Bogor, April 2029
Katara duduk di atas tempat tidur, di dalam kamarnya sendiri. Ia tampak sedang serius memikirkan sesuatu. Apa sekarang udah waktunya, gue ngomong ke Saga soal kelanjutan kita berdua, ya..? Beberapa menit kemudian, ia beranjak dari kamarnya, dan mengetuk pintu kamar sebelah. "Ga? Lo ada di dalam?" Ia mengetuk, sekali lagi. "Ga?"
Pintu kamar Saga terbuka, dan memperlihatkan penghuninya.
"Iya?" sahut Saga. "Kenapa, Ra?"
"Nyantai sore di atas, yuk!" ajak Katara. "Gue bikinin milk tea!"
Saga mengangguk pelan. "Boleh."
"Oke, gue ke dapur dulu! Lo duluan aja ke atas, nanti gue nyusul!" seru Katara.
Tak berapa lama kemudian, Katara sudah bisa menghirup aroma milk tea hangat buatannya, kemudian menyeruputnya. Ia dan Saga sudah berada di rooftop rumah mereka, tengah bersantai. Ia melirik Saga yang duduk di sebelahnya. "Ga," panggilnya.
Saga menoleh. "Hmm?" Ia mengangkat kedua alisnya.
"Ehm... Gue mau ngomong sesuatu," Katara tampak tidak yakin, ia menggigit bibir bawahnya. "Tapi, gue takut, lo marah."
"Soal apa?"
"Tapi, lo janji dulu, lo nggak bakal marah, ya?" pinta Katara.
"Iya," sahut Saga. "Soal apa?" tanyanya, sekali lagi.
"Ehm... Soal kita."
"Kita?" Saga tidak paham. "Emang kita kenapa?"
"Pernikahan kita," Katara memperjelas.
Saga memalingkan wajahnya, setelah menangkap maksud Katara. Ia memandang langit sore, tampak sedang menerawang jauh. "Iya juga, ya. Nggak kerasa, udah tiga bulan lebih, kita nikah, dan rencana kita juga udah berhasil," ia menoleh memandang Katara lagi, sembari tersenyum. "Sekarang, keluarga lo udah nggak bisa nyakitin lo lagi."
Katara mengangguk pelan. "Gue benar-benar berterima kasih sama lo. Ternyata, lo bisa mencapai tujuan dari rencana lo itu. Selama ini, lo benaran ngelindungin gue."
"Ehm... Ra? Kita bisa ngomongin ini nanti dulu, nggak?" tanya Saga, hati-hati. "Gue janji, kita bakal ngomongin ini lagi secepatnya, tapi sekarang gue lagi banyak banget kerjaan di kantor, banyak yang harus gue pikirin, dan kita juga baru kelar urus akuisisi perusahaan lo, 'kan..? Jadi, gue minta waktu sebentar, ya. Nanti gue yang bakal omongin duluan ke lo soal ini, kalau urusan gue di kantor udah agak longgar, gue janji."
"Oh, iya, nggak apa-apa, Ga," sahut Katara. "Sorry, gue nggak pakai tanya-tanya lo dulu, bisa diajak ngomongin soal kita, atau nggak. Sorry, ya."
***
Katara duduk di meja makan, sedang menyantap sarapannya, sembari menunggu Saga. Beberapa menit kemudian, makanannya sudah hampir habis, tetapi Saga belum juga keluar dari kamarnya, untuk menyantap sarapan, sebelum berangkat ke kantor. Katara segera menyelesaikan sarapannya, kemudian beranjak menuju kamar Saga. Ia mengetuk pelan pintu kamar Saga, sembari memanggilnya. "Ga? Lo nggak sarapan?"
Tidak ada jawaban.
Penasaran dan takut terjadi sesuatu, perlahan Katara membuka sedikit pintu kamar Saga. Sebelah matanya mengintip, dan mendapati Saga masih tertidur di bawah selimut. Ah, iya! Semalam, 'kan, dia bilang, kalau hari ini dia meeting siang! Mungkin, dia sekalian berangkat siang, langsung ke tempat meeting-nya, kali, ya..? Baru habis itu ke kantor..? Iya, gitu kayaknya. Katara menutup kembali pintu kamar Saga, tidak ingin membangunkannya. Kasihan, kayaknya dia kecapean banget. Katara berjalan kembali menuju ke ruang makan, kemudian menyambar handphone-nya di atas meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGITKU
Fanfiction"Mengisi kekosongan setelah Cahayaku pergi, Langitku datang dalam wujud Sagara Langit Whirada.." THE BOYZ Kim Sunwoo x ITZY Hwang Yeji fanfiction. Bahasa Indonesia.