Ellow! I am comeback bro!
Gimana kabar nya? Basa-basi dulu dikit ye kan.
Happy reading....
Sang raja siang menampakkan diri dengan cahaya menyengatnya, Dilapangan indah sekolah yang penuh dengan serpihan-serpihan tai kerbau kemudian...
"Ehh ehh tolong! tulang gw kecengklak!" Teriak tay meminta tolong dengan kepala yang miring tak bisa di benarkan seperti semula.
Semua orang pun di buat panik, off yang terlanjur panik pun mulai mencari tempat aman untuknya berlindung, entah apa isi otak off sampai dia bisa segoblok itu (emot senyum)
Sedangkan Bright, si paling cekatan pun mulai ricuh membawa pemadam api yang terletak sekitar 2 jengkal kaki dari tempat ia kayang tadi. Agak tolol tapi gak papa, masih berguna dari pada off, ye kan?. Mamah bangga pada mu nak.
Brus...
Busa-busa pun menempel di seluruh wajah Tay yang tampan itu, nampak wajah tanpa ekspresi, dengan sedikit hembusan nafas.
"Gimana? dah baikan belum?" Tanya Bright dengan nada polos sepolos hubungan percintaan mu yang tak pernah berwarna.
Mew terseyum pasrah. "Iya in."
"Tabahkan hati ini." Ucap Tay sambil terseyum tipis.
"Dia gak salah kok, gw aja yang selalu gak ngertiin dia, dia kan otak nya udah di tuker sama kopi Starbucks. Coba aja kalau gw nurutin permintaan terbesar dia yang mau minum kopi dari Starbucks, pasti dia gak bakal begini..." Batin Tay.
Selagi Tay yang masih sibuk membuat kiasan-kiasan berlebihan di otaknya, Bright masih stay berdiri dengan nafas yang sok kelelahan layaknya seseorang yang habis di kejar soang. tampangnya yang seperti pahlawan yang sangat berjasa itu membuat pak satpam yang sedari ri tadi merhatiin mereka ingin sekali mengeluarkan jutsu nya.
Temannya yang lain? Jangan hiraukan dia. Si bumi polusi itu sekarang sedang bahagia mengerjai para adkel bohay di tepi sana.
"Asep! Sini!" Teriak Tay sembari melambaikan tangannya ke arah teman seangkatan nya yang bernama asep. Bacanya Asep bukan Asep.
"Iya kang?" Jawab Asep sopan.
"Kang kang kang kang, lo kira gw kukang?!" Ngegas Tay tak tau diri
"Lebih mirip ke kang servis sih." Guman asep menghujat sembunyi-sembunyi.
"Benerin kepala gw cepat." Suruh Tay sembari menunjuk kepala nya yang sekarang bertambah miring seiring berjalannya waktu.
Asep pun dengan sigap berdiri di belakang Tay, tangannya sudah stay memegang bagian kepala Tay yang bengkok. Dan hal yang luar biasa pun terjadi
Satu, dua, tiga...
Klek! Suara nikmat yang penuh dengan rasa segar itu membuat Tay memacungkan bibirnya seketika ditambah lagi dengan mata yang sedikit di sipit kan, memberi tau bahwa rasanya itu sangat plong~
Pres, lebih plong, rasanya enak banget. Badan berasa lebih enteng, jadi keterusan deh sampai sekarang.
Skip, iklan.
"Dah." Ucap Asep enteng.
"Nih." Ucap singkat Tay sembari menyodorkan sekertas uang bergambar kuda pony.
"Apa ini teh kang?" Tanya asep sembari menerimana uang bertuliskan 'uang mainan' itu.
"Itu mananya benda antik sep, gw nemuin itu di kantong ajaib adik gw." Jelas Tay.
"Tapi ini mainan kang."
"Iss, udah gw bilang itu benda antik! Lo liat aja tuh, kuda pony nya bisa berdiri." Hasutan licik Tay, dengan segala gerak-gerik menyakinkan nya, membuat pria manis nan polos ini menganggukkan kepalanya, setuju.
"Iya sih, ya udah deh. makasih ya kang," ucap Asep penuh kesenangan.
"Hufs, gak sia-sia gw berguru sama mang cecep." Bangga nya sembari menepuk-nepuk tanganya.
Asep pun meninggalkan lapangan dengan suasana hati bahagia.
"Gw jadiin pajangan ahh, biar yang liat tau, kalau gw punya benda antik." Ucap Asep di tengah-tengah perjalanannya.
"Jangan di tiru ya adick adick." Ucap Bright memberi himbauan.
"Bukan temen gw, plis." Ucap Mew malu sendiri.
"Segoblok itu kah kamu nak?" Ucap Earth yang tak salah pikir. Dirinya yang habis mengerjai para adkel bohay pun akhirnya ikut nimbrung.
"Napa lo balik?" Tanya Mew sempat bingung, karna gak biasanya Earth balik sebelum macarin salah-salah dari mereka. Playboy gitu loch!
"Kena tampar." Singkat jelas dan padat.
"Huft.. tolong." Tahan Bright yang sebenarnya ingin tertawa terbahak-bahak, tapi melihat wajah Earth yang begitu serius, ia pun mengurungkan niatnya.
"Ehh, si singto gak masuk kan? Alasannya apa tadi?" Tanya mew pada Bright, mengapa dia memilih bertanya pada Bright? karna si gak berperasaan (tay) masih berusaha menahan tawanya melihat wajah Asep yang begitu sumringah. "Gw penasaran liat reaksi bapaknya, wkwkwk."
"Gila tu orang." Ucap Earth.
"Katanya sih dia lagi ngebantu kucing jantannya lahiran." Jawab Bright tak merasa curiga sekucrit pun.
"Ouhh." Jawab Mew, sama-sama... Akkkhhh!! Dah lah!
Sedangkan di kediaman keluarga cemara yang penuh dengan kebisingan kemudian.. Dalam kurung keluarga singto.
"Di sini loh sing!" Terlihat seorang bapak tamvan bernama Steven sedang mengarahkan anak nya.
"Ini udah bener loh pak." Ucap singto linglung, tangan nya terus memengang hp dengan senter yang terus menyala mengarahkan nya pada tempat yang bapak nya arahkan
"Kamu bisa mengangin senter gak sih?! Mengangin senter aja gak becus kamu." Marah pak Steven, membentak seorang anak dengan hati kecilnya.
Singto tertunduk, menahan tangisnya. "Gak usah nangis!!" Tegas pak Steven, membuat singto sedikit tersentak kaget.
Singto hanya mampu mengangguk menahan air matanya, kepala yang tertunduk dengan senter gak tau arah nya kemana itu membuat pak Steven mengepalkan tangannya geram.
"Udah, sini!" Ucap pak Steven yang langsung mengambil alih hp singto dan melakukan semua pekerjaan itu sendirian.
"Punya anak, gak becus banget." Gumam pak Steven yang terdengar jelas di kedua telinga singto.
Hati singto terkikis, tak bisa lagi dia menahan sakit ini, singto mencengkeram keras baju yang menutupi bagian dadanya.
Suara-suara itu terus menggema di kedua telinga singto. "Punya anak, gak becus banget.. banget.. banget... Gitu aja gak bisa.. bisa.. bisa.."
"Cukup!! (Cukup!) Huaaaa!" Tangis singto yang langsung berlari menuju kamar nya. btw yang di dalam kurun itu suara ngemaan ye.
Lari pelan yang serasa kencang menurut singto itu membuat pak Steven mengerutkan keningnya heran, "fiks, bukan anak gw."
Sedangkan singto sendiri merasa lagu sedih khas film Bollywood bersenandung kecil di di gedang telinga.
Begitulah cerita seorang anak yang di marahi karna gak becus menggangin sinter, rasanya sakit hati banget coy..
Lanjut gak nih?
Semakin lanjut semakin gaje ceritanya, whehehehe.
And jangan lupa votmen nya, ye!
KAMU SEDANG MEMBACA
musuh kelas sebelah
Genel Kurgu[Follow dongs sebelum baca, phi/nong] oe gak maksa ya, mon maaf, bagi yang mau aja 🙂✌️ cinta?? Tentu saja tidak, yang ada cuman permusuhan tapi setelah itu malah tumbuh rasa cinta, cinta yang berjalan sesuai dengan isi otak saya. #mewgulf #brig...