Bab 14- Batal

305 44 6
                                    

Hai vote dulu ya biar gak lupa karena keasyikan baca lalu tinggalkan komentar yang banyak, follow kyoritess ya biar tau kapan aku update cerita. Follow ig ku juga @aasrinok dan @wp.kyoritess
.
.
.
Happy reading
.,.

"Bian udah mandi? Sini." kata Tara menepuk-nepuk sisi kasurnya yang kosong itu, membuat Bian yang masih terbungkus handuk dibagian bawahnya pun menggeleng tak percaya dengan kelakuan ajaib Tara ini.

"Baju aku mana? Belum kamu siapin?" tanya Bian saat tak melihat bajunya di sekitar kamar Tara, pertanyaan itu membuat Tara berdecak kemudian cemberut.

"Ish.. Bian kan punya tangan, ambil sendiri di lemari Tara." ucapnya sebal membuat Bian terkekeh.

"Bocil-bocil, kamu itu harus belajar siapin baju aku."

"Dih, kenapa Tara? Bian kan punya tangan, ambil sendiri. Kenapa Tara yang di suruh ambilin? Terus gunanya tangan Bian untuk apa?" omel Tara membuat Bian gemas melihat ekspresi wajahnya yang menurut Bian sangat lucu saat mengomel seperti itu.

"Kamu kan bentar lagi akan jadi istri aku, jadi kamu harus belajar ngurusin aku, siapin kebutuhan aku, juga yang lain-lainnya." jelas Bian membuat Tara tiba-tiba salah tingkah dengan telinga yang memerah, ia menunduk malu, lalu Tara tersadar dan mengubah kembali raut wajahnya.

"Ish manja banget sih, percuma punya tangan tapi gak digunain dengan bener. Potong aja tangannya, kalau masih nyusahin istrinya nanti." omelnya lagi tetapi tetap berjalan dengan menghentakkan kakinya menuju lemari untuk menyiapkan baju Bian yang masih banyak di lemari Tara membuat Bian yang mendengar omelan Tara tersenyum kemudian terkekeh melihat Tara.

"Ih Bian gak usah ketawa, Tara lagi marah ini." sungutnya kesal saat berbalik malah melihat Bian yang tertawa, karena kesal baju yang tadi di ambilkan oleh Tara di lemparkan ke wajah Bian.

"Ta, kamu kenapa jadi galak banget gini sih? Heran aku tuh, apa bawaan si baby kali ya?" tebak Bian membuat Tara yang hendak kembali mengomel mengurungkan niatnya dan memasang wajah cemberut dan hendak kembali menangis.

"Eh.. Ta, kok mukanya kayak gitu sih? Bi salah ngomong ya? Maafin Bi ya Ta?" ungkap Bian yang kini mendekap tubuh Tara yang sudah bergetar karena ia kembali menangis.

Tara juga tidak mengerti kenapa dirinya menjadi seperti ini? Ia bingung.

"Bi?" panggil Tara membuat Bian bergumam menanggapinya.

"Tara mau gugurin anak ini."

Ucapan itu membuat Bian segera melepas pelukannya dari Tara dan menatapnya tajam, Bian tidak pernah berfikir bahwa Tara bisa memikirkan hal itu. Ia ingin menggugurkan anaknya, Tara ingin menghilangkan buah cinta mereka berdua dari dalam perutnya.

"Ta, kamu gak serius kan Ta?" tanya Bian memastikan bahwa apa yang tadi didengar olehnya itu salah.

"Tara beneran Bi, Tara gak bisa kayak gini. Nanti kalau bunda tau, bunda pasti akan marah sama Tara. Bunda pasti akan nanya, ini anak siapa? Sambil marah-marah, Tara gak bisa Bi. Tara belum siap untuk ini, Tara belum bisa terima dia didalam perut Tara. Belum lagi kalau dia membesar di dalam, otomatis perut Tara juga akan besar, Tara jadi jelek, gendut, terus apa kata orang-orang nanti?"

"Ta itu anak aku, anak kita. Kamu gak boleh hilangin dia tanpa persetujuan dari aku dulu. Aku gak peduli, mau nanti kamu jelek, gendut, atau mau jadi kuyang sekali pun, aku akan tetap sayang sama kamu." cegah Bian berusaha untuk tidak membentak Tara lagi seperti waktu itu.

"Tara tau, tapi kenapa Bian ngatain Tara kayak kuyang hiks? Emang Tara sejelek itu? Terus nanti kalo.." tanya Tara dan semakin menangis membayangkan kemungkinan-kemungkinan besar saat Melani, Karina, dan Farhan tau nantinya.

BIANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang