12

253 22 21
                                    

...................................

..................................

.................................

................................

...............................

..............................

.............................

............................

..........................

......................

Gelap.....




Hanya itu yang bisa dirasakan Jina....

Saat ini dia berada di ruangan gelap. Tidak ada apapun disana kecuali kegelapan. Dia melihat sekeliling dan tidak menemukan apapun selain kegelapan.

Dahinya mengkerut karena bingung bagaimana dia bisa berada di sini, terakhir kali dia ingat dia sedang berjalan di koridor berharap dapat menemukan Kayla. Namun, saat sedang berjalan tiba tiba kepalanya merasa pusing.Disaat yang bersamaan juga dia mendengar bisikan entah dari mana yang membuat dia makin waspada.

'aku menunggumu'

kepalanya terasa semakin berat tidak tahan lagi, dia masih sempat melihat sekeliling untuk memastikan siapa yang berbisa tadi, tapi tidak menemukan siapapun disana, matanya memberat lalu ia pun tidak sadarkan diri dan berakhir di tempat ini.

"Apa aku barusan diculik"hanya itu yang bisa dipikirkan Jina, dia masih melihat sekeliling dengan waspada, memikirkan siapa yang berani menculiknya.

Di saat dia sedang fokus mengamati, dia merasakan sebuah tangan memegang puncak kepalanya, Jina dengan reflek yang baik, langsung berbalik dengan tangan yang sudah siap untuk memukul siapapun yang berani menyentuhnya.

Jina sedikit tertegun karena melihat orang itu, dia memiliki rambur berwarna merah yang sama dengannya, namun dengan gaya rambut yang agak ke atas, memiliki mata merah delima yang sama dengannya, dilihat dari pakaiannya yang agak berbeda dari semua pakaian yang dia lihat di toko. Orang itu menatapnya dengan senyum canggung, sepertinya bingung bagaimana cara memulai percakapan.

"Erm...hai" suara berat terdengar saat orang itu mulai bicara, dia masih memberikan senyum canggung kepadanya.

"SIAPA...KAU..."?Tanya Jina dengan mata melotot ke arah pria itu, terdengar jelas ia menekan setiap katanya dalam berbicara, orang itu hanya bisa tersenyum canggung lagi.

"A...aku minta maaf karena membuatmu sakit kepala tadi?"ucapnya sambil menggaruk tengkuknya, sedangkan Jina masih menatapnya dengan tajam.

"Sekali lagi aku bertanya siapa kau...dan apa yang kau inginkan"ucap Jina sambil terus menatapnya tajam.

"K...kumohon t...tenanglah...a....ku b....b....bukan musuhmu..aku hanya ingin bertemu denganmu"jawabnya tergagap saat berbicara yang membuat Jina sedikit menyeringai saat mengetahui bahwa pria itu takut dengannya.

"Sebaiknya kau beritahu siapa dirimu...aku tidak ingin berbasa-basi sekarang"ucap Jina dengan dingin.

"baiklah-baiklah...namaku Jin"jawab pria itu yang telah diketahu namanya Jin, Jina merasa aneh karena nama pria itu terasa familiar dengan namanya dan Jino.

Reinkarnasi (Monkart Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang