17 : Lodging

962 140 25
                                    

Di malam yang gelap, terdapat sepasang manusia tengah berdiri disebuah halte bis. Kedua orang itu sedang menunggu bus untuk mereka pulang.

Y/N berjalan bolak-balik sambil sibuk memainkan smartphone milikinya. Lebih tepatnya mencoba menghubungi seseorang. Sudah 3 jam mereka berada di sana tapi tak ada satupun bus yang datang. Yuta hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerik gadis itu, dia tahu gadis itu merasa panik.

Mereka habis menjalankan misi di Setagaya. Awalnya mereka diantara oleh Ijichi tapi kini dia tidak bisa menjemput karena ada urusan. Mereka juga sudah meminta seseorang dari sekolah tapi tidak ada satupun yang bisa.

"Gawat ini sudah jam 10 malam!" ucap Y/N yang panik karena ternyata hari sudah sangat larut.

"Tenanglah, Y/N-san. Mungkin ada taksi yang akan lewat," ucap Yuta mencoba menenangkan Y/N.

"Tapi ini sudah sangat malam atau aku pakai teleportasi saja ya?"

"Jangan! Jaraknya cukup jauh. Entah apa yang akan terjadi jika kau menggunakannya."

"Ck... Punya kekuatan tidak berguna sama sekali!" celetuk Y/N.

Keduanya terdiam. Memikirkan cara untuk mereka pulang. Tapi sepertinya percuma, hari sudah semakin larut dan pastinya aktivitas transportasi umum sudah berhenti.

"Tidak ada pilihan lain, bagaimana kalau kita menginap saja?" ucap Yuta.

Y/N menghela nafas, "baiklah."

Keduanya pergi mencari tempat penginapan. Tak butuh waktu yang lama mereka sudah menemukannya. Lokasinya tak jauh dari halte tadi. Langsung saja Y/N menemui wanita pemilik penginapan dan memesan dua kamar untuk mereka menginap.

"Maaf tapi hanya tersisa satu kamar."

Mata Y/N terbelalak mendengar ucapan pemilik penginapan. Hanya ada satu kamar di penginapan tersebut. Hari sudah semakin larut dan tidak mungkin mereka harus mencari penginapan lainnya. Y/N menundukkan kepalanya, memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan.

"Tidak apa-apa, kami akan menginap satu malam," ucap Yuta menerima untuk mengambil kamar tersebut.

Y/N menatap Yuta. Ia terkejut dengan ucapannya yang begitu mudahnya menerima kamar tersebut. Ia tidak mengerti lagi dengan kebodohan lelaki itu.

"Baiklah, siapa nama kalian?" tanya pemilik penginapan.

"Okkotsu Yuta dan dia Fuj-"

"Okkotsu Y/N!" teriak Y/N memotong ucapan Yuta.

Y/N tahu bahwa ucapannya tidaklah benar. Yuta dan dirinya tak memiliki hubungan apapun, tapi ia harus melakukannya untuk kebaikan mereka. Bayangkan jika pemilik penginapan itu tahu bahwa marga mereka berbeda, dia akan berpikiran aneh dan mungkin saja akan tersebar gosip tidak mengenakan.

"Baiklah, akan ku tunjukkan kamarnya." Pemilik penginapan tersebut mengantarkan Yuta dan Y/N ke kamar yang telah dipesan mereka. Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai disebuah ruangan dengan nuansa tradisional, dimana hanya ada futon untuk mereka tidur.

"Anu... Apakah tidak ada futon lagi?" tanya Y/N yang hanya melihat satu futon dengan dua bantal dan selimut.

"Tidak ada. Ngomong-ngomong hubungan kalian apa?"

Mendengar pertanyaan itu, Y/N memalingkan wajahnya ke arah Yuta. Lelaki itu juga memandangnya dan ia masih bingung dengan Y/N yang mengubah marganya dengan marga miliknya. Y/N yang tahu bahwa lelaki itu tidak akan membantunya untuk menjawab pertanyaan, akhirnya ia menjawabnya dengan asal.

"Ahaha... Kami hanya saudara. Laki-laki ini adalah kakakku dan aku adiknya," jawab Y/N sambil menggaruk pipinya.

"Begitu, ya. Selamat beristirahat!"

Pemilik itu akhirnya meninggalkan mereka berdua. Y/N menghela nafasnya, lega karena satu masalah sudah selesai. Dan kini ia harus menghadapi masalah lainnya, yaitu berbagi kamar oleh seorang laki-laki.

"Anu... Y/N-san," panggil Yuta.

"Ya?"

"Kenapa kau menggunakan margaku?"

Akhirnya datang juga pertanyaan bodoh dari seorang Yuta. Y/N menghela nafas, ia mencoba bersabar untuk menjawab pertanyaannya.

"Okkotsu Yuta-kun, kau tahu kan apa yang dilakukannya sepasang kekasih di satu kamar?"

Mendengar ucapan Y/N membuat semu merah muncul diwajah Yuta.

"Sepertinya aku mengerti."

"Baguslah." Y/N bernafas lega.

"Kalau begitu aku akan tidur dilantai. Kau tidur di futon saja," ucap Yuta.

"Eh? Nanti kau kedinginan, Aku tak masalah berbagai denganmu, sih," ucap Y/N dengan wajah yang merona.

Mendengar hal itu Yuta mengukir senyuman. Lalu ia membuka seragam berwarna putih miliknya, menyisakan kaos hitam. Y/N yang melihat Yuta membuka seragamnya membuat pikirannya entah kemana. Yuta membaringkan tubuhnya di futon lalu menatap Y/N yang masih mematung.

"Ayo cepat, Sudah saatnya tidur kan?" ucap Yuta.

Y/N tersadar dari lamunannya, segera ia membuka jaket biru dongker miliknya lalu menaruhnya. Kemudian, ia duduk di futon itu.

"Ini adalah wilayah ku, jangan memasuki area ini!" ucap Y/N sambil membuat garis tak terlihat dengan tangannya.

"Baiklah."

Y/N mengambil selimut, hendak menyelimuti dirinya. Tapi tiba-tiba Yuta mengucapkan kata bodoh lainnya sehingga ia terdiam sejenak.

"Dipikir-pikir jika kau mengunakan margaku kita seperti suami istri, bukan? Kenapa tidak bilang saja seperti itu."

Wajah Y/N memerah mendengar ucapan Yuta. Ia tidak mau menjelaskan pertanyaan konyol itu. Y/N langsung menarik selimutnya dan berbaring. Ia menghadap ke arah berlawanan dengan Yuta, tak mau wajah malunya terlihat olehnya.

"Pikir sendiri dasar bodoh!"

Yuta menatap punggung Y/N yang terbalut selimut. Ia menyunggingkan senyuman. Yuta sadar apa yang telah ia katakan. Tapi ia tidak merasa bersalah sama sekali dengan ucapannya.

"Katakan itu pada orang yang kau suka," lirih Y/N tapi bisa terdengar sampai telinga Yuta.

Yuta menatap keatas. Mengukir senyuman atas perkataan gadis disampingnya.

'Aku menyukaimu tidak masalah, kan?'




















📢: Bisa yok bisa tamat bulan ini.

Timesheet (Okkotsu Yuta x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang