Bab 17- Gagal

314 34 21
                                    

Hai vote dulu ya biar gak lupa karena keasikan baca dan tinggalkan spam komentar kalian, follow kyoritess dong biar kalian gak ketinggalan setiap Kyo update cerita. Follow ig Kyo juga @aasrinok dan @wp.kyoritess

.
.
Happy reading
.,.

"Bian?" panggil Tara menarik pelan tangan Bian yang ingin masuk kedalam rumahnya, entah kenapa saat ini Tara takut untuk masuk ke dalam rumahnya sendiri.

"Jangan masuk, Tara yakin bunda sekarang udah tau semuanya. Tara takut nanti Bian di marahi bunda, Tara gak mau Bian di marahi." lirihnya pelan dengan mata yang sudah berkaca-kaca menatap Bian.

"Tapi Ta, aku gak bisa biarin kamu masuk sendirian, aku ikut ya sayang?" tanya Bian memelas, meminta izin agar di perbolehkan untuk masuk bersama dengan nya.

"Bi, nurut ya sama Tara? Tara gak mau Bian kena marah sama bunda, Tara mohon." pinta anak itu yang sudah menangis memohon-mohon agar Bian tidak ikut masuk.

Bian yang emang dasarnya lemah ketika sudah melihat Tara menangis pun memilih menuruti keinginan Tara untuk tidak ikut masuk ke dalam.

"Iya yaudah aku gak jadi ikut masuk, kamu jangan nangis lagi, nanti kalau kamu kenapa-napa hubungi aku ya." pesan Bian mengelus surai lembut milik Tara sembari menghapus air mata yang tadi keluar.

"Iya nanti Tara kabari kalau Tara udah di kamar, yaudah kalau gitu Tara sama baby masuk dulu ya ayah?" pamitnya dengan memanggil Bian dengan sebutan ayah, membuat Bian gemas dan mengangguk setelah mencium kening Tara.

**

Tara saat ini berada di tempat tidurnya sambil memainkan ponselnya, setelah tadi berbicara dengan sang bunda terkait dirinya dan sang janin, juga Bian dan Indira. Tara telah memutuskan untuk memilih Bian juga janin yang ada di kandungannya, karena memang sejak awal Tara tidak menyukai Indira. Dan Melani pun hanya mendukung semua keputusan anak satu-satunya itu.

Tara pun mengabari Bian bahwa ia sudah berada di kamar dengan keadaan baik-baik saja, Tara tersenyum saat mendapat balasan dari Bian,ia melihat kearah balkon kamarnya yang masih tertutup kain gorden putih tipis itu.

Drrrtt.. drrrt.

"Mana? Kenapa kamu belum keluar? Aku mau liat kamu Ta."

"Iya sebentar Bi," ucapnya kemudian turun dari tempat tidur berjalan menuju balkon kamarnya.

Dapat di lihat oleh Tara, di balkon yang tak jauh di seberang sana Bian sedang berdiri memandangnya dengan ponsel yang masih berada di telinganya.

"Aku kesana ya, bolehkan?" ucap Bian terdengar lirih meminta izin di seberang sana pada Tara yang masih menatapnya dengan berkedip-kedip lucu tanpa berbicara apapun.

Balkon kamar mereka hanya berjarak sekitar 5 langkah, sama seperti rumah mereka. Itu sebabnya Bian dapat melihat Tara yang sedang berkedip-kedip lucu itu.

"Aku kangen Ta," ucap Bian lagi membuat Tara tersenyum, jujur ia juga merindukan Bian. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka berpisah.

"Tadi kan kita baru aja pisah Bi, masa udah kangen lagi?"

"Aku mau kesana." ucap Bian lagi membuat Tara menghela nafas.

BIANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang