Kembali & Perpisahan - Ending

316 33 4
                                    

Iann terus melihat berkas yang ada ditangannya. Dia merasa menjadi seseorang yang sangat jahat karena mengambil hak yang bukan miliknya.

"Ini bukan salahmu. Ini semua ulah Liam" ucap Max seraya merangkul Iann.

"Apapun itu tetap saja Max, aku merasa bersalah pada Arsen dan Axelle"

"Sudahlah ini cara untuk menyelamatkan Axelle. Ini pilihan yang tepat Yan" Max mencoba meyakinkan.

"Lagi pula saham itu masih bisa kamu kembalikan suatu saat nanti. Jangan terlalu khawatir yang terpenting Axelle kembali"

"Ya kau benar ini semua untuk menyelamatkan Axelle"

Setelah mereka selesai berbincang, mereka langsung bergegas menuju ruang inap Eshaal untuk menyerahkan berkas itu agar bisa di tandatangani olehnya.

.

.

.

Eshaal terlihat murung dan tak napsu makan. Makanan yang tersedia oleh rumah sakit sama sekali tidak disentuhnya.

"Shaal makanlah sedikit biar kamu cepat pulih" bujuk Jonah.

"Arsen"

"Apa?"

Jonah bingung dengan ucapan Eshaal.

"Namaku Arsen Natanael jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi"

Jonah terdiam setelah mendengar ucapan Eshaal. Sepertinya Eshaal sudah di ambang batas kesabarannya tentang Liam. Dia sudah tidak mau memakai nama pemberian laki-laki itu.

"Iya baiklah tapi kamu harus makan ya" bujuk Jonah lagi.

Tak berapa lama Iann datang bersama dengan Max. Jonah hanya melihat sebentar lalu sibuk dengan makanan Eshaal.

Iann mulai mendekat ke arah Eshaal namun yang lebih muda masih belum mau melihatnya.

Iann lalu menaruh berkas pengalihan saham itu di hadapan Eshaal.

"Ini sudah lengkap semua. Kamu hanya tinggal tandatangan Arsen"

Eshaal mengambil berkas itu tanpa melihat isinya dia langsung menandatangani.

"Cepat berikan padanya dan kembalikan adikku" ucap Eshaal dengan menatap tajam ke arah Iann.

"Arsen"

"Cepat kabari dia aku ingin adikku kembali!!"

"Kita masih harus menunggu paman Carlton dulu Arsen" ucap Max.

Eshaal kembali terdiam setelah mendengar perkataan Max.

Iann terus menatap Eshaal dengan pandangan sedih tapi Eshaal benar-benar tak ingin melihatnya.

"Kalian tunggu diluar aja. Aku yang akan menemani Arsen" ucap Jonah dengan nada ketus.

Max dan Iann saling melempar pandang. Melihat keadaan Eshaal, mereka mengikuti perkataan Jonah untuk menunggu di luar ruangan.

*****


Liam tengah menatap kalung yang dia gunakan kemaren. Dia menatap cincin yang menjadi bandul kalung itu. Setelah cukup lama dia menatap lalu memasukkan kalung itu dalam sebuah kotak bludru berwarna biru.

"Berkasnya sudah siap" ucap Zeeshan menghampiri Liam.

"Kita akan pergi sekarang"

"Am masih ada waktu untuk mengubah semuanya"

"Tak ada yang harus berubah Zee. Semua harus sesuai rencana awal"

"Hhhhh" Zeeshan menghela napas.

Liam melangkah melewati Zeeshan begitu saja lalu menghampiri ruangan yang dipakai untuk mengurung Nevan.

TRUE STORY || HEESUNSUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang