Bab 11- Curahan Hati Tara

295 40 9
                                    

Hai, aku balik setelah hampir sebulan gak update cerita apapun:) masih pada ingat cerita aku gak? Atau udah pada lupa:(
Minal aidin wal faidzin ya semuanya mohon maaf lahir batin🙏 maaf juga kalo selama ini aku selalu typo kalo nulis.

Follow akun wp kyoritess dan akun IG aku @aasrinok dan juga @wp.kyoritess bantu share cerita ini juga ke tiktok atau apapun biar ceritanya rame.

Terima kasih.
.
.
.

"Bi?"

"Hemm? Kenapa sayang?" tanya Bian yang masih sibuk menciumi rambut Tara yang wangi stoberi.

"Ish.. jangan panggil Tara sayang, Tara malu Bi." ungkap anak itu menyembunyikan wajahnya di dada telanjang Bian.

"Kenapa kan kamu sekarang pacar aku, suka-suka aku mau panggil kamu dengan sebutan apa. Emang kamu maunya di panggil apa? Istrinya Bian?" tanyanya yang kemudian terkekeh saat Tara memukul dadanya pelan.

"Gak ih, panggil kayak biasa aja. Biar lebih nyaman, nanti kalo ada yang tau kita pacaran di marahin. Belum lagi kalo bunda tau, Indira Gea, mama papa Bian kan nanti keluarga kita jadi menjauh satu sama lain Bi, Tara gak mau itu sampai terjadi." jelas Tara membuat Bian mengangguk menyetujui ucapan Tara yang ada benarnya.

"Kamu benar juga, yaudah gini aja gimana kalo di depan mereka aku panggil kamu kayak biasa terus kalo kita lagi berdua kayak gini aku panggil kamu sayang?" usul Bian membuat Tara berpikir kemudian mengangguk menyetujui usulan itu.

"Nanti aku juga mau bilang pelan-pelan sama mama papa biar.."

"Hpphh.."

"Sayang kamu kenapa?" tanya Bian yang melihat Tara seperti ingin muntah tetapi di tahan dengan tangannya, lalu Tara pun berlari tertatih-tatih ke kamar mandi dengan keadaan telanjang bulat karena mereka tadi sedang beristirahat setelah menyelesaikan ronde kedua.

"Ta, kamu baik-baik aja? Apa yang sakit sayang?" tanya Bian menghampiri Tara di kamar mandi, Bian membantu memijat tengkuk anak itu.

"Bi sakit hiks.." adu Tara memeluk Bian membuat Bian menahan nafas karena milik Tara menyenggol rudalnya yang sudah tertutup celana pendek.

"Apa yang sakit Ta? Kita ke dokter aja ya, biar kamu di periksa." ucap Bian mengelus rambut Tara, membuat anak itu menggeleng dan menangis.

"Gak mau hiks.. Tara mau bunda aja hiks.." ucapnya merengek.

"Sayang bunda kan tadi bilang pergi ke butik, katanya ada yang mau diurus kasian dong bunda kalo disuruh pulang. Nanti kerjaannya gak selesai-selesai." jelas Bian lembut.

"Aaaaa.. tapi Tara mau bunda Bi."

"Iya nanti bunda pulang, sekarang kamu sama aku dulu. Udah belum mual nya? Aku gendong ya biar kamu gak capek jalan? Kasian kamu nya habis main, terus mual kayak gini." ucap Bian lembut membuat Tara cemberut mendengarnya.

"Ih jangan di ingetin, Tara malu dengernya." protes anak itu membuat Bian terkekeh dan segera menggendong Tara seperti koala yang membuat Tara terkejut, pasalnya milik Tara kembali menyentuh bagian perut Bian.

"Sayang, yakin gak mau ke dokter aja? Kamu pucet banget loh ini." lirih Bian membelai rambut Tara membuat Tara menggeleng dan tersenyum.

"Tara gak apa-apa Bi, ini cuma masuk angin percaya sama Tara ya?" ucap Tara mencoba untuk membuat Bian tenang, walaupun kenyataannya Bian bertambah tidak tenang mendengar ucapan anak itu.

BIANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang