04. Katara Whirada?

231 30 5
                                    

Bogor, Maret 2016

Ampun, keren banget jodoh gue.. Seperti biasanya, selama hampir dua tahun terakhir ini, dua jam menonton Saga berlatih futsal setiap Selasa sore, hanya terasa seperti lima menit bagi Katara. Ia tidak merasa bosan sama sekali, melainkan sangat menikmatinya. Apalagi, latihan futsal kali ini bisa dibilang istimewa, karena merupakan latihan futsal pertama Saga sebagai Kapten Tim Futsal SMA Bhinneka. Katara benar-benar dibuat jatuh hati.

Jam menunjukkan pukul enam sore. Saga menutup latihan sore itu, kemudian menangkap sosok Katara yang sedang melambai ke arahnya, dengan senyum lebar khas Katara. Ia membereskan perlengkapan futsal, kemudian mengambil tasnya, dan berjalan mendekat menuju tempat duduk Katara, dengan wajah datar khasnya.

"Kapten Sagara Whirada, lo keren banget!" ujar Katara, menyambut Saga.

"Thanks," balas Saga, datar. "Lo mau balik, apa nginap sini?"

"Ya, menurut lo aja," Katara berdiri dari tempat duduknya, kemudian mengekor di belakang Saga, berjalan keluar dari arena futsal, menuju halte bus terdekat.

Katara menyejajarkan tubuhnya di samping Saga, sambil terus berjalan. "Ga, gue mau sekalian nanya, soal tugas kelompok bareng teman sebangku, yang baru dikasih Pak Tama tadi pagi," Katara mengingatkan. "Kita mau ambil buku apa?"

"Tugas resensi buku itu..?" Raut wajah Saga tampak malas berpikir.

Katara mengangguk. "Atau, kita mau ke perpus aja dulu, gitu, nggak, untuk lihat-lihat di sana, kira-kira kita mau ambil buku yang mana..?" saran Katara.

"Boleh," Saga mengangguk setuju. "Kita bisa ke perpus pulang sekolah, kalau lo free," Saga memberi saran tanpa berpikir lama. "Gue ngikut jadwal lo aja."

Katara mengangguk. "Oke! Pulang sekolah besok bisa, sih, gue. Lo gimana?"

"Bisa."

"Oke!" Katara tersenyum lebar. "Kita bisa langsung ngerjain resensinya di perpus aja, nggak, sih, supaya nggak usah pinjam bukunya untuk dibawa pulang..?"

"Boleh," Saga menutup percakapan mengenai tugas, ketika mereka telah tiba di halte bus terdekat.

Katara senang, semua sarannya diterima dengan baik oleh Saga. Walaupun Saga menerimanya, karena malas berpikir saja. Makasih, Pak Tama! Library date, kapan lagi..?!

Saga melihat bus yang ditunggunya datang. "Bus kita beda, 'kan?"

Katara mengangguk sedih. "Hati-hati, ya, Ga.. Sampai besok!"

"Lo juga," balas Saga, datar, kemudian berlalu.

***

Setiap pagi, selama delapan bulan belakangan ini, Saga dan Katara akan tiba di halte SMA Bhinneka tepat pukul tujuh, kemudian turun dari bus bersama-sama, menuju gerbang sekolah. Katara akan mengekor di belakang Saga menyusuri koridor sekolah, lorong tangga, sampai di kelas, bahkan sampai di tempat duduk mereka. Sepulang sekolah pun begitu. Mereka akan berjalan menuju halte, dan menaiki bus yang sama.

Pagi ini, Saga dan Katara tiba lebih pagi, untuk mendiskusikan terlebih dahulu, perpustakaan mana yang akan mereka datangi sepulang sekolah nanti. Ada beberapa perpustakaan di Kota Bogor, dan mereka akan melihat dari kenyamanan tempat untuk membaca dan mengerjakan tugas, serta seberapa lengkap koleksi bukunya.

Setelah mereka selesai, Katara tersenyum dan mendorong sesuatu ke meja Saga.

Saga melirik tas kain berisi sekotak coklat dan ice gel di atas mejanya. "Ra, gue udah pernah bilang, 'kan, kapan lalu," raut wajah Saga terlihat marah. "Nggak usah bikinin dan bawain gue coklat, gue nggak perlu!"

LANGITKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang