"Dia...Objek paling indah yang bisa aku adukan pada Tuhan."
•
•
•
~ HAPPY READING ~
"Termasuk lo boleh nggak?"
Rain diam, Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya setelah mendengar kalimat itu. Sial, Petir benar-benar membuatnya gila.
Kringggg
Hanya pagi ini Rain berterimakasih kepada guru yang membunyikan bel masuk. Ia lega, setidaknya ia bisa mengubah topik ber-alasan sudah masuk lalu bisa meninggalkan Petir.
"U-Udah masuk, Gue duluan ya?"Ujarnya.
"Bekalnya juga di bawa?"Tanya Petir menggoda.
Langkah Rain terhenti, Dirinya berbalik badan kemudian memberikan kotak bekal itu kepada Petir.
Petir terkekeh, Ia menarik tangan Rain sehingga membuat Rain terhuyung hampir terjatuh.
"Sayangnya, gue udah makan,"
"Sebagai gantinya, Istirahat gue tunggu lo disini."Lanjutnya.
"Ng-Ngapain?"Jawab Rain gugup karena jarak mereka sangat dekat.
"Suapin gue makan, mau?"
Rain menggeleng cepat, membuat Petir tertawa.
"Kenapa ketawa?"Tanya Rain bingung.
"Gue bercanda, Istirahat temenin gue disini buat ngegambar ya? Sekalian makan juga disini. Nanti gue yang pesen."
"Kenapa makan disini?"Tanya Rain.
"Kenapa? Bukannya lo suka makan disini?"Tanya Petir kembali.
Rain mengangguk, Ia kemudian melangkahkan kakinya dari sana.
"Lo lucu banget, Rain."Monolog Petir.
Rain kini berjalan melewati koridor yang sepi, Semua siswa-siswi sudah memasuki kelasnya masing-masing. Ia masih terbayang-bayang ucapan Petir.
Ia memasuki kelasnya dengan wajah sumringah, Tidak seperti biasanya. Wajah itu sudah lama Alfa tidak melihatnya.
"Sumringah banget tu anak,"Ujar William berbisik kepada Fannan.
Fannan menoleh, Ia tersenyum. Lega, Sudah lama sekali ia tidak melihat gadis itu tidak tersenyum seperti itu.
"Al, Rain kayanya lagi bahagia banget tuh"Ujar William kepada Alfa yang tengah menyalin tugas dari Fannan.
Alfa menoleh, Menatap Rain dengan tatapan yang penasaran. Apa yang membuat dirinya sebahagia itu?
"Kenapa dia?"Tanyanya.
"Mana gue tau anjay."Jawab William
"Udah cepet kerjain Al!"Tegur Fannan membuat Alfa berdecak pelan.
Parsa menatap Rain dengan senyumannya, Ia bahagia ketika gadis itu tersenyum. Sudah lama ia menanti senyuman itu.
Tapi, Apa sebabnya ia tersenyum seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)
RastgeleKisah ini menceritakan tentang Rain dengan segala keputusasaannya, dan juga Petir dengan segala kekuatannya. Mereka berdua bertemu untuk saling menguatkan dan menjaga satu sama lain. "Ngga ada yang menjamin hidup akan mudah, tapi ketika bersamamu, h...