Bagian 21

715 67 11
                                    


.

.

.

Tu berjalan lambat sambil memikirkan apa yang baru saja ia lihat barusan.

"sebenarnya mereka temenan? Apa gimna? Apa Dew menerima perjodohan itu? Terus tadi Phi Mira pakek memegang tangan nya Dew lagi, apa Phi Mira sudah mulai suka ya?, secarakan mereka..." lamunan Tu buyar karna Prim memanggilnya.

"ehh bukannya toilet di sana ya, kenapa malah dari situ?" tanya Prim.

"eee tadi.."

"apaaa hayoo apa"

"ihh belum juga selesai ngomong udah di sambar aja, tadi tu air di sana mati jadi cari toilet lain dehh" jawab Tu.

"ohhh begituu"

"ee kita mau kemana lagi?" tanya Tu.

"kita kerestoran depan moll aja yukk, soalnya gua laperr kalok makan gulali mahh ga kenyang" jelas Prim.

"laa makan lagi? Gua udah kenyang Prim!" kata Tu.

"Lo nemenin aja, nanti kalok laper ya pesen dan bayar sendiri titik" Lanjut Prim memakan gulalinya yang tinggal sedikit.

"idihh siapa juga yang mau di bayarin, kalok gua mau juga bayar sendirilah"

"masaaa" jawab Prim.

"mungkin lebih baik keluar dari moll ini dari pada nanti Prim liat Dew jalan sama cewe lain, malah berantem di tempat, kan malu maluin" batin Tu.

"ehh kok diam? Ayoo jalan"

Mereka berduapun berjalan keluar moll.

.

.

.

Kini mereka sudah sampai di dalam restoran.

Saat Tu sedang berjalan menelusuri meja ia melihat meja yang ada di depan matanya itu di tempati Dew, Phi Mira dan sepasang pasangan berumur 40an mungkin itu orang tuanya Dew.

Dew yang tadinya sedang makan dengan diam melihat ke arah ke depan bertemu dengan tatapan mata Tu yang datar.

Tu memalingkan wajah seolah-olah tidak melihat apa-apa.

"ehh liat! lampunya bagus banget" Tu mengalihkan pandangan Prim supaya Prim tidak melihat Dew yang sedang makan bersama Phi Mira.

Sambil berjalan Prim melihat ke atas langit-langit restoran.

Tu melewati meja Dew dan keluarga manisnya itu, Dew terlihat kaget apa yang ia barusan lihat.

"mana? Dihh biasa aja, semua restoran juga banyak pakek lampu kek gitu" jawab Prim.

"iyya iyaa"

Prim dan Tu pun duduk, meja mereka berdua cuma terhalang 1 meja dengan meja makannya Dew, syukurnya Prim tidak melihat itu.

Tu menghela napas  panjang.

"okee, cepat selesaikan, keluar dari restoran ini dan pulang!!" batin Tu.

.

.

.

Dew melihat ke samping, melihat meja yang di tempati oleh Tu dan Prim.

"apa tadi Tu? Tapi kenapa dia seperti tidak mengenali ku? Apa aku salah lihat?" batin Dew.

Dew membuka hpnya dan menDM Tu.

"Tu! aku lagi di restoran nih" Dew memberi tahu Tu lewat cht.

"aku tau, udah ya aku laper"

Di Luar Jangkawan Ku (Dewtu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang