[FASE 2; DARK-ROMANCE]
Kisah mereka belum benar-benar usai.
Setelah memasulkan kematiannya, Akselio Kastara Nalendra semakin memiliki obsesi kuat untuk memiliki Brianna. Permasalahan yang diciptakan, membuat dirinya harus lebih keras untuk berjuang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hola! Ala kembali membawa update cerita ini. ❤🔥
Kalian baca bagian ini jam berapa?
Tim gercep atau tim ngumpulin chapter?
Sebelum scroll lebih lanjut. Jangan lupa untuk menekan tanda vote dan penuhi chapter ini dengan komentar antusiasme kalian. 💞
Sekadar pemberitahuan. Kalian harus banget follow instagram dan tiktok dengan user @trislanggi karena banyak informasi atau spoiler yang lebih dulu aku spill di sana yaa. Jadi harus banget difollow. 🦋
Happy reading semuanya! Semoga suka dengan bagian ini. ❤🔥❤🔥
______________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
60. DAY A LIAR
Brianna menggerakkan tubuhnya. Matanya terbuka memerhatikan ruangan yang ditempati. Kamar villa? Ah, ya, setelah kegiatan mereka keduanya pulang dalam keadaan dirinya yang terkantuk. Brianna melipat bibirnya lantas menggigit selimut mengingat semalam. Astaga, Aksel semalam berlaku sangat lembut. Lelaki itu sama sekali tidak memarahinya.
“Aksel bisa romantis juga, sih,” Brianna memegang dada, di dalam sana jantungnya berdetak cukup cepat. “Mana tatapannya lembut banget. Aaaaakkkkk!!” Brianna meredam teriakannya di bantal.
“Astaga! Astaga! Gila kali gue!” serunya lagi. Brianna mengatur nafasnya yang terasa sesak akibat salting luar biasa. Ia pun memilih turun dari ranjang, dengan pakaian yang dibilang sangat minim, tanktop dan celana pendek sepaha.
“Bodo amat! Bodo amat!” Brianna memerhatikan tampilannya di cermin lalu merapihkan rambutnya yang cukup berantakan. Bibirnya ia oles dengan lipbalm. “Yang penting wangi, cantik, bibir gue siap dicium lagi! Uhuy!!”
Brianna segera berlari keluar dari kamar dengan kecepatan maksimum, walau sedikit pincang. Ia sedang membiasakan diri untuk tidak memakai tongkat.
