//JobTa//

1K 75 8
                                    

Yosatorn Job, ketua pelaksana kegiatan wisata Boc University itu, baru saja hendak meregangkan otot-otot tubuhnya. Setelah seharian melakukan banyak kegiatan bersama para mahasiswa.

Setidaknya sebelum bel pintu kamarnya ditekan dengan tidak sabaran.

Job berdecak kesal, ia bangkit masih dengan bathrobe nya.
Ya, dia akan tidur dengan bathrobe. Terlalu lelah hanya untuk menggunakan piama tidur, pikir nya.

Job berjalan dengan enggan, saat pintu terbuka, wajah menyebalkan Jj terpampang dihadapan nya.

Dah, entah siapa itu di dalam gendongan nya.

"Budek lo? Gw neken bel dari tadi, baru di buka sekarang."

Job menghela napas berat, mendengar ocehan Jj.

Ia memandang tak minat padanya dan siapapun yang tengah Jj bawa saat ini.

"Gw capek, harus nya lo tau ini waktu istirahat, bukan waktu buat neken bel orang!" Job tak kalah kesal dari Jj, tapi Jj seolah menutup telinganya.

"Bodo amat! Nih, mending lo tolong nih bocah. Dia mabok, kamar lain penuh, cuma kamar lo doang yang kagak. Jadi sebagai ketua kegiatan ini, lo wajib berbagi kamar sama yang gak dapet kamar!"

Jelas Jj, tapi Job yang teramat merasa lelah hendak menutup pintunya, tapi Jj lebih dulu menyerahkan remaja di gendongan nya pada Job dan dia lekas pergi dari sana.

Job terdiam sesaat, sebelum menyadari apa yang terjadi. Dia ingin berteriak pada Jj, tapi dia tau bahwa bukan hanya dia dan anggotanya yang berada di penginapan ini. Ada banyak orang lain juga.

Job membatalkan niatnya, dan segera membawa remaja mabuk itu menuju sofa setelah dia merasakan ketidaknyamanan.

Dan demi Tuhan, Job terdiam.
Entahlah, pikiran nya buyar.
Dia tidak tau kenapa, mungkin karena remaja itu hanya mengenakan crop-top yang memperlihatkan bagian perut nya dengan sangat jelas, atau karena dia menyadari bahwa remaja itu adalah Ta Nannakun, salah satu mahasiswa yang terkenal pendiam namun pintar.

Yah, hanya itu yang Job tau tentang remaja ini.

Saat Job tengah mendalami pikiran nya, Ta menarik tangannya hingga membuat Job jatuh tepat di atas tubuhnya.

Job menahan napas, bau alkohol tercium sangat tajam pada setiap hembusan napas Ta.

Ta membuka matanya, dia menatap Job dengan tatapan sayu.

Membuat Job seakan memasuki black hole.

"Aku, tidak meminum-banyak," ucap nya, dengan suara khas orang mabuk. Tapi demi Tuhan, kenapa Job malah seperti mendengar alunan musik dari suara itu.

"Aku tidak bertanya kau meminum berapa banyak, tapi sekarang tolong lepaskan pelukan mu di leherku," titah Job. Ta, remaja itu. Dia malah tersenyum dengan mata berbinar sekarang.

Job mulai gila, dia berbicara dengan aku-kau, pada seseorang yang tidak ia kenal sepenuhnya.

Benar-benar diluar kendali seorang Job.

Pelukan di leher nya lepas, job segera bangkit dan menjauh dari sana.
Ia menarik napas sebanyak mungkin, dan lekas menuju dapur untuk mendapatkan air hangat.

Job baru saja membalikkan tubuhnya untuk mengambil air, tapi saat dia menoleh, Ta tengah duduk di atas meja kompor dengan kaki menyilang dan menatap nya sembari tersenyum.

Job hampir saja menjatuhkan gelas yang ia bawa, melihat bagaimana crop-top sialan itu yang semakin terbuka saja.

"Apa yang kau lakukan? Ayo kembali ke sofa." Saat ia hendak membawa Ta turun, tangan itu kembali memeluk lehernya erat.

Job menghela napas, sekarang mungkin tidak akan mudah.

"Aku melihat kakak mencium-seseorang, itu tid-ak sengaja, tapi apa rasanya enak?"

Job benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran orang mabuk satu ini.
Dia juga pernah bahkan sering mabuk, tapi percayalah teman-teman nya bilang dia biasa saja meski sedang mabuk.

Lalu, kenapa dengan remaja ini sekarang.

"Dengar, ayo tidur. Mulai sekarang aku akan memasukan nama mu di daftar yang tidak boleh mendekati alkohol lagi." Job hendak menggendong Ta, tetapi anak itu lebih dulu membawa nya dalam sebuah ciuman.

Membuat Job benar-benar mendapatkan serangan jantung mendadak.

Ta melepaskan ciuman nya, ia memandang wajah Job yang masih nampak terkejut.

"Rasa-nya biasa sa-ja, tidak enak." cetus nya dengan raut kesal, Job memperhatikan itu.

Sepintas, pemikiran nakal melewati otak nya, tapi sebisa mungkin Job menyingkirkan nya.

"Sudah, ayo kita kembali ke sofa."

"Aku mau ciuman," ucapan remaja itu membuat segala pemikiran baik Job menghilang.

"Kau ingin ciuman?"

Ta mengangguk cepat, entahlah rasa mabuk benar-benar menghilangkan akal remaja itu sepertinya.

Persetan apa yang akan terjadi, Job mulai mengikis jarak di antara keduanya.

Dia perlahan membawa wajah Ta untuk lebih mendekat padanya, memperhatikan bagaimana wajah itu yang terbalut rasa penasaran.

Dalam hitungan detik, bibir keduanya kembali menyatu, kali ini Job yang mengambil alih permainan.

Vodka dan lemon ice menyambut indra perasa Job, kombinasi yang sangat aneh menurutnya, tetapi sangat memabukkan.

Ciuman itu semakin dalam, membuat Ta mendesah pelan.

Bibir Job mulai turun ke leher, wangi mint memasuki indra penciuman nya.

Sekarang Job tidak jauh berbeda dari remaja yang tengah mengalungkan tangan dileher nya.

Yah, sama-sama mabuk!

Job kembali meraup bibir itu, sekarang dia sangat yakin bibir ini akan menjadi candu baginya.

"Ini mungkin akan terjadi semalaman, apa kau siap?" Suara berat Job berbisik tepat di telinga Ta. Ta tidak menjawab tapi dengan mengeratkan pelukannya, Job tau artinya.

Ia tersenyum senang, membukakan pintu untuk Jj ternyata tidak buruk juga, malah sangat menyenangkan.

Persetan dengan dia yang mengambil keuntungan pada orang yang mabuk, salah siapa yang menggoda nya duluan.

Job tidak akan berhenti sebelum menyelesaikan apa yang telah dimulai.

~~~~~~~~~~~Fin~~~~~~~~~~

Crack Pair Area (KinnPorsche La Forte)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang