25. Bulan Madu

143 25 14
                                    

Paris, Mei 2029

Setelah lima belas jam penerbangan dari Tokyo, serta satu jam perjalanan dari bandara, akhirnya Saga dan Katara sudah berada di dalam kamar hotel mereka yang mewah. Keduanya sudah selesai membersihkan diri, dan kini tengah bertaut, saling berpelukan di atas tempat tidur, dengan mata terpejam, tampak begitu kelelahan.

Saga membelai lembut kepala Katara. "Kamu, di pesawat, benar-benar tidur terus, dan bangun cuma buat makan, doang," ujarnya, sambil tertawa. "Cape banget, ya, Bu?"

Katara mengangguk. "Badan aku pegal," sahutnya, parau. "Apalagi, kaki aku, nih. Di Singapur sama di Jepang kemarin, 'kan, kita full keliling-keliling terus. Jadi, gitu, deh."

"Habis baterai, ya," Saga mengeratkan pelukannya. "Pas di pesawat dari Singapur ke Jepang, tujuh jam, kamu masih bisa buka laptop, handle kerjaan kamu dikit-dikit."

"Iya," jawab Katara, lemas. "Tapi, tadi mau buka laptop aja, udah nggak mampu."

"Ya, udah, kalau menurut aku, apa sekarang kita di Paris mau lebih banyak stay di hotel aja?" usul Saga. "Kita jalannya ke Eiffel Tower sama Louvre Museum aja, gimana?"

"Hmm," nada Katara terdengar protes. "Mau ke Arc de Triomphe juga," pintanya.

"Oke, berarti ke tiga itu aja, ya?" Saga memastikan lagi. "Disneyland nggak, ya?"

"Iya, Disneyland nggak usah, deh," Katara menyetujui.

"Oke, siap, Sayang. Terus, kamu mau mulai kapan kita jalan-jalannya?"

"Ehm.., lusa, deh," sahut Katara. "Biar hari ini sama besok kita istirahat dulu."

"Setuju," timpal Saga. "Aku mau cek Hans soal kerjaan, kamu nggak cek Iren?"

"Iya, besok, deh," balas Katara. "Btw, Ga, aku benar-benar bersyukur banget, ada Iren. Kalau nggak ada dia yang handle, mana bisa aku ninggalin kerjaan sebulan gini..?"

Saga tersenyum. "Kado ulang tahun kamu dari dia, udah kamu buka belum?"

"Belum, soalnya dia suruh aku buka, pas hari ulang tahun aku," jelas Katara.

"Oh, I see.. Terus, kamu mau kita ngapain, di hari ulang tahun kamu?"

"Ehm... Aku pengin kita dinner di restoran, yang bisa kelihatan Eiffel Tower-nya!"

"Oke, noted," Saga menyanggupi, kemudian mencium puncak kepala Katara.

Keduanya kemudian terlelap dalam istirahat yang panjang, saking kelelahannya.

***

Saga menengok Katara di dalam kamar mandi. "Ra, udah?"

"Wait, sebentar," sahut Katara, di depan cermin. "Make up aku dikit lagi beres."

"Jujur, kalau aku lihatnya, kamu paling cantik pas lagi tidur," sahut Saga, polos.

Katara menoleh ke Saga dengan tatapan tidak bersahabat.

"Oke, oke, santai aja make up-annya, ya," tambah Saga, cepat. "Aku tungguin."

Katara menyelesaikan kegiatannya di depan cermin, lalu keluar dari kamar mandi, memakai sepatunya, kemudian menghampiri Saga. "Aku udah beres, nih! Yuk!"

Saga dan Katara berangkat menuju salah satu restoran di Paris. Tepat seperti yang Katara inginkan, sambil menyantap makan malam, mereka dapat menikmati keindahan Menara Eiffel, dengan lampu-lampu cantik yang menghiasinya. Saga juga menyiapkan kue ulang tahun, yang diantarkan ke meja, setelah mereka menuntaskan makanan utama mereka. Senyum di bibir Katara tak pernah meninggalkan wajahnya.

LANGITKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang