Bab 3- Konflik Hujan

651 70 7
                                    

"Bi gak jadi mau peluk Tara?" tanya anak itu mengerjap.

"Kamu utang cerita sama aku." sahut Bian dingin tetapi tetap mengambil posisi untuk memeluk Tara agar anak itu merasa hangat.

"Cerita apa? Bian mau Tara bacakan dongeng?" tanya anak itu mengerjap dengan polosnya membuat Bian tersenyum terpaksa dan mengelus wajah Tara yang berada dihadapannya.

"Cerita siapa laki-laki tadi Ta, kamu gak pernah cerita kalau kamu punya kenalan kayak laki-laki tadi." ucap Bian lembut, membuat Tara berfikir sebentar untuk mencerna perkataannya.

"Oh.. itu tadi namanya kak Vero, Tara baru kenal tadi siang di warung makan. Yang waktu Bi pergi ke toilet, dia datang ke tempat Tara katanya mau gabung di meja yang sama kayak kita. Terus dia nanya nama Tara, yaudah Tara kasih tau. Terus juga dia minta kontak Tara, Bian juga tadi siang lihat dia kok di meja kita iya kan?" jelas Tara panjang lebar tanpa sadar kalau Bian mengeraskan rahangnya.

"Terus kamu kasih kontak kamu?" tanya Bian membuat Tara mengangguk gemas.

"Mana sini ponsel kamu, aku mau liat."

"Mau liat apa?" tanya Tara tak mengerti.

"Mau liat, dia ada chat apa aja ke kamu."

"Kak Vero belum ada chat Tara Bi, Tara juga bingung katanya tadi siang kalau dia udah sampe rumah mau kirim pesan ke Tara, tapi tadi Tara liat gak ada nomor baru yang masuk." jelas anak itu mengeratkan pelukannya pada Bian.

"Kamu ada nomornya kan? Blokir aja nomornya biar gak nyemak di ponsel kamu." ujar Bian yang juga mengeratkan pelukannya.

"Gak ada, tadi Tara cuma kasih nomor Tara aja. Gak Tara miscall, karena takut Bian keburu dateng tadi terus marah-marah ke Tara hehe.." kata Tara tertawa kecil diakhir.

"Yaudah kalau dia ada chat kamu, kamu bilang ke aku." pesan Bian yang langsung di angguki oleh Tara dengan gemas.

"Kamu masih kedinginan?" tanya Bian khawatir karena melihat bibir Tara sedikit bergetar.

"Masih,"ucap Tara memanyunkan bibirnya membuat Bian gemas sekaligus khawatir pada anak itu.

"Kamu ada ngerasa pusing atau kepala kamu berat gak?"

"Nggak ada, semua normal. Tara cuma kedinginan aja." jawabnya melemah.

"Kamu yakin?" tanya Bian yang di angguki Tara.

"Yaudah kamu tunggu disini, aku mau buatin susu dulu buat kamu biar kamu nggak kedinginan banget. Kamu tunggu disini, jangan nakal atau aku akan marah." pesan Bian yang diangguki dengan tidak minat oleh Tara yang langsung cemberut mendengar omelan sang sahabat.

Setelah 20 menit, Bian kembali membawa dua gelas susu coklat panas yang gelasnya belepotan oleh bubuk susu yang lengket karena terkena air panas membuat Tara terkekeh pelan melihat itu.

"Pasti dapur mama Bian berantakan sekarang," ucap Tara yang mendapat cengiran polos dari Bian.

"Gak apa-apa, besok aku bisa beresin kok. Ini kamu minum dulu, biar gak kedinginan lagi kamu nya."

"Makasih, Bian suami-able banget sih pasti nanti istri Bian beruntung bisa dapetin Bian."

"Heh! Bocil tau dari mana tuh kata-kata suami-able?" tanya Bian yang telinganya memerah mendengar ucapan Tara.

"Tara bukan bocil ih Tara tau dari temen-temen sekolah waktu sebelum tamat, oh iya Bi, Tara keterima loh di kampus yang sama kayak Bian." ucap Tara tersenyum setelah meminum susu coklat yang tinggal setengah itu.

"Bagus dong, biar nanti aku bisa jagain kamu juga di kampus. Kamu ngambil jurusan apa?" tanya Bian antusias.

"Jurusan kedokteran, biar sama kayak Bian hehe.."

BIANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang