11. Club malam kebakaran

1.6K 63 0
                                    

Happy reading

Claudia mengerjabkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk saat dia membuka matanya. Gadis itu menggeliat pelan. Lalu,meraba sesuatu yang menutupi sebagian tubuhnya. Itu jas milik Daffa.

Dia terdiam sebentar mencerna apa yang terjadi. Seingatnya tadi ia baru selesai makan siang bersama Daffa,lalu duduk di sofa sambil memainkan ponselnya sedangkan Daffa melanjutkan pekerjaannya.

Tapi,sekarang ia malah berbaring di sofa. Sepertinya tadi Claudia tertidur di sini. Ia tidak sadar sejak kapan tertidur.

Ia melirik arloji yang ada di pergelangan tangan kanannya. Sudah jam 4 sore,lama juga ternyata Claudia tertidur di sini.

Gadis itu mengambil jas milik Daffa lalu duduk dari tidurannya. Sepertinya, Pria itu yang meletakkan jas miliknya di tubuh Claudia. Diam-diam Claudia tersenyum bahagia, ternyata pria itu diam-diam juga bisa perhatian.

"Sudah bangun?"tanya Daffa melirik sebentar pada Claudia lalu kembali berkutut di depan laptop.

"Maaf mas tadi aku ketiduran"ucap Claudia.

"Hm,tak apa"jawab Daffa singkat.

"Kenapa mas gak bangunin aku tadi?"tanya Claudia.

"Saya tidak tega. Saya liat sepertinya kamu kelelahan sampai tertidur"ucap Daffa.

Claudia terdiam. Memang tubuhnya terasa sedikit lelah karena dari pagi tadi ia tidak ada istirahat.

"Ini mas jasnya, makasih"kata Claudia memberikan kembali jasnya kepada sang pemilik tapi Daffa malah menolak.

"Kamu pakai saja,cuaca sedang dingin"kata Daffa tapi matanya hanya fokus pada laptop di depannya.

Claudia menggigit bibir bawahnya menahan untuk tidak sampai menjerit. Kenapa hari ini pria itu perhatian sekali. Apa jangan-jangan perjuangan sudah ada kemajuan? Claudia harap sih begitu.

Gadis itu menyampirkan jas milik Daffa di bahunya. Kemudian,mengambil duduk di kursi yang ada di depan meja kerja pria itu.

Ia melirik ke arah jendela yang ada di ruangan sana. Hujan sudah mulai reda hanya menyisakan rintik-rintik saja lagi.

Menumpukan dagunya di atas tangan yang di lipat di meja kerja Daffa. Gadis itu menatap dengan intens pada pria di depannya. Sedang serius saja pria itu sangat tampan. Rahang tegas,mata yang tajam,hidung mancung,bibir yang sedikit besar dengan warna pink alami membuat pria itu terlihat sangat sempurna. Apa lagi,kacamata bening yang tergelar di hidung mancung pria itu menambah kesan manis di sana.

Kalau meliat Daffa yang sedang memakai kacamata seperti ini mengingatkan Claudia pada nathan saat menyambar jadi nerd.

Daffa yang merasa di tatap seseorang mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Ekhm"deham Daffa. Membuat Claudia yang menikmati pemandangan di depannya sedikit terkejut.

"Sudah puas memandangi saya?"tanya daffa.

Dengan polosnya Claudia menggeleng. "Belum,ngeliat wajah mas daffa itu gak akan pernah bisa bikin aku puas"

Membuat Daffa yang mendengar itu memutar bolamatanya malas. "Mending kamu pulang deh"suruh nya.

Claudia menegakkan tubuhnya. "Mas ngusir aku?"tanya gadis itu.

"Bukan seperti itu. Tapi,ini sudah sore emang kamu tidak mau pulang "tanya Daffa.

"Mau kok,tapi aku nungguin mas daffa sampai pulang. Aku mau nebeng sama mas Daffa,soalnya tadi aku kesini naik taksi"ucap Claudia.

"Emang mobil kamu kemana?"tanya Daffa.

MENGEJAR CINTA MAS DOKTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang