Masa Lalu

187 28 1
                                    

Ruang tamu keluarga Walt terasa hening namun terlihat Davina dan Carlton gelisah menunggu kedatangan Nevan. Davina terus berjalan mondar-mandir sedangkan Carlton yang sedang duduk di sofa terlihat sedang memikirkan sesuatu. Max sedang dalam perjalanan untuk menjemput Nevan dan Elea.

Ketika terdengar suara pintu terbuka pasangan Walt itu saling menatap dan menunggu. Tak berapa lama terlihat Nevan yang datang bersama Elea dan Max di belakang mereka.

Davina tidak bisa menahan kerinduan pada anaknya itu. Dia langsung menghampirinya dan memeluknya.

"Nevan anak mama kemana saja nak.. hiks...hiks.."

Nevan membalas pelukan Davina dengan erat.

"Maaf mama, kalau Evan sudah membuat khawatir."

"Mama sangat takut terjadi sesuatu padamu."

"Maaf ma."

"Yang penting sekarang kamu sudah pulang dan baik-baik saja."

Davina melepaskan pelukannya dan mengusap lembut pipi Nevan.

"Papa harap jangan kamu ulangi lagi Nevan. Mamamu sampe tidak bisa tidur karena khawatir padamu."

"Iya Pa maaf sudah membuat khawatir." Nevan bicara sambil membungkuk.

Mereka lalu beranjak untuk duduk di sofa. Davina tersenyum melihat ke arah Elea.

"Lea, bibi sudah mendengar semua. Terimakasih sayang sudah menemani Nevan dan mengenalkan dia pada teman-teman mu."

"Tidak bibi, justru Elea mau minta maaf karena tidak memberitahu kalian bahwa aku mengetahui dimana Nevan."

"Tidak apa sayang kami tau kamu hanya ingin menuruti kemauan Nevan."

Elea tersenyum membalas perkataan Davina.

"Sayang apa sudah makan?"

"Mama akan memasak makanan kesukaanmu." Ucap Davina lembut.

"Tidak ma, aku hanya ingin istirahat dulu di kamar."

Davina merasa ada yang aneh dengan perlakuan Nevan. Dia bertukar pandang dengan suaminya.

Melihat itu Max segera pamit sadar bahwa dia dan Elea sudah harus pergi dan membiarkan keluarga ini menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi.

*****



"Selamat datang di Meat Bakery."

Iann membalas sapaan pelayan bakery dengan tersenyum.

Lalu dia mengamati setiap sudut toko dan kembali tersenyum saat melihat Eshaal ada di bagian kasir.

Iann memilih random beberapa roti lalu langsung pergi menuju meja kasir.

"Halo se- kamu?" Eshaal terkejut melihat Iann.

"Hai hm aku dengar roti disini sangat lezat. Jadi aku mampir." Iann tersenyum menjelaskan.

"Ah iya... Aku hitung dulu semuanya." Eshaal mengambil nampan roti yang dibawa Iann dan mulai membungkusnya.

Iann diam memperhatikan Eshaal bekerja. Dia mengamati wajahnya memang cantik, pantas saja Liam menyukainya.

"Eshaal aku ingin mentraktirmu kopi."

"Apa??" Eshaal bingung dengan perkataan Iann.

Setelah Iann membayar tagihannya dia meninggalkan kartu namanya pada Eshaal. Dia sudah memberi tahu dimana cafe yang menjadi pilihannya untuk bertemu dengan Eshaal.

TRUE STORY || HEESUNSUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang