26. Terungkap

353 126 346
                                    

"Seluruh dunia bisa menjadi musuh ketika kehilangan apa yang kamu cintai."



~ HAPPY READING ~


"Ini yang kamu mau." Seorang paruh baya memberikan sebuah map kepada Naresh.

"Makasih pa,"

"Lakukan mau ku, jadilah penerus perusahaan papa!"

Naresh menghela nafasnya, lalu ia mengangguk.

Naresh pergi membawa map tersebut memasuki kamarnya, ia duduk di meja belajar, membuka perlahan isi dari map tersebut.

"Flashdisk?" Monolognya.

Ia memegang sebuah flashdisk dari dalam map tersebut, dengan segera Naresh memasang flashdisk itu pada laptopnya.

Ia mencari file yang menurutnya mencurigakan, setelah menemukan, ia meng-klik lalu menontonnya.

Isi dari file itu adalah rekaman CCTV beberapa tahun lalu, Naresh menatap seseorang yang tengah melakukan aksinya pada ruangan kerja Ayah Rain.

Naresh mem-pouse Vidio tersebut ketika ia melihat seseorang yang menurutnya tak asing.

"Nggak asing sama gelang-nya."

Ia memejamkan mata, mengingat kembali siapa yang sering ia temui dengan menggunakan gelang yang persis sama seperti yang ada di Vidio.

Tangan Naresh bergerak kembali mencari sebuah file yang lain, ia memencet suatu file yang juga CCTV di kantor tersebut.

Ia langsung mem-pause Vidio tersebut ketika matanya menatap seseorang yang tengah melepaskan pakaian. Pakaian yang sama persis dengan seseorang yang membunuh ayah Rain.

"Alfa?"

Naresh tidak percaya, namun ini bukti. Gelang yang Alfa pakai juga sama persis dengan pembunuh tersebut.

Naresh mengambil handphonenya untuk menghubungi Rain.

"Halo Na? Kenapa?"

"Hallo Rain, sorry ganggu. Gue mau bicara sama lo, malam ini di Caffe Petir bisa?"

"Tiba-tiba banget?"

"Penting. Ini tentang kematian bokap lo."

"Oke, gue otw sekarang."

Naresh segera mengambil jaket dan juga kunci motornya, tak lupa juga ia membawa sebuah flashdisk yang tadi ayahnya berikan.

Hanya beberapa menit, Naresh telah tiba d Caffe.

"Na!" Naresh menoleh, menatap Rain yang kini tengah berjalan ke arahnya.

"Nih." Naresh memberikan sebuah flashdisk membuat Rain bingung.

"Lo bakal temuin siapa pelaku sebenarnya di flashdisk ini." Jelasnya.

"Ini dari mana?"

"Nggak perlu tau ini dari mana, yang penting nama baik lo harus bersih dulu."

Rain mengangguk, "Makasih ya."

Naresh mengangguk, "Lo pulang gih, Petir juga belum masuk kerja kan?"

Rain menggeleng, "Dia masih sakit katanya,"

Naresh mengangguk, "Jangan lupa kabarin dia juga, nanti dia marah sama gue."

Rain terkekeh, "Iyaudah, gue balik duluan ya? Makasih sekali lagi."

Sudah sampai di rumah, Rain segera me-ngecek flashdisk yang tadi Naresh berikan.

Ia membuka semua file yang ada di sana, sampai file yang berisi CCTV kejadian tersebut ia temukan.

HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang