Awal Cerita

264 35 0
                                    

Eshaal baru saja selesai mandi ketika dia mendengar pintu flat sederhananya terbuka dengan buru-buru dan Jonah yang datang sambil mengomel.

"Aish... Brengsek! Kenapa ada orang menyebalkan seperti dia."

Jonah mengomel dan langsung menenggak minuman yang ada di atas meja dan tak menghiraukan Eshaal yang bingung melihat tingkahnya.

"Kamu itu kenapa?"

"Datang mengomel begitu. Bukannya hari ini jadwal evaluasi akhirmu?" Eshaal bertanya bingung.

"Yaaa justru itu aku jadi kesal. Aku hampir saja tak bisa ikut evaluasi karena ada pria sombong yang sok keren ikut menilai evaluasi hari ini."

"Lalu dia bilang aku tak berbakat dan bisa saja gagal debut. Padahal nilai evaluasi ku tadi sempurna. Sok tau sekali dia itu. Aaarrgghhh liat saja kalau ketemu lagi bukan cuma kakinya yang aku tendang tapi juga muka songong nya yang sok keren itu juga mau aku bikin cacat sekalian!"

Jonah bicara menggebu-gebu sambil memukul-mukul bantal yang ada didekatnya. Eshaal yang melihat itu merasa sedikit horor karena berfikir pria malang itu pasti akan benar-benar punya masalah jika bertemu lagi dengan Jonah.

"Aish berhentilah mengomel seperti itu. Lagi pula kamu bilang nilaimu sempurna kan? Sudahlah lupakan saja pria itu."

"Jangan terlalu membenci seseorang nanti kalau kamu jatuh cinta padanya bagaimana?" Eshaal berkata tanpa melihat Jonah yang sudah memandangnya tajam.

BUGH

"Yaaak kenapa melempar bantal padaku?" Eshaal refleks mengusap wajahnya yang terkena lemparan bantal dari Jonah.

"Aku tak mungkin jatuh cinta pada pria seperti itu."

"Kenapa kamu juga jadi menyebalkan Eshaaaall....Aissh" Jonah menatap Eshaal kesal dan beranjak pergi ke kamarnya.

.

.

.

Setelah Jonah selesai berganti baju. Dia ikut bergabung dengan Eshaal untuk makan malam. Dia datang dengan binar mata yang bersinar karena melihat makanan yang disiapkan Eshaal. Bukan makanan mewah. Hanya pasta, salad lobak dan beberapa potong egg roll sederhana. Namun Jonah yakin itu sangat lezat karena Eshaal sangat pintar memasak.

"Woaaahhh pasti lezat." Jonah langsung mengambil sepotong egg roll itu dan mulai memakannya.

"Woaah Shaal kwenapa kwamu pwintar swekalhi memwasakh?" Jonah bicara dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Kamu itu telan dulu baru bicara. Tapi aku memang pintar hahaha."

Jonah hanya merotasikan bola matanya. Tidak perduli dengan omongan Eshaal saat ini karena dia sedang lapar.

"Ahh Jo tau tidak tadi ada kejadian aneh di toko roti." Eshaal teringat kejadian saat dia bertemu dengan Elea.

"Kejadian aneh apa?" Tanya Jonah bingung.

"Apa bocah yang bernama Dean itu mengganggumu lagi?"

Jonah teringat dengan salah satu pegawai toko roti yang selalu menempel pada Eshaal. Katanya dia sangat menyukai Eshaal padahal usia Eshaal jauh lebih tua darinya dan lebih cocok sebagai kakaknya.

"Bukan Dean... Tapi tadi ada gadis yang mampir di toko, ketika dia mau membayar dia bertanya apakah kami pernah bertemu."

"Padahal aku yakin kami belum pernah bertemu sebelumnya." Eshaal bicara sambil mengingat-ingat wajah Elea.

"Ahh mungkin dia hanya salah orang atau dia pernah bertemu seseorang yang wajahnya mirip denganmu. Sudah lupakan saja." Jonah masih melanjutkan makan nya.

TRUE STORY || HEESUNSUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang