29. Obsesi atau hanya cinta? | Kaizo POV

895 57 1
                                    

Terkadang aku berpikir, apakah ada cinta tanpa rasa obsesi?

Itulah pertanyaan yang sering ku lontarkan kepada diriku sendiri, hingga terkadang aku suka bermenye-menye mengatakan hal konyol itu kepada bawahan ku.

Beberapa berpendapat cinta tanpa obsesi itu tidak bagus, dan ada juga yang bilang jika sangat amat terobsesi itu sangat buruk, bahkan bisa menyakiti hati orang yang kita sayangi.

Hari ini, setelah sekian lama aku bertemu dengan Sai dan Shielda. Dulu mereka selalu menemani Fang dikala aku tidak ada, jadi tentu saja aku dekat dengan mereka berdua.

"Lama tidak bertemu, kalian sudah pernah mengunjungi Markas di Bumi tidak?" Tanya ku kepada mereka berdua.

"Sudah, bahkan kami sering kesana. Aku senang meminum coklat Tok Aba disana." Jawab Sai.

"Oh begitu ya, ternyata hanya diriku yang belum pernah kesana."

Kami saling berbincang satu sama lain sambil memakan hidangan yang sudah tersedia di atas meja, hingga aku ingin melontarkan pertanyaan konyol lagi.

"Kalian.. boleh saya bertanya?"

Mereka mengangguk memperbolehkan diriku untuk bertanya.

"Bagaimana pendapat kalian tentang cinta tanpa rasa obsesi?"

Mereka terdiam, lelaki yang di depan ku mengernyit kepada kembarannya. Namun kembarannya tetap menyuruh nya untuk menahan nya.

"Siapa? Y/n ya?" Tanya Shielda balik.

"Eh siapa yang bertanya pasal y/n.."

"Tidak Kapten, tidak..! Bukan begitu, hanya saja Kapten jarang dan bahkan tidak pernah membahas hal yang berbau seperti ini." Jawab Shielda.

"Ya, Kapten sudah terobsesi dengan y/n yakan? Maka nya bertanya hal ini. Menurutku.. asal tidak menyakiti tidak apa apa sih." Ujar Sai.

"Ah..! Ketimbang kau menanyakan pada seluruh bawahan mu, lebih baik langsung bertanya kepada y/n nya saja deh, kamu bisa dapat jawaban yang jelas dari kekasih mu."

***

Diriku sekarang sedang termenung di rest area markas, aku mengambil handphone ku. Aku ingin menchat y/n dan bertanya pasal hal itu. Aku ingin bertanya secara langsung, namun aku berada di Markas yang berbeda dengan nya hari ini.

 Aku ingin bertanya secara langsung, namun aku berada di Markas yang berbeda dengan nya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diriku berdiri, meninggalkan tempat itu. Aku mulai berjalan dan menuju ke kapal angkasa ku untuk bertemu dengannya.

Lalu aku mulai menaikan kecepatan dan pergi meninggalkan Markas.

- Markas, dimana y/n tinggal di markas itu.

"Ah, kalian tau dimana y/n?"

"Selalu menemani seniornya, biasalah."

"Senior siapa?"

"Aamon, pria yang ganteng itu loh ka~"

Diriku langsung berlari keruangan senior nya itu, Aamon juga adalah senior dariku. Aamon termasuk saingan tertinggi, namun saingan kuat ku masih Manramen.

Di depan pintu ruangan pribadi Aamon, ragu-ragu membuka pintu ruangan. Aku pun menekatkan diri untuk mengetuk pintu ruangan milik senior itu.

Yang membuka pintu adalah y/n, iya y/n. Aku hampir salah paham namun tidak boleh. Mungkin saja mereka berdua memang ada urusan, tapi.. Aamon tidak pernah membawa bawahan nya mengerjakan tugas bersama di ruangannya tersendiri? Biasa nya dia langsung marah.

Aamon dari kejauhan menatapku, kemudian menyeringai. "Hei y/n~ siapa yang datang?"

Astaga, suara nya yang manja ketika berbicara dengan y/n membuat diriku jijik.

"Kapten.. kapten Kaizo!"

"Oh Kaizo, ada keperluan apa kesini? Tumben sekali kamu datang kesini, heh." Tanya Aamon.

"Saya hanya ingin berbicara dengan y/n, namun jika kalian sibuk saya akan menunggu y/n dikamar nya." Sahutku.

"Jangan begitu dong, Kaizo. Ayo kau boleh berbincang-bincang di ruanganku saja deh." Ujar Aamon.

"Saya ingin bicara empat mata saja, bukan enam."

Aku menutup pintu ruangan itu secara mandiri dengan keras nya, tidak mempedulikan diri nya tersinggung lagi atau tidak. Lalu meninggalkan koridor itu.

Apa-apaan? Aku tahu dia senior ku tetapi dia sangat tidak sopan, ingin ku bungkam mulut nya atau tidak ku cekik leher nya itu, atau tidak lagi akan ku bersihkan otak nya hingga suci lagi. Astaga.. pikiran ku jadi tidak karuan lagi.

Aku terlalu terobsesi. Tidak bisa melihatnya bersama orang yang lebih tinggi derajat nya dariku. Merasa kalah saing.

***

Malam hari telah tiba, aku termenung sambil kesal memikirkan hal sebelumnya. Mendadak ada seseorang yang meletakkan piring nya di meja tempat aku menyandarkan kepala dan tanganku.

Aku mengangkat wajahku, yang ada didepan ku Aamon. Astaga.. dia ingin apa lagi?

"Kenapa makan disini?" Sinisku.

"Ayolah Kaizo, kenapa jadi agresif seperti ini? Ah tidak! Kau memang sangat agresif, tapi ini lebih dari biasa nya." Jawabnya.

"Banyak meja yang bagus disana, lebih baik kau makan disana! Saya sedang kesal denganmu. Saya tidak ingin membuat pasal dengan senior."

Aku menghentupkan kepala ku ke meja lagi, lalu meletakkan. Aku tak ingin melihat nya di depanku. Kuharap setelah aku membangunkan diri ku kembali dia telah pergi.

"Cinta dengan obsesi itu lebih baik ketika sudah menikah dan mendalami perasaan, jika kau terobsesi lebih dahulu dan dia bukan jodohmu itu akan sangat menyakitkan untukmu, bahkan saking ingin nya kau memiliki nya kau harus membunuh kekasih nya dahulu agar dia tidak mempunyai kekasih lagi. Lalu kau mempunyai kesempatan untuk mendapatkannya. Aku suka ketika dia membela ku jika memang diriku benar, namun dia juga bisa menasehati ku dengan lemah gemulai ketika aku salah. Itu kata y/n, Kaizo." Ujar Aamon, aku langsung mengangkat kepala ku.

"Hmph."

"Hei, kenapa tidak merespon?"

"Kau tidak mengerjai ku kan?"

"Tidak, tanya saja y/n! Aku juga sempat rekam record nya ketika dia mengatakan hal itu."

Dia melempar handphone yang di layar nya terdapat sebuah rekaman video. "Lihat."

Aku mendengarkan rekaman itu dengan baik, dia tidak mengerjai ku. Dia benar.

Baiklah, akan aku lakukan jika itu pendapatnya.

Akan ku lakukan sesuai pendapatnya. Kuharap ini pilihan hidup yang tepat.






 ❛ 𝐒till 𝐁locked ✦ 𝐊ai𝐳o ' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang