21 : Truth

1.1K 158 18
                                    

"Wah... Dingin." Y/N menghembuskan nafasnya, terlihat asap dingin keluar dari hidungnya. Kemudian, ia menggesekkan kedua telapak tangannya berharap membuatnya terasa hangat.

"Sepertinya, musim ini akan terasa lebih dingin dari tahun kemarin," ujar Yuta.

"Kenapa kita harus dapat misi disaat musim dingin, sih?" seru Y/N.

Hari ini Yuta dan Y/N harus melaksanakan misi di sebuah bukit yang diinformasikan terdapat kutukan disana. Meskipun, bersalju dan cuaca sangat dingin mereka harus melakukan tugas mereka sebagai penyihir Jujutsu.

"Mereka dimana, sih. Aku ingin cepat-cepat masuk kedalam Kotatsu!" celetuk Y/N.

Tak lama kemudian keduanya merasakan aura kutukan yang sangat besar. Segera mereka menunju tempat kutukan tersebut.

"CK... Salju ini sangat menggangu," umpat Y/N. Mereka tidak bisa berlari dengan cepat karena salju yang mempersulit langkah mereka.

Akhirnya mereka berhasil sampai ditempat kutukan tersebut. Terlihat kutukan dengan bentuk aneh tapi mirip seperti beruang. Kalau saja Panda disini, mungkin mereka adalah lawan yang cocok.

Yuta dan Y/N memasang kuda-kuda, bersiap menyerang kutukan tersebut. Merasa terancam, kutukan tersebut menyerang terlebih dahulu. Yuta menahan kutukan tersebut dengan katana miliknya. Sedangkan, Y/N hendak menebas kutukan itu dari belakang.

"Yosh, akhirnya aku bisa masuk ke Kotat- Argh...." belum selesai dengan kalimatnya, kutukan tersebut menyambar Y/N hingga gadis itu terhempas sampai dipinggir jurang.

"Y/N!" teriak Yuta.

"Yu- kyaa...." salju yang Y/N pijak runtuh dan akhirnya gadis itu terjatuh kedalam jurang.

Mata Yuta membulat melihat Y/N terjatuh ke jurang. Sehingga, kini lelaki itu diselimuti oleh amarah. Yuta menyerang kutukan tersebut dan menebasnya tanpa ampun. Kutukan itu tak bergeming karena lelaki itu menyerang dengan sangat cepat. Tak memerlukan waktu yang lama akhirnya kutukan tersebut lenyap. Segera Yuta turun ke jurang mencari sang gadis di tumpukan salju.

"Y/N-san kau dimana?" Yuta melihat sekeliling tapi ia tidak bisa keberadaan sang gadis.

Angin dingin semakin kencang. Perkiraan cuaca juga mengatakan bahwa akan ada badai salju. Yuta lupa dengan hal itu, ia semakin panik. Ia menggali tumpukan salju berharap menemukan gadis itu.

"Y/N-san!" panggilnya sekali lagi berharap pemilik nama itu meresponnya.

Netra biru gelap milik Yuta tertuju pada sebuah tumpukan salju yang tinggi. Ia berfirasat bahwa gadis yang ia cari berada disana. Yuta menggali tumpukan tersebut dan benar saja, ia menemukan Y/N dengan keadaan pingsan dan tubuh yang kaku.

"Y/N-san bertahanlah." Yuta menggendong gadis itu dengan gaya bridal. Ia melihat ke sebuah gua dan memutuskan untuk berteduh disana. Badai salju akan datang dan menurutnya akan bahaya jika ia masih berada diluar.

Yuta masuk ke gua tersebut. Didalam sana cukup gelap tapi ia tidak memperdulikan hal itu. Kini yang terpenting adalah keselamatan Y/N.

Yuta menyenderkan gadis itu didinding gua. Lalu ia segera membuat api untuk menghangatkan tubuh mereka. Tak butuh waktu lama ia berhasil menyalakan api. Yuta memeluk Y/N dan mendekatkannya ke api, berharap gadis itu merasa hangat.

"Y/N sadarlah."

Yuta merasa cemas. Tak ada tanda-tanda gadis itu akan bangun. Ia sangat takut, takut akan kehilangan seseorang yang berharga baginya. Ia sudah kehilangan Rika, apakah ia akan kehilangan Y/N juga?

Yuta jadi teringat perkataan Maki saat itu.

"Yuta, ada yang ingin aku sampaikan."

"Apa itu?"

"Sebelumnya aku ingin bertanya. Apakah kau berpikir bahwa Y/N dan Rika itu sama?"

"Kalau boleh jujur, awalnya aku melihat Y/N itu seperti Rika. Tapi aku tidak sepenuhnya beranggapan seperti itu. Mereka itu berbeda dan mempunyai ciri khas masing-masing. Aku merasa bersalah berpikiran bahwa Y/N adalah Rika."

Maki tersenyum mendengarkan jawaban Yuta.

"Begitu, ya. Sebaiknya kau segera menjelaskan padanya atau kesalahpahaman ini akan terus berlanjut."

"Apa maksudmu?"

"Dengar, Y/N itu menyukaimu tapi ia beranggapan bahwa kau menyukainya karena Rika."

Mata Yuta terbelalak mendengar ucapan Maki. Sekarang ia paham, alasannya Y/N selalu menjauhinya. Yuta mengepalkan tangannya, Ia merasa sangat bodoh karena tidak menyadari hal itu.

"Cepat katakan padanya sebelum terlambat bodoh!"

Yuta mendekatkan bibirnya ke telinga Y/N. Ia membisikkan sesuatu walaupun ia tahu bahwa gadis itu tak akan mendengarkannya.

"Aku mencintaimu, jadi tolong bangun." Yuta mengecup dahi milik Y/N.

Jari tangan milik Y/N berkutik. Gadis itu menggeliat. Perlahan mata miliknya terbuka. Ia melihat Yuta yang kini memandangnya dengan tatapan khawatir. Y/N berusaha untuk berbicara, walaupun bibirnya merasa sedikit kaku karena kedinginan.

"Yu-ta."

Mendengar namanya disebut, Yuta tersenyum. Akhirnya gadis itu sadar dan kekhawatirannya sedikit mereda.

Saat ini pikiran Y/N sangat kacau sehingga ia tidak peduli dengan Yuta yang memeluknya. Badan Y/N menggigil, ia merasa sangat dingin walaupun sudah berada didekat api.

Yuta yang menyadari hal itu mendekatkan wajahnya pada wajah Y/N, menyatukan bibir mereka. Kemudian, melumat halus bibir milik Y/N. Ia berharap dengan ciumannya tubuh gadis itu menjadi hangat.

Y/N membelakak apa yang dilakukan lelaki itu saat ini.

"Eh?!!"





























Nyengir kalian

Timesheet (Okkotsu Yuta x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang