Menghindar

144 28 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam namun pembicaraan Eshaal dan Iann masih terus berlanjut.

Ketika Eshaal sudah merasa tenang dia lalu melepaskan pelukannya pada Iann.

Keduanya sempat terdiam beberapa saat. Situasi menjadi canggung setelah mereka berpelukan.

Menyadari itu Iann mulai bersuara.

"Maaf Arsen tadi aku tidak bermaksud memelukmu."

"Tidak, aku malah berterimakasih karena kamu aku jadi merasa tenang."

"Terimakasih juga sudah mau bicara jujur padaku." Eshaal bicara masih dengan menunduk.

"Harusnya aku bicara jujur sejak lama. Maafkan aku baru bisa bicara sekarang."

Eshaal hanya melihat Iann dangan sedikit tersenyum.

Kembali hening.

Iann manjadi bingung apa yang harus dilakukan untuk mencairkan suasana. Disaat seperti ini dia jadi mengingat Elea. Gadis itu paling ahli mencairkan suasana.

"Iann." Panggilan Eshaal menyadarkan Iann dari lamunannya.

"Ya?"

"Hmm apa kamu tinggal sendiri?"

Iann bingung dengan pertanyaan Eshaal.

"Maksudnya?"

"Hmm maaf tapi apa aku bisa menginap malam ini disini?"

Iann terdiam sambil mengedipkan matanya beberapa kali. Bagaimana mungkin dia dan Eshaal tinggal bersama.

Melihat Iann terdiam membuat Eshaal merasa salah bicara.

"Hmm maksud aku ingin mengajak Jonah juga menginap disini malam ini kalau kamu mengijinkan."

"Ahh jadi sama Jonah?" Iann tersenyum canggung aneh dengan pikirannya sendiri.

"Eum aku tadi kabur dari apartemen Liam. Pasti dia akan mencariku ke rumah. Aku tidak mau menemuinya."

"Ahh jadi karena itu?"

"Iya hmm kalau kamu tidak mengijinkan tak apa aku akan telpon Jonah dan mencari penginapan."

"Ti-tidak bukan begitu."

"Aku bukannya tak mengijinkan tapi takut terjadi sesuatu." Lirih Iann.

"Sesuatu? Apa?" Tanya Eshaal penasaran.

"Aa bukan apa-apa haha." Iann bicara sambil tertawa aneh.

Setelah menormalkan otak dan pikirannya Iann kembali bicara.

"Bagaimana kalau kamu dan Jonah menginap di rumah Max saja?"

"Disana kan ada Elea bisa menemani kalian. Lagi pula Max dan Jonah satu tempat kerja kan."

Eshaal mulai memikirkan ide Iann.

"Apa mereka mengijinkan?"

"Tentu saja kamu kan kakaknya Nevan." Ucap Iann yakin.

Eshaal terdiam dan menatap Iann dengan serius.

"Ahh i-itu prediksiku. Aku merasa Nevan itu Axelle adikmu."

"Apa terlihat jelas kalau kami bersaudara?" Tanya Eshaal.

"Eum walaupun wajah kalian tidak terlalu mirip tapi sorot mata kalian sama-sama tajam. Lalu kalian memiliki kalung kembar dan kalian punya alergi yang sama. Kita memang harus memeriksa lebih lanjut."

"Kalau kamu menginap di rumah Max kamu bisa lebih dekat lagi dengan Nevan. Kita bisa memeriksa DNA kalian nanti." Jelas Iann.

Eshaal melihat ketulusan pada mata Iann.

TRUE STORY || HEESUNSUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang