[FASE 2; DARK-ROMANCE]
Kisah mereka belum benar-benar usai.
Setelah memasulkan kematiannya, Akselio Kastara Nalendra semakin memiliki obsesi kuat untuk memiliki Brianna. Permasalahan yang diciptakan, membuat dirinya harus lebih keras untuk berjuang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hola, coba update di pagi hari, kira-kira ada yang gercep baca enggak ya? Hehe..
Anggap aja ini double update yaa
Jangan lupa untuk menekan tanda vote dan komentar disetiap paragraf dicerita ini yaa. Dilarang jadi siders lohh
Jangan lupa juga untuk follow akun tiktok dan instagram dengan user @trislanggi. Supaya kalian bisa dapetin spoiler next parnya.
Happy Reading semua bestie Ala! Semoga suka dengan bagian ini. 💖💖
____________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
35. SEBENARNYA PEDULI
Seorang lelaki berjalan masuk ke dalam apartment miliknya, setelah beberapa saat harus keluar untuk membeli camilan bersama makanan berat lainnya untuk tunangannya yang kini sedang tertidur pulas.
Senyum tipisnya merekah. Ia senang Brianna memanfaatkannya ketika gadis itu dalam keadaan kacau. Brianna meminta langsung untuk tidur di apartmentnya malam ini karena tidak ingin sendirian.
Aksel menaruh plastik belanjanya ke atas meja. Lalu berjalan menuju kamar miliknya tempat gadis itu berada. Lelaki itu memutar knop pintunya pelan memasukkan kepalanya.
Kamarnya sangat gelap, hanya ada lampu tidur yang menyala. Aksel harus membangunkan Brianna karena gadis itu belum sempat makan dan mandi. Setelah pulang sekolah. Brianna langsung ke tempat tidur dan berbaring di sana, sampai saat ini belum bangun dati tidurnya.
"Sayang, bangun dulu, yuk, kamu harus makan." Aksel menyalakan lampu utama sampai ruangan itu terang benderang.
Berjalan ke sisi kasur tempat Brianna berada. Tangannya mengelus selimut yang dibawahnya terdapat Brianna. "Bee,"
Aksel mengerutkan keningnya. Ia merasa memegang sesuatu yang empuk, Aksel segera menyibak selimutnya. Matanya terbelalak, tak ada Brianna di sana.
