Epilog - Tentang Liam

399 33 8
                                    

1 minggu setelah penculikan Axelle.

Malam ini terasa lebih tenang dari malam sebelumnya. Arsen sedang menikmati indahnya malam dari balkon kamarnya. Dapat terlihat bulan yang memancarkan sinar lembutnya dan beberapa bintang berhamburan. Angin malam berhembus membuat surai Arsen tersibak hingga dia harus membenarkan rambutnya.

"Kak Arsen"

Arsen menoleh ke dalam kamar saat Axelle terlihat memanggilnya dari balik pintu.

"Masuklah. Sini"

"Sedang apa?"

Axelle menghampiri Arsen dan ikut berdiri di sampingnya seraya memandang langit.

"Suana malam ini sangat bagus Xel." ucap Arsen seraya tersenyum.

"Eum langitnya cerah ya kak. Sangat tenang."

"Iya apa lagi sekarang kita sudah bersama. Aku benar-benar merasa bersyukur. Sudah tidak ada kecemasan lagi saat ini" ucap Arsen sambil memegang tangan Axelle.

Axelle tersenyum mendengar perkataan kakaknya. Namun Arsen merasa ada yang sedang dipikirnya adiknya itu.

"Ada apa dek? Apa sesuatu terjadi?"

"Hm kak, boleh aku mengatakan sesuatu?" Tanya Axelle sedikit ragu.

"Tentu."

"Ini soal kak Liam"

Arsen sedikit terkejut dengan perkataan Axelle. Tapi dia berusaha mengerti tentang adiknya. Diapun merasa masih ada sesuatu yang disembunyikan Axelle.

Arsen lalu tersenyum dan membawa Axelle duduk di kursi gantung yang ada di balkon kamarnya.

"Bicaralah. Aku akan dengarkan."

Axelle masih melihat wajah Arsen setelah dia yakin, dia lalu mengeluarkan sebuah kalung dari saku bajunya. Awalnya Arsen bingung tapi setelah Axelle memberikan kalung itu dia menyadari bahwa bandul kalung itu adalah cincin pertunangan nya dengan Liam.

"Itu hal terakhir yang kak Liam minta padaku."

"Maksudnya?" Arsen bingung.

"Dia bilang cincin itu khusus dia pesan untuk kalian. Jadi dia mau cincin itu tetep ada padamu kak sebagai permintaan maafnya dan juga sebagai kenangan terakhir"

Arsen masih bingung.

"Kenangan terakhir?"

"Aku harap kakak mau memakainya. Sebenarnya dia orang yang baik kak. Mungkin awalnya dia memang salah mengartikan pesan ibunya dan keadaan dari keluarga kita. Aku tau dia memang salah saat membohongimu. Tapi dia sudah menyadari kesalahannya saat kalian datang malam itu"

Arsen masih terus mendengarkan perkataan Axelle.

"Malam itu sebelum kak Iann dan kamu datang, dia mendapat kabar bahwa kanker hatinya sudah semakin parah. Dia harus segera dirawat di rumah sakit."

"Kanker hati?"

"Iya kak. Kak Liam itu sedang sakit. Dia menyadari mungkin sakit dia adalah balasan dari semua perbuatannya padamu. Dia sudah ingin meminta maaf padamu tapi dia berfikir jalan lain. Dia malah sengaja menyakiti mu lagi dengan alasan lebih baik kamu membencinya dari pada kamu tau yang sebenarnya"

"Aku tidak mengerti Axel"

"Sebenarnya dia tulus mencintaimu kak. Awal dia mendekatimu memang salah tapi semakin lama dia semakin sadar kalau kamu tidak pantas disakiti"

"Tapi kenapa dia berubah Axel. Dia jadi kasar hingga aku tidak mengenal sosoknya beberapa bulan terakhir"

"Itu karena dia cemburu pada kak Iann"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRUE STORY || HEESUNSUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang