Prolog

1.8K 102 17
                                    


BIANTARA
-Libido Sahabatku-

Menceritakan tentang dua laki-laki bersahabat bernama Bian dan Tara, salah satu dari mereka menyukai sahabatnya. Lantas apa yang akan terjadi saat itu? Apakah mereka akan berpacaran? Atau malah sebaliknya?

Bian adalah sosok lelaki dominan yang memiliki wajah tampan, rahang tegas, dan juga mata tajam. Membuat para wanita tidak akan segan untuk mendekatinya, memiliki sifat mesum, posesif, over protektif dan juga disiplin terhadap sahabatnya sendiri.

Tara adalah sosok lelaki imut dan menggemaskan, tetapi tubuhnya yang besar dan tinggi membuatnya tidak sepadan dengan wajah baby-face yang dimilikinya. Memiliki sifat polos, lemot, bar-bar, dan juga moody-an. Sebenarnya Tara jauh lebih muda dari Bian, tetapi karena mereka sudah bersama sejak kecil sebagai sahabat membuat Tara hanya memanggil sahabatnya itu dengan sebutan nama saja.

°°°

"Hiks.. c-catit huhu.. catit." keluh Tara kecil menangis memegang lututnya yang berdarah akibat dia berlarian bersama teman-teman kecilnya itu, dan setibanya ia jatuh teman-temannya tak ada yang berani menolong karena takut di salahkan.

"Lutut kamu kenapa?" tanya seorang anak laki-laki berumur lima tahun berjongkok untuk melihat lututnya yang berdarah.

"C-catit, hiks.. hiks." ucap Tara kecil mengusap air matanya dan menatap anak laki-laki itu.

"Sini aku bantu kamu obatin lututnya ya?" ucap anak itu mulai menarik tangan Tara agar Tara berdiri dan ia bisa menuntunnya untuk berjalan.

"Telima tacih ya.. udah bantu atu." ucap Tara yang tersendat karena habis menangis melihat lututnya yang di tempel dengan plester berkarakter kelinci oleh anak lima tahun itu.

"Iya, panggil aku Bian, nama kamu siapa?" ucap anak lima tahun itu memperkenalkan dirinya pada Tara.

"Nama atu Tala." ucapnya masih cadel dengan penggunaan kata r, s, dan k, ia mengulurkan tangannya kehadapan Bian, karena kata bundanya 'kalau ada yang mengajak berkenalan tangan harus di ulurkan, sebagai tanda perkenalan' begitu yang Tara ingat dari ucapan bundanya.

"Tala, lumah kamu dimana? Bial aku antelin kamu pulang." ucap Bian yang masih cadel dengan huruf r itu menawarkan diri.

"Lumah atu detet dali cini, tamu mau telumah atu?" tanya Tara tersenyum menatap Bian kecil.

"Boleh, ayo sekalian aku antelin kamu pulang." ucap Bian menggandeng tangan Tara kecil.

"Tita cetalang temenan ya? Tamu mau tan jadi temen Tala?" kata Tara kecil yang menatap tangannya yang masih di gandeng oleh Bian kecil.

"Iya, sekalang kita temen. Tiap hali kita halus main baleng ya?"

"Ote Bi,"

Keesokan harinya Bian kecil sudah berdiri di depan rumah Tara untuk mengajaknya bermain bersama.

"Tala, main yuk?" teriak Bian dari luar rumah Tara.

Terdengar grusak-grusuk orang berlari dari dalam rumah Tara, kepala Tara kecil menyembul dari pintu untuk melihat siapa yang berteriak.

"Bian," panggil Tara kegirangan sampai ia tersenyum dan membuka pintu lebar-lebar dan lupa bahwa ia belum memakai apapun karena ia baru selesai mandi.

BIANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang