Bogor, September 2028
Pintu ruangan terbuka. Katara menangkap sesosok laki-laki yang pernah dikenalnya. Laki-laki itu kemudian tersenyum tipis ke arahnya.
"Hai, Ra..," sapanya. "Apa kabar?"
Katara terpaku. Saga..
Iren menatap keduanya bergantian, dengan wajah bingung. Ia kemudian menyenggol lengan Katara, yang mengembalikan Katara pada kesadarannya.
"Eh, iya.. Hai... Ga..," balas Katara, canggung.
"Silakan... Silakan duduk, Pak Sagara..," dengan ramah, Iren mempersilakan Saga dan asistennya duduk. "Jadi, Bapak dan Bu Katara sudah saling kenal, ya?" Iren bertanya tanpa basa-basi, ketika mereka berempat sudah duduk.
Saga tersenyum kecil, tak sengaja melihat Katara menyenggol sedikit lengan Iren. "Iya, kita teman SMA," jawab Saga, ramah.
"Wah!" Iren membuka mulutnya lebar, terkejut, kemudian menoleh ke Katara, yang sudah meliriknya tajam. Kemudian, seolah mengerti, Iren menutup mulutnya dengan tangannya. "Maaf. Perkenalkan, ini Founder-CEO kami, Ibu Katara Mahla Arlandi," ujar Iren, ramah.
Katara menjabat tangan Saga dan asistennya.
"Dan, saya Iren, Pak, yang selama ini berbicara di telepon, ketika kita mengatur jadwal untuk bertemu hari ini," Iren kemudian menjabat tangan Saga dan asistennya juga.
"Saya Saga, dari Legenda Bakpao, dan ini asisten saya, Hans, yang selama ini berbicara di telepon dengan Iren," Saga memperkenalkan diri dan asistennya.
Iren manggut-manggut sambil tersenyum, sementara Katara hanya tersenyum sekadarnya.
"Oh, ya, selamat buat rencana pernikahan lo, ya, Ra," sambil tersenyum, Saga mengulurkan tangannya, ingin menjabat tangan Katara untuk yang kedua kalinya.
Katara membelalakan matanya, terkejut. Serius, dia pakai 'lo-gue' ke gue? Katara melirik Iren yang sama terkejutnya. Ia kemudian menyambut tangan Saga, sambil tersenyum kikuk. "Tapi, itu nggak benar, Ga.. Cuma rumor nggak berdasar, doang.. Palingan, dari saingan bisnis gue..," Katara melirik Iren yang tampak lebih terkejut lagi, mendengar jawaban Katara.
Saga manggut-manggut. "Btw, dengar jawaban lo, gue anggap lo nyaman dan setuju, ya, Ra, kalau kita ngomong santai..?"
Katara tampak berpikir sejenak, kemudian mengangguk pelan. "Kalau gitu, gue langsung to the point aja, ya. Gue nggak bisa setujuin kerja sama kita."
Iren membelalak, terkejut, kemudian menyenggol lengan Katara.
Saga tersenyum. "Terus, ngapain lo atur jadwal buat ketemu? Bukannya kalau ketemu, artinya lo approve proposal dan setuju, kalau kita kerja sama..? Kalau nggak setuju, 'kan, bisa langsung lo email aja, bilang proposal ditolak..?"
"Ra, lo apaan, sih..?" Iren berbisik dari tempat duduknya, tanpa menggerakkan bibirnya. "'Kan, gue udah bilang, dari belasan proposal, cuma ini, doang, satu-satunya proposal yang layak kita setujuin. Lo apaan, sih, ngomongnya malah kayak gitu..?"
Saga tertawa kecil, karena sebenarnya bisikan Iren itu dapat didengar dengan jelas oleh semua yang ada di ruangan itu. "Sorry, gue nggak bermaksud ketawa. Silakan, lanjutin aja dulu diskusinya," ujar Saga, ketika Katara dan Iren meliriknya bersamaan.
"Sorry, gue nggak bisa," Katara tetap pada keputusannya.
"Gue boleh tau alasannya?" Saga mulai tampak serius.
Katara terdiam, wajahnya terlihat berpikir keras.
"Lo, 'kan, udah tau rasa bakpao buatan Ibu gue, dan lo sendiri bilang enak, sampai pernah lo bawa pulang buat dimakan di rumah," ujar Saga, blak-blakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGITKU
Fanfic"Mengisi kekosongan setelah Cahayaku pergi, Langitku datang dalam wujud Sagara Langit Whirada.." THE BOYZ Kim Sunwoo x ITZY Hwang Yeji fanfiction. Bahasa Indonesia.