Bab 9- Kangen Bian pt.2

366 46 8
                                    

Mereka menonton film dengan keadaan hening karena di kursi atas mereka hanya berempat, Bian dan Tara berada di kursi pojok dekat dinding dan dua lagi di kursi pinggir. Mereka sepertinya sepasang kekasih, melihat dari interaksinya yang selalu bergenggaman tangan seperti takut pasangannya akan diambil. Pasangan itu seperti mengabaikan keberadaan Bian dan Tara, membuat Tara risih saat mereka bermesraan seperti itu, kan Tara juga ingin seperti itu. Tara akhirnya hanya bisa mencebik kan bibirnya.

"Udah gak usah di liatin, kalau kamu risih." tegur Bian membuat Tara terkejut, dari mana Bian tahu kalau Tara itu risih saat melihat pasangan itu?

"Ih Tara kesel, kan Tara juga mau kayak gitu." celetuknya pelan tetapi masih bisa di dengar oleh Bian.

"Kamu juga mau? Yaudah sini Bian peluk." kata Bian memeluk pinggang Tara, membuat Tara tersenyum dan membalas memeluk Bian dengan kepala yang sedari tadi masih menyender di bahu Tara.

Tara pun akhirnya mengejek pasangan yang tidak memperdulikan keberadaan Bian dan Tara, dengan lidah yang di keluarkan dengan wajahnya yang lucu. Hal itu membuat Bian bertambah gemas dengan tindakan Tara.

"Wleekk.. Tara juga bisa kali." sombongnya tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada Bian karena merasa nyaman, Bian yang gemas pun mencium pipi kiri Tara.

Tara membiarkannya dan tak mempermasalahkan Bian yang mencium pipinya. Ia pun akhirnya fokus dengan tontonan nya, sampai pada pertengahan film dimana ada adegan tidak senonoh di pertontonkan. Dimana pemeran utama bercinta dan berciuman dengan panas, walaupun tidak sepenuhnya di nampakkan tetapi hal itu sukses membuat Tara menggerlingkan matanya malas. Dan tak sengaja matanya melihat kearah pasangan tadi, dan hal itu membuat Tara memalingkan wajahnya ke ceruk leher Bian menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu, malu karena ia secara tidak sengaja melihat keduanya berciuman di depan matanya.

Mata suci Tara sudah ternodai lebih dari dua kali.

Bian yang melihat Tara menyembunyikan wajahnya pun bingung, tetapi ia malah mengelus rambut halus milik Tara. Dan tanpa sadar, Tara akhirnya tertidur karena Bian terus mengelus kepalanya.

..

"Ta.. Ta bangun Ta, filmnya sudah habis. Ayo kita pulang." lirih Bian membangunkan Tara saat film yang diputar tadi sudah habis.

Tara pun tersenyum dan secara tidak sadar mengecup bibir Bian, Bian yang merasakan pun tersenyum senang saat ia diperlakukan seperti itu oleh Tara walaupun Tara tidak sadar melakukannya.

"Ta bangun dulu yuk, kita harus keluar. Bioskopnya mau di pakai lagi sayang." bisik Bian di telinga Tara, dengan panggilan yang sebut Bian tadi entah kenapa Tara langsung membelalakkan mata bulatnya itu.

Tara bertambah terkejut saat dengan tidak tahu malunya Bian mencium pipinya kembali di tempat umum.

"Bian malu ih, ini di tempat umum." bisik Tara dengan keadaan pipinya yang sudah memerah.

"Berarti kalau di rumah bol.. aahk shhh sakit Ta." keluh Bian mengelus perutnya yang baru saja di cubit oleh Tara.

"Makanya gak usah nyebelin." sahut Tara keluar duluan dari ruang teater meninggalkan Bian sendiri disana.

"Ta, kita makan malam dulu ya." ucap Bian lembut membuat Tara menoleh menatap Bian.

"Tapi kalau nanti bunda khawatir bagaimana?" tanya Tara menunduk.

"Emang tadi siang waktu kamu mau berangkat sama aku bunda tau kan?" tanya Bian memastikan.

"Tahu, bahkan bunda yang nyaranin Tara untuk nebeng sama Bian." jawabnya.

BIANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang