.Killer Love.

965 35 2
                                    

Brak!

Lagi, ia membanting pintu loker yang tidak bersalah itu dengan keras.
Entah sudah yang keberapa kali ia melakukan nya.

Pandangan nya menatap tidak suka pada sebuah surat beserta mawar hitam yang berada di genggaman nya saat ini.

Mawar hitam bisa berarti musuh dan bisa juga berarti obsesi.

Dengan perasaan teramat kesal, ia merobek surat itu lalu membuang nya ke tempat sampah tidak lupa dengan mawar hitam itu yang telah patah menjadi dua.

"Kenapa? Dia mengirim surat itu lagi?" tanya Barcode yang baru tiba, tapi sudah di suguhkan wajah muram Ta.

"Ini sangat menjengkelkan," keluh nya pada Barcode, sorot mata nya tidak bisa berbohong. Ta lelah dengan semua surat yang ia terima akhir-akhir ini.

"Lapor polisi saja, Ta. Jika kau benar-benar lelah," saran Barcode, Ta menghela napas berat.

"Sudah, tapi mereka malah mengatakan, ini biasa dalam kalangan anak kuliah. Ck, menyebalkan." Gerutu nya sembari mengerucutkan bibirnya.

Barcode tertawa kecil, membuat Ta cukup kesal melihat nya.

"Hoi! Dosen akan datang dan kalian masih berada disini? Apa yang kalian cari sih?" Cetus Jeff, mata nya sibuk memperhatikan Ta dan Barcode intens.

"Kau juga, apa yang kau lakukan disini?" balas Barcode, Jeff memutar bola matanya malas.

"Aku bertanya, kau malah balik bertanya. Sudahlah, ayo ke kelas." Mereka bertiga lekas pergi meninggalkan loker dan segera menuju kelas.

.
.

Dalam kelas pun Ta tidak bisa berkonsentrasi, pikiran nya selalu pada surat-surat yang entah sudah berapa banyak ia terima.

Surat yang sama, dengan warna yang sama dan juga selalu dengan mawar hitam.

"Ta Nannakun!" Ta seketika langsung sadar ketika nama nya diucapkan dengan ketegasan yang luar biasa.

"Ini sekolah, tempat belajar. Bukan tempat mu untuk melamun. Bapak memperhatikan mu sejak tadi, tapi kau masih saja diam seperti patung." Ta hanya diam menunduk, tidak berani untuk mencela, toh memang ini kesalahan nya.

"Maaf, Pak," hanya itu akhirnya yang bisa ia ucapkan, Pak Korn hanya menghela nafas kasar mendengar nya.

"Kau harus berdiri di lapangan, sampai pelajaran pertama selesai!" Tegas Pak Korn, Ta segera keluar dari ruang kelasnya dengan cepat.

Barcode dan Jeff hanya bisa menggelengkan kepala mereka saja, bukan kali ini tapi sering kali Ta, mendapatkan hukuman berdiri di lapangan karena tidak memperhatikan pelajaran.

                          ------

Matahari bersinar dengan begitu terik, membuat siapapun enggan untuk berlama-lama di bawah nya.

Tapi bahkan pelajaran pertama baru berakhir 15 menit lagi, membuat Ta benar-benar seperti berada di neraka.

Entah dari mana satu minuman kaleng pun terulur di depan matanya, Ta menoleh dan mendapati Mile Theerapanyakul, senior nya.

"Oh, senior Mile. Makasih," ujar nya sembari menerima minuman itu dengan senyum sabit nya.

"Ini pasti karena kau melamun lagi,'kan?" Ta mengangguk lemah, setelah itu ia lekas meminum minuman nya.

"Senior Mile juga, kenapa ada di sini?"

"Oh, itu karena aku... Aku tidak mengerjakan laporan ku," balas Mile, Ta hanya menanggapi nya dengan berOria.

Crack Pair Area (KinnPorsche La Forte)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang