"Rumput kesabaran itu pahit, tapi pada akhirnya akan menanggung buah yang manis dan empuk."
•
•
•
~ HAPPY READING ~"Ampun bund, aduh sakit." Keluh Cemal yang kini tengah berlarian di sebuah ruang keluarga dengan bundanya yang berada di belakang membawa sebuah kemonceng.
"Rasain! Kamu nggak ada capeknya buat adik kamu nangis."
Seorang gadis kecil yang duduk di sofa kini tertawa, air matanya sudah kering akibat kegirangan ketika kakaknya tersiksa.
"Telus bund! Pukul Abang yang kenceng!" Ujarnya.
"Heh bocil, jangan kurang ajar sama gue! Nanti nggak gue beliin kinderjoy, nangis."
"Huaa bunda Abang ngancem-ngancem celi."
Gadis kecil itu adalah adik Cemal, usianya baru menginjak satu tahun, sebenarnya ia mempunyai nama Cherly, namun karena ia yang belum bisa berbicara huruf R, namanya beruba menjadi Celi."
"Cemal!"
"Iya Bun, udah deh. Cemal nyerah." Ujarnya dengan merebahkan diri di sofa yang diduki adiknya.
"Ih jangan deket-deket Celi, Abang bau abis lali-lali."
Cherly seberusaha mungkin mengusir Cemal, namun Cemal tetap saja menempel pada tubuhnya membuat gadis kecil itu menggigit telinga Cemal.
"Ah aw aduh!" Cemal bangkit, ia menatap tajam adiknya, "Sakit, Boncel!"
"Cemal ih! Nama bagus-bagus di panggil-nya Boncel!"
"Udah lah, Abang mau pergi."
"Mau kemana?"
"Ke sekolah."
"Ngapain?"
"Gangguin Petir latihan."
"Kerjaan kamu kalo nggak pacaran ya gangguin orang."
"Biar aja si bun, dari pada gangguin janda sebelah kaya Ayah?"
"Heh, cocotmu!" Sahut Ayahnya yang kini berada di ruangan yang bersebelahan dengan ruang keluarga.
Cemal menunjukkan cengirannya, "Udah ah." Cemal sudah berjalan, namun ia menghentikan langkahnya, menatap kedua orang tuanya lalu bersuara, "Ke Klenteng ketemu sama pak Riri."
"Cakep!" Kompak kedua orang tuanya.
"Cemal ganteng pamit undur diri."
"Dah, assalamualaikum sumber uangku!" Setelah mengatakan itu, ia langsung berlari keluar rumah.
"Kamu dulu nyidam apa sih bund, anaknya jadi gesrek gitu?"
"Itu juga anak kamu!"
Sore ini, Lapangan Futsal GHS sudah ramai tim futsal yang akan tanding beberapa Minggu lagi.
"SOK GANTENG LO, PAN!" Teriak Cemal kepada Kaivan membuat Kaivan mengacungkan jari tengahnya.
Latihan kali ini, Petir ditemani oleh Rain. Rain sedari tadi berada di tempat duduk sebelah lapangan, bersama dengan Cemal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)
RandomKisah ini menceritakan tentang Rain dengan segala keputusasaannya, dan juga Petir dengan segala kekuatannya. Mereka berdua bertemu untuk saling menguatkan dan menjaga satu sama lain. "Ngga ada yang menjamin hidup akan mudah, tapi ketika bersamamu, h...