32. Pelukan Salah Paham

603 54 4
                                    

Mereka pun akhirnya pulang ke Station, disambut oleh Maksmana yang sedang duduk-duduk di depan pintu masuk.

"Tumben Laksamana ada disini, biasanya menyembunyikan diri sebagai pria bertopeng yang keren bergaya dengan kelegendarisannya, sekarang sudah turun pangkat kah, Mentor Maksmana?" Tanya Kaizo.

"Meledek? Lihat diri mu sendiri, tugas mu belakangan ini aneh, apakah akan di turunkan pangkat, wuuu..~" Ledek kembali Maksmana.

Kaizo hanya mendiamkan dirinya sambil bergumam tidak jelas, tapi memang iya.. misi-misi Kaizo akhir-akhir ini tidak karuan karena selalu mengikuti y/n. Dengan restu sang Mentor pastinya.

"Bagaimana dating mu?" Tanya Maksmana. Sembari seringai.

"H- hah?! Maksmana..!"

"WHAT THE HELL DUDE? KAMU BERKENCAN? UTUTU KENCAN DENGAN SIAPA?" Kaget y/n.

"Dia berkencan buta, y/n!" Sahut Maksmana membuat Kaizo semakin grogi dan berkelakuan tidak jelas.

"Heh.. memang orang seperti dirinya ini gengsi diajak kencan, mau dirinya yang mengajak atau menerima tawaran orang lain, sama saja Maksmana..! Jadi lebih baiknya berkencan buta saja sih ya.."

"Loh tapi.." Batin y/n.

"Apa dia tidak sakit hati?" Batin Kaizo.

"Ya kapten kita ini gengsian, ya?" Tanya Maksmana. "Kau tahu kapan dia berkencan, y/n..?" Ujar Maksmana bertanya lagi.

Gadis itu masi berpikir, siapa yang dikencan butai oleh Kaizo. Dirinya sebenar nya cemburu, dan ada juga rasa sakit hati nya. Namun dia berpikir sejenak.

"Aku? Kencan buta nya..?" Batin y/n. Namun dia tidak boleh terlalu pede.

"A.. ah, Ko- Komandan memanggil, lebih baik aku segera kesana atau tidak dia akan m- marah!" Ujar Kaizo.

"Baiklah sampai jumpa! Aku juga akan beristirahat!" Ujar y/n.

"Tunggu, y/n." Ucap Maksmana, y/n mengalihkan pandangannya kepada Maksmana. "Duduk disini temani aku, kau mau minum? Akan kubayarkan."

y/n tersenyum. "Baiklah, aku ingin memesan teh susu saja! Maksamana, ingin apa?"

"Kopi! Belikan aku mie juga, mie rebus ya! Kamu kalau ingin beli makanan silahkan juga, kamu pasti lapar." Sahut Maksmana.

– STILL BLOCKED

Disisi Lain, yang sebenarnya Kaizo tidak dipanggil oleh Komandan, namun dirinya hanya mencuci muka nya yang sudah menjadi tomat yang matang sempurna.

"Maksmana sialan.. aku sampai lupa memberikan karangan bunga tadi, niatnya aku mengajaknya jalan-jalan lagi. Tapi seperti nya ego ku terlalu naif deh.." Gumam Kaizo.

MALAM HARI, berada di deretan bintang-bintang yang terbentang. Kaizo berjalan-jalan di sekitar Markas untuk menenangkan pikirannya, diri nya memikirkan sang adik. Entah bagaimana kabar nya.

Sambil mengotak-atik smartphone miliknya, bergumam tak karuan karena sudah seminggu ini Fang tidak menjawab chatting Kaizo. Orang yang di anggap tidak punya hati ini juga sebenarnya punya hati, tau.

"Banyak orang yang menjaga mu disana, banyak yang menyayangi mu, tapi tetap saja aku akan gelisah karna kita mempunyai hubungan darah, iyakan?" Gumam Kaizo.

Komandan Kokoci mengatakan Fang baik-baik saja, tapi tetap saja. Abang yang satu ini ingin mendapatkan jawaban langsung dari sang Adik.

Dibelakangnya ada yang menempuk bahu nya itu, Kaizo kaget dan berbalik arah sembari menodongkan pedang milik nya itu.

"H- h- ..heh! Kenapa kau?!"

"Astaga.. y/n!? Tidak apa? Atau ada yang cedera kah?" Panik Kaizo.

"Tidak, aku hanya terkejut."

Gadis itu kembali menepuk bahu pria tersebut. "Shhh.. kenapa? Seperti nya terlihat gelisah." Tanya y/n

Kaizo menghembuskan nafasnya, sembari menunjukkan wajah luyu nya itu kepada y/n. Dia menatap wajah y/n.

"Kenapa?" Tanya y/n kembali. "Aku siap jadi badutmu, mas."

"Y/n, aku merindukan Fang, Aku merindukan Gogobugi." Ujar Kaizo, gadis itu sontak kaget mendengar ucapan pria itu.

Y/n kembali menepuk pundak Kaizo sembari tersenyum berusaha meng hibur sang teman yang katanya sedang merindukan keluarga satu-satu nya.

"Apa salah nya kembali ke Planet Gogobugi, hm? Tidak ada yang salah disana, tidak boleh takut berkepanjangan seperti itu tau.."

"Sulit menerima fakta." Lirih Kaizo.

"Bahkan jika mereka masih hidup, kau akan merasa kesulitan menerima fakta nya?" Tanya y/n, Kaizo melirik ke arah y/n.

"A- y/n, Maksmana mengatakan kau pernah kesana! Aku ingin tahu!" Ucap Kaizo, pupil (e/c) y/n langsung bergetar mendengar nya.

"Kamu.. bagaimana bisa Maksmana mengetahui nya? Setahu ku ini rahasia gelap ku dengan Laksamana Amato. Apa Laksamana memberitahu jika aku.." Y/n mengalihkan pandangannya dari Kaizo.

"Y/n aku ingin mendengar sesuatu darimu! Katakan apa saja mengenai apa yang ada disana."

"Aku akan pergi." Ujar y/n beralasan tidak ingin mengatakan apa yang terjadi.

Dek.

Denyut jantung y/n berdebar, melihat Kaizo memeluk nya dari belakang. Lebih terkejut nya lagi ketika pundak nya basah karena air mata yang telah memeluk dirinya tadi.

"K- Kaizo?!"

Kaizo tetap menangis, padahal itu ruangan terbuka yang bisa saja orang memasuki nya.

"Kaizo, jika ada orang yang masuk bisa hancur image mu yang kau jaga itu kan? Berhenti menangis." Ujar y/n membujuk Kaizo agar berhenti menangis.

"Aku tidak akan menanyakan itu lagi.. maafkan aku. Jangan pergi, ya?" Ucap Kaizo.

"HAH? KITA MEMBAHAS APA SEBENARNYA?" Gertak y/n. "Lepas Kaizo, jika tidak mau melepas nya aku akan pergi meninggalkanmu."

"Ah, iya-iya."

"Apa maksud mu jangan pergi? Aku benar-benar sakit perut.. maksud mu kau mau aku menemaniku ke toilet?"

"E- eh."

"Haha, lucu ya lihat kapten menangis. Apalagi yang ditangiskan diriku."

Tangan y/n mengusap air mata yang membasahi pipi Kaizo. "Jangan menangis lagi, kau mengigau apa tadi sih sebenarnya? Akan kujelaskan semua, tapi izinkan aku ke toilet terlebih dahulu, ya?"

Kaizo mengangguk menandakan mem berikan izin kepada y/n untuk ketoilet namun Kaizo mengingat-ingat lagi ke- jadian sebelum nya yang membuat diri nya menangis, dia memikirkan jika Kaizo memaksa y/n untuk bercerita maka y/n akan pergi dari kehidupannya selama-lamanya.

"Aku salah paham, malu sekali.. tapi.. tidak ada yang melihat kan? Ruangan nya sunyi daritadi." Kaizo melihat kanan kiri jikalau ada yang menyaksikan moment tadi. "Sepertinya tidak."

– Namun Disisi Belakang Kaizo.. –

"Pria itu menangis, syukur dia tidak melihat kebelakang." Bisik nya. "Hei kau merekam nya kan, Amato?"

"Ofc, mechabot yang merekam semua nya. Ini bisa dijadikan sandera jika lelaki itu nakal. Moment memalukan, yakan Maksmana?"

Ada dua orang yang melihat, dan satu robot yang menyaksikan.

 ❛ 𝐒till 𝐁locked ✦ 𝐊ai𝐳o ' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang