah tiba.

"Apa yang sedang dia lakukan?" Suaranya mengalun mengisi kesunyian kreta. Sedangkan pemuda yang sedari tadi diam—Leon, menjawab.

"Seperti tiga hari belakangan ini, nyonya sibuk datang dan pergi ke istana. Adakah sesuatu yang anda butuhkan, yang mulia?" Tanyanya.

Gavril menggeleng pelan. Sudah tiga hari dia tak bersitatap langsung dengan gadis itu. Semenjak kepulangan Argio, gadis itu tampak sibuk dikamar nya.

Setelah menyuruh Leon membujuk dan menyogok Valeria, untuk buka suara tentang aktivitas gadis itu, barulah Gavril tau jika istrinya, sedang membuat obat-obatan.

Dan juga, sejak kapan gadis itu pandai dalam hal kesehatan?

Atau, memang Gavril saja yang tak tahu?

"Jadwal ku?"

Leon berdehem seraya menyerahkan dokumen di genggamannya pada Gavril. Pemuda bersurai abu-abu itu tampak gugup menyadari perubahan raut majikannya.

Ini, adalah hal yang paling tidak disukai Gavril. Patroli Duchies. Lebih spesifik nya, Grand Duke memiliki kewajiban setiap sebulan sekali, untuk mengunjungi penduduknya. Memantau secara langsung perkembangan wilayahnya.

Bukannya apa, hanya saja, setiap warga melihatnya, mereka akan bergetar dan bersujud hormat. Tak sedikit pula yang membencinya, menuduhnya sebagai pelaku pembantaian keluarga Grand Duke.

"Kita sudah sampai, yang mulia." Roda kreta berhenti. Leon membukakan pintu, menunggu majikan nya yang masih diam di tempat duduknya.

Beralih ke tempat lain, di suatu pasar yang ramai akan orang-orang dan transaksi jual beli, terlihat seorang pria dan perempuan, berpenampilan seadanya, berjalan di antara kerumunan pasar.

Gadis bersurai coklat terang itu, tak henti-hentinya berceloteh tentang dunia nya. Dan seorang pemuda bersurai kuning keemasan, juga mendengarkan dengan seksama.

Bukan kemauan Aeris untuk berbicara sepanjang ini. Salahkan kaisar benua ini yang tak bosan-bosannya meminta gadis itu untuk menceritakan perkembangan teknologi di dunia asalnya.

"Dokter bisa membedah tubuh dan-"

"Bukankah itu sama dengan tukang jagal?"

Aeris mengatupkan bibir kala mendengar celetukan pria tampan di sampingnya ini.

Dahi nya mengerut, memproses ucapan Argio di dalam kepalanya. Tukang jagal? Tak lama, maniknya melebar tak terima. Kaisar macam apa ini?!

"Hei, yang mulia! Dokter dan jagal itu berbeda, ya! Dokter membedah tubuh, untuk menyembuhkan. Kalau tukang jagal kan, memang bertujuan untuk membunuh." Dumel nya seraya berkacak pinggang.

Alis Argio tertarik keatas. Bibirnya manggut-manggut saja. Walupun sedikit kurang paham akan setiap kalimat yang gadis itu ucapkan.

"Ya, anggap saja begitu." Jawabnya sembari mengangkat kedua tangannya ke udara.

"Sekarang, kita akan melihat reaksi obat mu. Sudah dua hari berlalu, seperti yang kau katakan, seharusnya sakit kepala orang yang mengonsumsi nya sudah mereda."

Aeris mengangguk cepat. Dua hari yang lalu, dia dan Argio pergi ke salah satu pemukiman warga, untuk menguji obat pereda nyeri kepala yang gadis itu buat.

I became the wife of the male lead {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang