Prolog

2.1K 79 0
                                    

Eshaal tak pernah mengeluhkan apapun yang terjadi pada dirinya. Dia mengikuti alur takdir dengan pasrah. Apapun yang terjadi padanya, dia hanya berharap semua memanglah yang terbaik.

Eshaal yang lupa akan masa kecilnya tetap tersenyum hangat untuk bertahan melanjutkan semuanya.

Eshaal merasa hidupnya saat ini sudah lengkap dan bahagia meski dia hanya memiliki Liam dan Jonah.

Baginya kedua orang itu adalah anugrah terbaik dalam hidupnya. Karena mereka berdualah Eshaal bisa bertahan hingga saat ini. Liam dan Jonah sangat menjaga dan menyayangi Eshaal.

Eshaal tak pernah meminta lebih pada sang takdir. Dia hanya ingin bahagia bersama kekasih dan sahabatnya itu selamanya.

Eshaal ingin mengubur semua kenangan kelam yang membuatnya kesakitan. Meskipun dia tak akan pernah mampu karena didalam kenangan itu pun ada alasan lain yang membuatnya harus bertahan hingga saat ini.

"Axel, aku janji kita akan cepat bertemu. Tolong tunggu sebentar lagi. Dimanapun kamu tolong tetap hidup dengan sehat"

Eshaal kembali mengucapkan permohonannya dibawah langit malam tanpa bintang. Hanya ada temaram bulan yang menemaninya. Hingga Eshaal merasakan ada lengan hangat yang memeluk pinggang nya dari belakang.

"Sudah berdoanya?"

"Heum sudah hehe, maaf ya Liam jadi menunggu lama"

"Jangan minta maaf, aku mengerti kok. Jadi sekarang kita makan?" Ucap sosok tinggi itu dengan senyum hangat.

"Ayok, makan dimana?"

"Dirumahku ya, aku sudah memasak Jjangmyeon dan Bulgogi untukmu"

"Liam serius?" Tanya Eshaal dengan binar mata berkilau.

"Eum, kita pulang sekarang?"

"Eum! Liam memang yang terbaik"





*****

DI LAIN TEMPAT

Nevan selalu merasa terkekang karena tak pernah bebas bermain keluar tanpa ijin kedua orang tuanya. Dari kecil orang tuanya selalu memilih home schooling untuk pendidikannya, jika ditanya mereka hanya menjawab

"Agar kami tenang Nevan sayang"

Entah apa sebenarnya makna dibalik kata-kata itu Nevan pun tak mengerti karena orang tuanya tak pernah menjelaskan secara detail. Orang tuanya pun susah terbuka padanya dan mereka juga terlalu sibuk. Tak jarang dia hanya ditemani oleh beberapa maid dan ajudan suruhan orang tuanya ketika mereka sedang tak ada dirumah.

Jika ditanya pernahkah dia keluar rumah? Maka jawabannya tidak, karena dia tidak diijinkan keluar rumah. Orang tuanya memang selalu memenuhi semua kebutuhan Nevan dengan fasilitas nomer satu, hanya mereka tak sadar bahwa yang diperlukan anaknya bukan hanya materi dan uang namun juga bersosialisasi seperti anak-anak seusianya.

Saat ini Nevan berusia 16 tahun, ia juga ingin melihat dunia luar dan mempunyai banyak teman. Dia bukan anak bodoh yang tak tau dunia luar namun dia hanya tidak tau bagaimana rasanya hidup seperti anak seusianya pada umumnya.

Nevan punya seorang teman, Elea namanya hanya dia yang dipercaya kedua orang tuanya untung menemani Nevan disaat mereka ada urusan bisnis di luar kota. Namun Nevan juga ingin mempunyai teman yang lain. Dia selalu senang sekaligus iri jika mendengar cerita bagaimana serunya Elea jika sedang berkumpul dengan teman-teman sekolahnya. Tak jarang Nevan selalu memintanya untuk mengajak teman-temannya itu bermain di rumahnya, hanya Elea terlalu takut pada orang tua Nevan jika ia mengajak teman-temannya bermain disana.

Hingga suatu pagi terjadi keributan di rumah itu karena kedua orang tua Nevan menyadari bahwa anaknya tak ada di kamarnya. Mereka sudah mencari seisi rumah, setiap ruangan, halaman depan hingga belakang namun anak itu tak dapat ditemukan.

"Pah, bagaimana ini ?? Dimana Nevan??"

"Tenanglah sayang, semua orang suruhanku akan mencarinya. Kita pasti akan menemukan dia. Kita tak akan kehilangan lagi"




*****

"Jonah jam berapa ini? Kenapa belum bangun?"

"Masih pagi Eshaal jangan berisik aku masih ngantuk"

Jonah kembali menarik selimut yang disingkirkan oleh Eshaal.

"Aishhh aku akan berangkat sekarang, kalau kamu tak bangun juga jangan salahkan aku jika kamu telat ke Agensi"

Tak ada jawaban dari Jonah, sementara Eshaal melihat jam yang ada di kamar mereka dan itu sudah menunjukan pukul 7 pagi, dia harus bergegas untuk berangkat kerja jika dia tidak mau dipecat oleh bosnya.

*****

Nevan terus berlari tak tau arah, yang dia tau dia ingin pergi jauh dari rumahnya. Dia tak bermaksud membuat khawatir kedua orang tuanya dia hanya ingin melihat dunia luar, dia ingin pergi sebentar. Dia berjanji akan kembali secepatnya. Dia akan kembali ketika dia sudah tahu siapa sosok yang ada di dalam foto yang sedang dia pegang saat ini. Ya dia menemukan sebuah foto seorang anak yang dia tak pernah tau itu siapa. Sehingga ini menjadi alasan kuat yang membuatnya nekad kabur dari rumah.

"Nevan"

Dia menoleh dan tersenyum ketika ada seseorang yang memanggilnya.

"Kak Max"

*****

Next???

 Kimaranoona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..... Kimaranoona .....

TRUE STORY || HEESUNSUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang