24. Bendera Putih Penamat

426 53 3
                                    

@mochiyochii3 . on wattpad

— STILL BLOCKED
¿ Masih Terhalang ?

Chapter 24 : Bendera Putih Penamat

Mau request Fanfiction Monsta Oneshot? Silahkan req ke book baru saya di chapter pertama!

Mau request Fanfiction Monsta Oneshot? Silahkan req ke book baru saya di chapter pertama!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Sampul abal-abalan krna gabut, tapi gk bakal saya gntung kok. )

Masih stay di @mochiyochii3 yaa!

HAPPY READING

Mau bagaimana pun, Liora masih tetap egois. Sudah banyak lelaki tampan dan gagah yang melebihi dari Kaizo, namun yang ada dimata nya hanyalah Kaizo saja, bahkan keluarga nya yang tewas pun tidak ia perdulikan ketika mereka mati karena perang.

"Liora! Kakak laki-laki mu meninggal karena terkena serangan ketika perang!" Ujar Nasywa ibunya Liora, wanita paruh baya itu menutup mulutnya menahan tangisan yang ingin keluar.

Liora sama sekali tidak menangis, dia bahkan mencela kakak nya sendiri.

"Salah dia sendiri, lemah!"

Ah ini benar-benar melelahkan, dia menjadi manja karena selalu diperlakukan seperti itu. Tetapi kan, keluarga yang mencintai mu dengan tulus sebenarnya lebih penting dibanding pria yang mencintai orang lain, hanya menyakiti hati saja.

Bahkan Nasywa Gleona, ibu dari Liora. Jatuh pingsan karena terkena serangan dari peperangan yang terjadi, dirinya hampir mati jika tidak ditolong oleh pasukannya.

"Liora, kamu tidak mau memeluk ibu?" Ujar Nasywa, dia mengharapkan pelukan anaknya untuk menjadikannya penyemangat. Kini ibu nya terbaring lemas dirumah sakit.

Namun bukan itu yang didapatkan ibunya, melainkan sebuah ucapan yang membuat ibunya jengkel.

"Ibu..! Ibu tidak boleh lemah, ibu harus kuat! Bagaimana nanti jika aku.. hiks.."

Ibu nya tersenyum melihat anaknya memperhatikan dirinya yang sedang lemas.

"Bagaimana, hiks.. nanti jika aku.. akan jauh dari Kaizo?!! Bagaimana jika aku akan terpisah dari nya, ibu tidak ingin hal seperti terjadikan?!" Lanjutnya

Senyum wanita paru baya itu pun memudar ketika mendengar ucapan anak perempuannya itu.

"Cukup Liora, apa-apaan. Kaizo, Kaizo, dan Kaizo.. kamu bahkan tidak memikirkan kami."

"I-ibu?"

Liora menggengam tangan Nasywa dengan sekuat tenaga nya, bahkan dia menarik infus Nasywa hingga wanita itu terluka dibagian infus yang ada ditangan.

"L.. Liora! Ini menyakitkan." Rintih Nasywa.

"Ibu jahat kepada diriku! Apa salahnya jika ibu mengakhiri hidup saja, bu..?"

Wah, dia benar-benar gila. Direkomendasikan untuk membawa nya kerumah sakit jiwa.

...

Liora yang sedang memainkan handphone nya dikamar pun beralih setelah mendengar diluar sangat ribut, apakah akan terjadi pemberontakan lagi.

Dia melihat kejendela melihat apa yang terjadi, alangkah terkejut nya ketika melihat setengah dari rumah nya terdapat bendera putih.

"Apa-apaan ini?!! Ayah gila! Ayahku gila! Ayah tidak sayang denganku lagi!" Teriaknya didalam ruangan.

Dirinya berlari menuruni setiap anak tangga rumahnya itu untuk menuju kepada Ayahnya. Hingga dia menemukan Ayah nya sedang membantu orang-orang memasang bendera putih itu.

"Ayah!!"

Liora mendekatkan dirinya kepada Ayahnya, kemudian tangan kanannya mulai mencekik leher Ayahnya dan tangan kiri nya menutupi mulut Ayahnya itu.

"Lebih baik, kamu mati saja!" Ujar Liora.

Orang-orang yang disana mencoba menghalangi anak dari Guvranda, Liora. Guvranda benar-benar kehabisan nafas setelah dicekik anaknya secara kasar.

"Sudahlah Liora, kita sudah kalah." Lirih Guvranda.

"Beritanya sudah tersebar." Lanjutnya.

Pupil biru gadis itu bergetar, dia takut ditangkap setelah kekalahan ini. Dia memberontak lepas dari genggaman para penjaga yang menahannya dari serangan sebelumnya. 

"Aku tidak mau ditangkap! Tidak mau!" Namun naas nya, hal tersebut tidak dapat terkabul lagi.

Para ahli pasukan berbondong-bondong datang ke kediaman mereka, untuk menangkap seluruh anggota keluarga itu.

"Liora.. lebih baik jangan dipenjara." Ujar Kaizo yang juga ada disana.

"Kaizo, kau melepaskan ku?" Tanya Liora.

"Ya, untuk sementara sih. Setelah kamu keluar dari Rumah sakit jiwa baru kamu dipenjara, oke?"

"Hei aku tidak sakit jiwa!!"

Perang selama berbulan-bulan itu sangatlah aneh, hanya demi satu pria. Dan yang memulai perang itupun kalah, memalukan. Dimana mereka akan meletakkan wajah mereka setelah menerima rasa malu ini?

Good job. Selamat berbahagia di dalam jeruji besi.

Penyerangan Marga Gleona, dinyatakan telah selesai.  Kemenangan berada di pihak lain ( bukan bermarga Gleona ) mereka tidak akan mengkhawatirkan hal ini terjadi lagi.

"Hehe! Teror yang bagus, y/n. Ini membuat mereka menyerahkan diri sendiri, jadi kita tidak terlalu lelah untuk berjuang."

"Apa? Jelas-jelas saya yang lelah disini, saya meneror mereka.. dan itupun saya tidak boleh meninggalkan setitik pun jejak, itu tugas yang sulit tau!"

Satu persatu mereka dimasukkan kedalam jeruji besi setelah dilakukan nya otopsi dan menjelaskan semua nya, nanti nya mereka akan disidang dalam beberapa hari setelah dipenjara, setelah itu kembali kedalam jeruji jika dinyatakan bersalah.

"Hei..! Liora lebih baik dirawat disini saja, sekalian di jeruji, jujur aku kesal karena tidak bisa melihat nya menderita di hadapan ku sendiri." Bisik y/n kepada teman sebaya nya, Glomee.

"Astaga, anak itu tidak sakit jiwa malah kamu rekomendasi kan untuk kesana?" Tanya Glomee.

"Dia memang gila, apa kau buta?"

 ❛ 𝐒till 𝐁locked ✦ 𝐊ai𝐳o ' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang