18 : Initial Step

959 138 0
                                    

Sinar matahari menerobos masuk ke sebuah jendela ruangan. Dimana ruangan tersebut terdapat dua pasang manusia yang masih tertidur lelap. Keduanya tidur saling berhadapan. Perlahan mata si gadis terbuka, pandangan yang buram perlahan menjadi jernih.

"Eh?"

Y/N terkejut ketika melihat wajah Yuta tertidur tepat dihadapannya. Untung saja lelaki itu masih menutup matanya jika tidak Y/N akan sangat malu dengan posisinya yang hanya berjarak satu jengkal. Bukannya menghindar Y/N malah menatap wajah milik Yuta. Ini pertama kalinya ia melihat Yuta yang tertidur seperti bayi. Gadis itu terkekeh pelan, rasanya ingin ia potret wajah itu dan mengirimnya ke Gojou.

"Hm...?" Yuta menggeliat. Matanya perlahan mulai terbuka. Y/N yang melihat itu langsung menjauh.

"Ohayou, Y/N-san." Yuta bangun dari tidurnya. Ia mengusap matanya lalu merenggangkan tubuhnya yang kaku karena tidur.

"O-ohayou," balas Y/N yang merona karena menatap Yuta tadi. Berharap lelaki itu tidak menyadarinya.

"Bus pertama akan tiba jam 6 pagi, bersiaplah," lanjut Y/N lalu pergi kemar mandi untuk membasuh mukanya. Yuta hanya mengangguk karena dirinya masih mengumpulkan nyawanya.

Y/N menyalakan keran, lalu membasuh wajahnya dengan air. Ia menatap kaca yang ada dihadapannya, memantulkan wajahnya yang basah hingga terkena kemeja putihnya. Tapi ia tidak peduli dengan hal itu. Pikirannya masih teringat dengan dirinya yang terus memandang wajah Yuta saat tidur. Tunggu! mengapa ia harus memikirkan hal itu lagi? Bukankah, Ia harus melupakan perasaan ini. Tapi kenapa perasaan itu malah semakin menjadi ketika ia terus bersama dengan lelaki itu.

"oh, ayolah. lupakan dia!"

Y/N mengeringkan wajahnya dengan handuk. Lalu menyisir rambutnya yang berantakan. Beberapa lama kemudian, Y/N kembali ke kamar. Sampai disana terlihat Yuta yang sudah mengenakan seragam putih miliknya.

"Oh, Y/N-san sudah keluar. Kalau begitu aku ke kamar mandi dulu."

Gadis itu hanya mengangguk. Lalu kembali terdiam ketika lelaki itu pergi. Y/N menghela nafasnya, ia sudah sangat lelah dengan situasi yang membingungkan saat ini. Y/N menggambil jaket Jujutsu miliknya dan memakainya.

Tak lama kemudian Yuta keluar dari kamar mandi. Ia nampak lebih segar karena telah mencuci wajahnya. Lelaki itu mengambil katana miliknya lalu menaruhnya dipunggung.

"Ngomong-ngomong mau sarapan dulu?" tanya Yuta.

"Sepertinya aku akan sarapan disekolah saja," jawab Y/N sambil bersiap-siap.

"Baiklah."

Setelah semuanya siap akhirnya mereka pergi menuju halte bus dan pas sekali saat mereka tiba bus telah datang, langsung saja mereka masuk kedalam. Bus tersebut terlihat masih sepi, mungkin karena ini masih sangat pagi. Masih ada banyak tempat tetapi Yuta memutuskan untuk duduk di samping Y/N. Tak perlu waktu lama bus itu jalan. Y/N sibuk memainkan smartphone miliknya, ia lupa mengabari orang disekolah bahwa dirinya dan Yuta menginap. Yuta hanya menatap gadis yang ada disampingnya itu. Selama perjalanan keduanya hanya diam sampai tak terasa mereka sampai ditempat tujuan.

.

.

.

"Ya ampun kalian darimana saja, kami sangat cemas tahu!" ucap Panda memasang raut wajah khawatir.

Saat tiba disekolah mereka berdua disambut oleh Panda, Maki, dan Toge yang kebetulan akan berlatih dilapangan.

"Banyak hal yang terjadi sehingga kami terpaksa menginap," jawab Yuta sambil menggaruk tengkuknya.

"Jadi begitu. Kami akan latihan, kalian mau iku?"

"Aku akan ikut setelah mandi. Aku belum mandi sejak semalam," jawab Y/N lalu melangkah masuk ke asrama. Begitu juga dengan Yuta yang ikut melangkah menuju kamarnya.

"Baiklah, sampai bertemu nanti," ucap Panda sambil melambaikan tangannya.

Maki masih memproses ucapan Yuta yang mengatakan telah menginap. Itu artinya Yuta bersama dengan Y/N semalaman. Apa yang mereka lakukan disana? Apakah mereka tidur bersama? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya. Maki tahu dia mengatakan pada Y/N untuk tidak mengalah, tapi kenapa rasanya sakit. Maki merasa tertinggal jauh dari Y/N, ia sudah membuat keputusan. Keputusan yang akan menentukan jawaban dari perasaannya itu.

.

.

.

Y/N mengelap keringatnya yang bercucuran dengan tangannya, ia sangat lelah sehabis berlatih. Padahal hari ini adalah musim gugur dan udara terasa dingin, tapi tetap saja ia masih bisa merasa gerah.

Maki yang juga sudah lelah memutuskan untuk ikut duduk disamping Y/N. Sebenarnya, bukan itu saja tujuannya tetapi ada sesuatu yang harus ia katakan pada gadis bersurai hitam itu.

"Y/N, ada yang ingin kukatakan."

"Apa itu?" tanya Y/N sambil mengibaskan tangannya.

"Aku akan menyatakan perasaanku pada Yuta."

Seketika keheningan terjadi. Y/N terdiam setelah mendengarkan ucapan Maki. Hatinya terasa sakit, rasanya ia ingin menangis. Tapi untuk apa, bukankah itu tujuannya? Harusnya ia sangat senang karena tujuannya berhasil.

Y/N mengepalkan tangannya lalu ia mengukir sebuah senyuman untuk menutupi kesedihannya itu.

"Begitu, ya. Semoga berhasil Maki! Aku yakin dia pasti akan menerimamu."

"Maaf, ya. Aku harus maju duluan."

"Tidak apa-apa, kok. Memang seharusnya begitu bukan?"

Maki tersenyum mendengar jawaban positif dari Y/N. Kemudian, ia memberitahu Y/N bahwa ia akan menyatakan perasaannya pada hari Natal. Memang hari tersebut adalah moment yang sangat pas untuk mengungkapkan isi hati seseorang. Maki juga meminta bantuan pada Y/N untuk mengatur waktu dan tempat yang cocok, tentu saja gadis dengan iris cokelat gelap itu mau melakukan.

"Terima kasih, Y/N. Kau memang sangat baik."

Y/N hanya membalasnya dengan senyum.

Maki teringat ia ada janji dengan Nobara. Jadi, ia berpamitan pada Y/N dan pergi meninggalkan gadis itu sendiri.

Y/N menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya. Sakit rasanya tapi ia tidak boleh menangis. Y/N menghela nafasnya lalu menatap langit sore yang berwarna oranye. Akhirnya, tujuannya akan tercapai dan perasaan itu akan segera berakhir.





























To be continue

Timesheet (Okkotsu Yuta x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang