10

279 23 6
                                    

Suasana riuh memenuhi kelas 12, terlihat jelas bahwa kelas tersebut belum memulai pembelajaran mereka. Terlihat Jina sedang bermain dengan ponselnya. Rambut panjangnnya yang bewarna bunga lily laba-laba merah,rambutnya di ikat setengah ekor kuda membiarkan sisanya terurai bebas. Dia menatap bosan seluruh isi kelas. Ia pun berangkat dari bangkunya.

" Aku izin ke toilet, jika ada guru tolong bilang padanya aku ke toilet" Dia berkata kepada teman sebangkunya,Kayla.

"Baiklah, cepatlah kembali"jawab Kayla. Mendengar respon temannya Jina pun pergi keluar kelas.

setelah Jina pergi terlihat ada tiga orang menatap kepergiannya dengan dendam,sang ketua Ghea menatap kesal Jina yang pergi keluar kelas. dia bisa merasakan bulu kuduknya meremang karena kemarahan yang membara.Hatinya panas tak terkendali.Gita yang melihat ketuanya bersikap seperti itu berinisiatif membantunya.

"jangan khawatir,kita akan membalasnya berkali-kali lipat"Gita memberikan senyuman seringai kepada Ghea dan Gita. Lalu ia beranjak dari bangkunya berniat keluar kelas. Kayla yang melihat Gita hendak pergi pun menghadangnya.

"Kau mau kemana?" tanya Kayla dengan suara sarkas.

"Tentu saja pergi keluar, kau pikir aku akan betah berada di dalam ruangan panas ini berjam-jam"jawab Gita dengan suara takkalah sarkas. Gita segera pergi tanpa menunggu jawaban dari Kayla.

"Semoga saja ia tidak membuat hal merepotkan "pikir Kayla. Kayla memilih mengabaikannya dan melanjutkan kembali kegiatan yang ia tunda.

Sementara di sisi lain Eliie,Dennis,Louis, dan Nickkel berkumpul dan membicarakan sesuatu.

"Kalian menemukan sesuatu tentang keluarga Hayst?"tanya Dennis mewakili pembicaraan mereka.

"Tidak, aku mencoba mencari lebih dalam, tapi hasilnya selalu sama. Seperti mereka benar-benar menutup rapat identitas mereka"jawab Nickkel terdengar helaan napas rendah darinya yang menandakan ia frustasi dengan jawaban yang ia dapatkan.

"Sebenar apa motif Jin sekarang, dia seperti memiliki masalah sendiri"Louis menhela napas karena masih belum menemukan jawaban yang ia cari.

"Dan sikapnya juga berbeda, Jin yang kita kenal adalah orang yang baik, ceria, selalu optimis, dan pekerja keras. Dan sekarang ia menjadi orang yang dingin, dan pendiam. Apakah sesuatu terjadi kepadanya sehingga membuatnya menjadi seperti itu" Ellie menjelaskan dengan panjang karena bingung dengan situasi yang terjadi.

mereka yang mendengarnya juga perfikir mengapa Jin, orang yang selalu ceria bisa menjadi orang yang dingin, apa yang terjadi dengan kehidupannya yang membuatnya menjadi orang yang tidak mereka kenal.

sementara mereka memikirkan pertanyaan mereka yang berlika-liku, di sisi lain, di tempat yang berbeda di salah satu sudut ruangan sekolah terlihat seorang perempuan berambut hijau toska dengan hiasan kepala bewarna merah dan tidak lupa hiasan topi kecil di kepalanya. Ia memegang sebuah gantungan dengan berbagai macam kunci, seringai kecil terpapar di bibirnya. Orang itu yang tak lain adalah Gita menatap gantungan tersebut dengan senang yang membara di hatinya.

''Kali ini kau tidak akan lolos, Jina Rossabella."seringai Gita semakin melebar lalu pergi menuju toilet dimana Jina berada. saat dia telah sampai di toilet ia bisa melihat bahwa Jina baru saja mencuci tangannya watafel. Melihat jina yang tidak menyadari keberadaannya Gita pun menutup pintu toilet dengan sangat pelan sehingga Jina tidak menyadarinya. Lalu dia langsung mengunci toilet tersebut dengan kunci yang dia bawa.

setelah rencananya telah selesai, Gita segera berlari ke ruang penjaga di mana dia mengambil gantungan tersebut. Setelah mengembalikannya ke tempat semula Gita segara menuju ruang kelasnya dengan hati yang gembira. 

dia berfikir kalau rencana yang dia buat belum cukup, bisa saja Jina berhasil keluar jika ada orang lain tidak sengaja melewati toilet dan mengetahui ada orang terkunci dan mengeluarkannya. diapun pergi ke kelasnya dan berhenti di depan pintu kelasnya, dia mengambil sesuatu di dalam saku seragamnya yang rupanya sebuah gel yang sangat lincin. 

Dia mengoles gel tersebut di bawah lantai lalu mengolesnya lagi di gagang pintu kelasnya, setelah itu dia tersenyum senang, dia akhirnya memasuki kelasnya tanpa memegang gagangpintu tersebut. Dia memasuki kelas dengan senyum besar di wajahnya, tentu saja senyuman itu bukanlah senyum yang baik. Orang-orang menatapnya bergidik ngeri.

Kayla menatapnya dengan curiga, Ghea dan Gina sedikit heran dengan perasaan senang teman mereka, Ellie, Dennis, Louis, dan Nickkel menatapnya aneh. Kayla mengabaikannya dan melihat kearah jam dinding yang telah menunjukkan pelajaran berikutnya. pelajaran tersebut adalah pelajaran saints, yang diajar oleh Miss Rillie yang terkenal dengan guru paling killer di sekolah mereka.

Kayla yang mengetahuinya langsung mengambil ponselnya dan menelpon Jina karena Jina telah lama pergi dan belum kembali, dia takut kalau Jina akan mendapat masalah dari Miss Rillie.

"Hey Jina apa kau masih lama berada di toilet.

" Sebentar lagi selesai, memangnya ada apa?"

"Pelajaran berikutnya adalah saints, kau tahu kan bagaimana perlakuan Miss Rillie jika ada murid yang telat mengikuti pelajarannya kan."

"Hmn, sebentar aku lagi di jalan, sebentar lagi aku akan sampai"

Setelah selesai menelpon Jina Kayla kembali menutup ponselnya dan pergi melakukan aktivitas lainnya, Gita yang mendengarnya kesal karena ternyata Jina berhasil keluar dari tolet, tapi dia masih tersenyum karena dia yakin rencana eduanya akan berhasil.

lalu terdengar suara ketukan di lantai, mengetahui akan ada orang yang masuk, para murid kembali duduk ke tempat mereka karena berfikir bahwa Miss Rillie yang akan masuk kedalam kelas. Pintu  kelas terbuka, bukannya Miss Rillie melainkan, Jina yang memasuki ruangan kelas dengan santai. Gita menatapnya tidak percaya dan marah. Jina pun langsung menuju bangkunya.

" Hey!!apa aku terlambat?"tanya Jina

" Tidak, kau tepat waktu"jawab Kayla

Gita mentap Jina dari jauh melihatnya dengan tatapan tak percaya, matanya melebar dan menatapnya dengan kesal. Lalu tiba-tiba pintu kelas terbuka lagi lalu terlihat Miss Rillie, wanita berambut pirang kekuningan, mata yang bewarna hijau emerlad dengan bulu mata lentik, dan sedikit bintik-bintik diwajahnya. Dia memakai kemeja putih dengan rok pendek bewarna ungu lilac. 

Wanita tersebut berjalan dengan anggun, tetapi saat ia memegang pegangan pintu, tangannya tergelincir  sehingga membuatnya jatuh kedepan tapi untung saja dia bisa berpegangan di meja yang tepat berada di hadapannya.

bisa dilihat bahwa memerah dan kumpulan asap berada di atas kepalanya, nafasnya memburu, matanya menatap tajam seluruh penghuni kelas yang menatapnya takut. Gita yang lebih parah, keringan berkujur membasahi tubuhnya, dia merasakan hawa yang naik turun di sekitarnya, bulu kuduknya merinding, dan badannya bergetar hebat.

" Jadi, sepertinya ada yang berbuat ulah hmn ?"tanya Miss Rillie dengan suara rendah, semua murid merasa bahwa sebentar lagi akhir kehidupan mereka, walaupun tidak semua murid. Jina tidak terlihat ketakutan, malahan dia terlihat santai tapi sedikit serius.

" Dan tidak ada yang mengakuinya?" tanya Miss Rillie, tetapi semuanya tetap diam.

" baiklah, kalau begitu kalian akan kuberi ulangan dadakan untuk materi berikutnya, jadi SIAPKAN SEGERA!!!!!!!!!"

"APAAAAAA!!!!!!!!!"

TBC

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Mohon maaf kepada para reader yang nunggu cerita ini....😥😥

author lagi sibuk karena banyaknya tugas yang menumpuk....dan juga karena udah lama nggak nulis jadi author udah lupa....sekali lagi maaf ya....

Dan juga author sedang sibuk karena sebentar lagi bakal lulus dari SMP jadi mohon pengeetiannya....

Sekian dari saya mohon maaf banget jika cerita ini kurang menarik atau udah bosan nungguin.....🙏🙏🙏🙏

Sekian sampai juga berikutnya

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹



Reinkarnasi (Monkart Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang