Bab 8- Kangen Bian

361 43 3
                                    

Sudah sebulan rasanya Tara tidak pernah melihat Bian datang dan bermain ke rumahnya lagi, entah kenapa sikap Bian akhir-akhir ini menjadi aneh pada Tara. Ia seperti menghindari Tara dan Tara tidak tahu apa penyebabnya, yang jelas dunianya terasa berbeda. Tidak lagi ada senyuman di bibir Tara, apalagi setelah Indira datang dan melarang Tara untuk bergaul dengan Bian.

"Kamu harus jauhin Bian, kalau kamu sayang sama aku."

"Kenapa? Bian kan sahabat Tara, kenapa Tara harus jauhin Bian?" tanya Tara tidak terima jika harus menjauhi Bian.

"Ya kamu harus jauhi Bian, jangan pernah ketemu sama dia atau aku akan marah sama kamu." tekan Indira yang langsung membuat Tara kesal.

"Ya udah kalau Indira mau marah sama Tara silahkan, Tara gak akan pernah jauhin Bian hanya demi Indira. Emang kenapa sih? Bian salah apa sampai harus di jauhin? Indira dengerin Tara, Bian itu sahabat Tara satu-satunya, kita dari kecil udah tumbuh sama-sama, dan Indira gak ada hak buat atur itu meskipun Indira adalah tunangan Tara." ucap Tara dengan tegas membuat Indira kaget karena ini kali pertamanya ia melihat Tara seperti ini, Tara menolak untuk menjauhi Bian.

"Ish aku ada hak Tara, karena aku itu tunangan kamu, aku cemburu setiap liat kamu sama Bian."

"Indira, itu bukan cemburu. Indira cuma punya ketakutan yang berlebihan, Indira takut kehilangan Tara itu wajar, cuma rasa takut Indira itu berlebihan dan itu jatuhnya posesif. Dan Tara gak suka di giniin, Indira sama aja ngekang Tara kalau kayak gini."

Perdebatan malam itu masih tersemat dengan kuat di pikiran Tara, Tara tidak bisa menjauhi Bian hanya karena kecemburuan berlebihan dari Indira itu.

..

"B-bian," panggil Tara pelan saat Tara melihat Bian sedang memasang sepatunya di depan pintu rumah.

Bian mendongak dan mendapati Tara sedang berdiri di depannya dengan gugup, membuatnya mengernyit heran.

"Ada apa?" tanya Bian kembali memakai sepatunya.

"Bian siang ini mau jemput Gea di sekolah?" tanyanya takut-takut.

"Kenapa?" tanya Bian yang kini sudah berdiri menatap Tara, kemudian ia menuju garasi mobil rumahnya yang juga terdapat sepeda motornya lalu menaiki motor Ninja Kawasaki nya dan menyalakan mesinnya untuk di panaskan terlebih dahulu.

Bian emang mempunyai 3 motor, yang pertama aerox hitam, kedua Scoopy hitam, dan ketiga Ninja Kawasaki hitam, motor besar yang kerap di sapa moge oleh kebanyakan orang. Bian memang manusia penyuka warna hitam, tidak heran semua motornya berwarna hitam.

"Tara mau nebeng sama Bian ke kampus, tapi kalau Bian mau jemput Gea ya udah. Tara naik grab aja." ungkapnya yang langsung mengambil ponselnya di dalam tas untuk memesan grab.

"Udah gak perlu, bareng sama aku aja. Hari ini aku sendiri, dan gak jemput Gea." ucap Bian membuat Tara tersenyum.

"Makasih." ucap Tara membuat Bian tersenyum.

**

"Ta, aku mau mampir ke tempat makan, kita makan dulu ya?" tanya Bian membuat Tara mengangguk.

"Tara kangen makan berdua sama Bian. Tara juga kangen naik motor kayak gini bareng Bian." ungkap Tara merentangkan kedua tangannya agar bisa menikmati siang hari ini. Tara kembali memeluk pinggang Bian karena Bian menambah kecepatan pada motornya.

"Bi, kenapa diam aja? Bian gak suka ya Tara nebeng sama Bian?" tanya Tara cemberut membuat Bian menggelengkan kepalanya.

"Aku juga kangen kayak dulu lagi, makanya aku diam saja. Aku cuma mau dengar ocehanmu." ucap Bian jujur dan tersenyum menatap spion motornya yang terdapat wajah manis Tara yang sedang tersenyum malu.

BIANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang