"Masa lalu hanyalah pembuka jalanmu menuju kejayaan." - William Shakespear
•
•
•
~ HAPPY READING ~Sore ini, Rain mengajak Petir untuk pergi ke salah satu tempat favoritnya, Danau. Selama bertahun-tahun, setelah kejadian yang membuat hidupnya berubah drastis menjadi penderitaan itu ia menjadi suka berkunjung ke danau yang sunyi ini.
"Adem banget Rain,"Ujar Petir membuat Rain tersenyum.
Mereka menghentikan langkah kakinya, Kemudian duduk di tepi danau. Keduanya hening, hanya kicauan burung yang mengisi kesunyian tersebut.
"Danau-nya tenang banget ya Tir?"Ujar Rain tanpa menoleh kepada Petir.
Petir menoleh kepada Rain, Matanya fokus menatap gadis tersebut yang tengah memandangi danau di hadapannya dengan fokus.
"Gue suka."Lanjut Rain.
"Gue juga,"Ucapan Petir membuat Rain menoleh, "Gue suka liat lo kaya sekarang,"Lanjut Petir.
"Nyaman banget ya disini?"Tanya Petir.
Rain mengangguk pelan, "Gue selalu berharap bisa bawa temen kesini selain Metta. Dan hari ini, harapan gue Tuhan wujudin."
Petir terkekeh, "Lo bisa bawa gue kapan pun kesini, gue bakal free 24 jam buat datang ke sini nemenin lo."
"Lo kan punya kerjaan,"Ujar Rain.
Petir mengangguk, "Gue bisa izin, bos gue baik."Ujarnya di akhiri dengan tawa.
"Makasih ya,"Ujar Rain membuat Petir mengangkat satu alisnya seakan bertanya untuk apa?
"Makasih udah mau nemenin langkah gue, ketika semua orang nggak suka kehadiran gue."
"Nggak ada yang harus lo ucapan terimakasih ke gue Rain. Gue cuma mau kita berjuang bareng, gue sama lo, sama-sama punya masalah dan penderitaan yang begitu menyakitkan, kita hanya harus saling menguatkan hingga nanti Tuhan sendiri yang nyuruh kita untuk pulang."
"Kata-kata lo tuh selalu buat gue mau nangis!"Ujar Rain dengan menghapus air matanya yang hampir jatuh.
Petir terkekeh, tangannya bergerak mengelus puncak kepala gadis itu, "Sekarang, nggak ada yang perlu lo takutin. Lo punya gue, punya Metta, dan temen-temen yang lain buat ngedukung lo."
Rain mengangguk, "Thank you so much."
Hari sudah hampir gelap, Kini Petir sudah sampai di rumahnya. Ia membuka sebuah pesan dari Rain, kemudian membalasnya bahwa ia sudah sampai rumah.
Hari ini, hari yang benar-benar membuat Petir bahagia. Entah mengapa, ketika bersama gadis itu, rasa lelah dan ketakutan berubah menjadi kekuatan.
"Assalamualaikum, Petir pulang!"
"Waalaikumsalam,"Jawab Vika dan juga seorang gadis kompak, membuat seluruh badan petir membeku.
Tanpa aba-aba, gadis itu menghampiri Petir kemudian memeluknya. "I Miss you so much!"
Petir diam membisu, setelah 5 tahun lamanya gadis itu menghilang, kini kembali lagi dan memeluk tubuhnya begitu saja?
"Hei, apa kabar?"Ujarnya lagi membuat lamunan Petir buyar.
FLASHBACK ON
"Bu, kak Ola bakal ninggalin Petir disini?"
"Kak Ola bakal sering main kesini kok, dia harus ikut orang tuanya sayang."
Petir mengusap air matanya, kakinya berlari keluar panti untuk menemui gadis bernama Ola tersebut yang kini tengah memasukkan barang-barangnya kedalam koper.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)
AléatoireKisah ini menceritakan tentang Rain dengan segala keputusasaannya, dan juga Petir dengan segala kekuatannya. Mereka berdua bertemu untuk saling menguatkan dan menjaga satu sama lain. "Ngga ada yang menjamin hidup akan mudah, tapi ketika bersamamu, h...