Kebingungan Eshaal

153 29 1
                                    

Nevan berjalan dibelakang papanya menyusuri lorong rumah sakit. Setelah melewati beberapa kamar, Nevan sampai di depan kamar VVIP ruang inap Davina.

Nevan sempat ragu untuk masuk.  Setelah dia yakin dia mulai membuka pintu dan melihat mamanya sedang terbaring dengan selang infus yang menancap di lengannya.

Nevan mulai mendekat dan terlihat wajah Davina sangat pucat dan lebih tirus dari biasanya. Nevan melihat gurat sedih di wajah itu. Seperti tidak nyaman dan kecewa. Dia tidak pernah melihat mamanya sakit sampai seperti ini.

"Mamamu bisa tidur setelah diberi penenang dan obat tidur." Carlton bicara seraya mengusap pipi Davina.

"Dia terus memanggil namamu. Dia terus mencarimu Evan."

"Dia berkata dia akan melakukan segalanya dia bahkan bilang bahwa dia rela mati menebus semua kesalahan kami asal anaknya mau kembali dan memaafkannya." Suara Carlton mulai bergetar.

"Dia bicara bahwa Evannya yang paling berharga."

Nevan yang mendengar itu mengatur napasnya mulai membendung air mata yang siap jatuh. Seketika dia sangat merasa bersalah pada orang tuanya yang sudah membesarkannya. Mungkin dia memang bukan anak kandung mereka tapi dia sadar betapa sayangnya mereka padanya.

Nevan mulai mengusap tangan Davina yang terpasang selang infus. Pasti sangat sakit pikirnya.

Dia mulai menggenggamnya. Merasakan tangan mamanya tak sehangat biasanya.

Katakan bahwa Nevan lemah tapi dia sangat terluka melihat keadaan Davina saat ini. Dia mulai terisak pelan.

"Ma hiks..."

"Maafkan Nevan hiks..."

Ketika Nevan tenggelam dalam tangisnya Davina mulai membuka mata. Perlahan dia melihat sekeliling dan merasakan tangannya digenggam seseorang.

"Sayang kamu sadar?" Ucap Carlton sambil tersenyum.

Tersadar Nevan langsung melihat wajah mamanya.

Davina yang melihat Nevan langsung menangis seketika.

"Evan anak mama hiks..."

"Kamu pulang sayang hiks..."

"Maafkan mama... Tolong maafkan mama.."

Mendengar itu Nevan langsung memeluk Davina sambil menggeleng.

"Mama jangan minta maaf. Evan yang salah sudah marah pada mama."

"Maafkan mama Evan."

"Jangan tinggalkan mama..." Davina bicara masih sambil menangis dalam pelukan Nevan.

"Engga ma Evan akan tetep disini. Aku akan tinggal." Nevan masih berusaha menenangkan mamanya.

Carlton yang melihat itu hanya bisa menangis haru. Dia bersyukur Nevan benar-benar mau memaafkan mereka.







*****





Jonah terus berjalan bolak-balik di dalam kamar. Sementara Eshaal sedang duduk bersila di atas tempat tidur.

Eshaal sudah menceritakan semua yang terjadi hingga alasan mengapa mereka bisa menginap di rumah Max saat ini.

"Ahhh ini gila... Benar-benar gilaaa." Jonah bicara sambil mengusak kepalanya sendiri.

"Shaal apa kamu yakin semua yang dikatakan Iann itu benar?"

Eshaal yang tadinya menunduk mulai melihat ke arah Jonah.

"Maksudku kita lebih dulu mengenal Liam dan 5 tahun bukan waktu yang sebentar Eshaal."

"Apa iya dia bisa menyimpan rahasia sebesar ini selama itu?"

TRUE STORY || HEESUNSUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang