1. hujan di pagi hari

690 179 218
                                    

"Tentang hatinya yang serapuh kapas, tentang isakannya yang ibaratkan petir diantara rintik hujan."


~ HAPPY READING ~


Bunyi nyaring dari jam weker yang berada di meja sebelah tempat tidur Rain membuat matanya terbuka perlahan. Matanya berkali-kali mengerjap, menatap jam weker yang sudah menunjukkan pukul 06.00.

Ia bangkit dari tidurnya, mencoba membuka matanya agar terbuka sempurna. Ia bangkit, kakinya melangkah ke arah jendela untuk membuka gorden yang masih tertutup rapat.

Ia menghela nafasnya ketika tau hujan turun di pagi hari ini. Kemudian ia segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk bersiap dan berangkat ke sekolah.

Setelah beberapa menit, Rain sudah siap dengan seragam putih abu-abu yang ia kenakan. Ia berdiri di hadapan cermin, mengoles sedikit Lipblam agar bibirnya tidak terlihat pucat.

"Semoga hari ini lebih baik, semangat Rain!" Ujarnya menyemangati diri sendiri di hadapan cermin.

Setelah siap, ia keluar dari kamarnya lalu turun ke lantai bawah. Sudah ada mamahnya dan juga keluarga barunya yang sedang sarapan pagi.

"Selamat pagi non Rain!" ujar Asisten rumah tangga membuat Lika-Ibu Rain menoleh ke arah dirinya.

Rain tersenyum kepada Mbok Epi yang merupakan asisten rumah tangganya. "Pagi Mbok!"

"Sar-" Ucapan Mbok Epi terpotong dengan ucapan Lika. "Nggak usah! Udah telat kan? Sana berangkat!" Ujar Lika kepada Rain tanpa menatapnya.

Rain menghela nafasnya, "Rain sarapan di sekolah aja mbok, Rain berangkat ya!"Pamitnya.

Tidak membutuhkan waktu lama, Rain sudah berada di parkiran sekolah untuk memarkirkan mobilnya.

Ia turun dari mobil dengan payung di tangannya karena hujan masih belum reda.

Matanya menatap orang-orang yang tengah berlari kecil dan bercanda tawa dengan para sahabatnya.

Ia tersenyum getir, Ia merindukan dahulu ketika dirinya mempunyai banyak teman.

Saat melangkahkan kaki memasuki kelasnya, 3 orang gadis menghentikan langkahnya.

Rain memutar mata malas, "Apa?"

"Jam ke 3 di kumpulin, harus selesai!"Ujarnya dengan memberikan 3 buku tulis kepada Rain.

Rain yang belum siap menerima itu menjadi kuwalahan sehingga buku-buku tersebut jatuh.

"Kalo sampe nggak selesai, lo bakal tau akibatnya, Rain!" Ujarnya kembali kemudian pergi meninggalkan Rain.

Rain menghembuskan nafas kasar, ia berjongkok untuk mengambil buku-buku itu yang sudah terjatuh di lantai.

"Dasar setan!" Gerutunya.

Ia melanjutkan langkahnya menuju tempat duduk yang berada di pojok belakang.

"Harusnya gue ke kantin, bukan ngerjain PR orang." Gerutunya lagi.

Kegiatan Rain terhenti ketika seseorang menaruh sebuah kotak bekal di mejanya. Ia menatap seseorang yang sudah berdiri di depannya.

HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang