Joshua hendak membuka pintu, namun dicegah oleh Jeonghan yang memegangi tangannya dengan erat."Joshua, aku mohon, jangan pergi ke tempat itu...." Mendengar suara lemah itu Joshua menoleh, menemukan sepasang mata indah di depannya basah oleh air mata.
"Aku mohon, jangan pergi...." bisik Jeonghan lirih. Dia menggelengkan kepalanya, dan air mata jatuh di pipi halusnya. "Aku tidak bisa melihatmu disentuh orang lain." Jeonghan memohon sembari menangis. Joshua terkejut sekaligus tak percaya.
Kenapa? Bukankah lelaki ini seharusnya membencinya setelah apa yang ia lakukan padanya? Bukankah Jeonghan seharusnya membencinya? Tak bisa melihatnya disentuh orang lain? Mengapa? Mengapa dia peduli?
Joshua benar-benar terkejut, tak percaya pada apa yang baru saja keluar dari mulut lelaki itu. Yoon Jeonghan sekarang menangis di hadapannya; terisak, kedua tangannya memegangi tangan Joshua dengan erat. Tak ingin pria ini pergi meninggalkannya untuk bersama laki-laki penghibur di kelab malam. Ia benci membayangkan Joshua bersama orang lain, menyentuhnya, memeluknya, memikirkan semua itu membuat Jeonghan marah. Ia tak tahu mengapa, tapi ia tak bisa membiarkan Joshua pergi ke kelab malam dan tidur dengan salah satu laki-laki penghibur di sana. Tidak bisa.
Joshua hanya menundukkan kepala menatap kedua tangan Jeonghan yang memegangi tangannya dengan kuat, sangat erat seperti anak kecil yang takut ditinggalkan. Lelaki itu terisak di hadapannya, kepalanya tertunduk, tetesan air mata berjatuhan seperti kristal yang berkilauan. Tetesan air mata itu jatuh di punggung tangan Joshua, jantungnya tiba-tiba terasa seperti diremas, sesak dan menyakitkan melihat air mata lelaki itu jatuh.
Tak ingin perasaannya semakin kacau, Joshua memalingkan wajahnya. Meraih tangan Jeonghan yang menahannya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia melepaskan tangan lelaki itu yang memeganginya erat.
Tanpa menatapnya Joshua hanya berkata, "Kau.... tidurlah." Setelah berkata demikian, ia melangkah ke depan, meraih pintu di depannya. Bahkan sebelum Joshua membuka pintu itu, ia merasakan seseorang memeluknya dengan sangat erat dari belakang, kedua tangan tersebut melingkar di tubuhnya; memeluknya.
"Jangan pergi...." ucap Jeonghan lirih. Ia menempelkan sisi wajahnya di punggung Joshua, air matanya jatuh membasahi baju Joshua meninggalkan noda basah di kain bajunya. Jeonghan memeluk pria itu lebih erat lagi seraya terisak menyedihkan di punggungnya.
"Aku sudah bilang padamu, jangan pergi ke tempat itu.... aku tidak suka.... aku benci melihat cara para pelacur laki-laki di sana menatapmu, aku benci melihat mereka menyentuhmu... aku....." Jeonghan tiba-tiba berhenti, ia kehilangan kata-kata, tak tahu harus bicara apa. Hanya air mata menetes lebih deras. Sebenarnya ia tak tahu mengapa ia benci dan marah melihat Joshua begitu intim dengan orang lain. Memikirkan laki-laki itu hanya seorang penghibur membuatnya merasa marah, Joshua-nya terlalu berharga untuk melacur murahan. Ia tak ingin tatapan menjijikkan mereka menatap Joshua, tak ingin tangan-tangan kotor mereka menyentuh Joshua-nya.
Joshua mengembuskan napas panjang, kepalanya mendongak menatap langit-langit ruangan tersebut. Ia tak mengerti apa yang sedang lelaki itu pikirkan; apa yang sedang merasukinya, mungkin dia hanya terbawa perasaan dengan sikap lembutnya akhir-akhir ini. Joshua pikir ia akan merasa senang karena semua rencananya berjalan sesuai keinginan, Jeonghan jatuh ke dalam perangkapnya dengan semua perubahan sikapnya, menjadi pria lembut dan baik. Seharusnya ia merasa senang karena lelaki ini jatuh lebih cepat dari dugaannya, ia pikir akan butuh usaha lebih untuk memengaruhi perasaannya, nyatanya hanya dengan seperti ini saja Jeonghan sudah jatuh untuknya, tapi kenapa perasaannya justru menjadi rumit? Apa ini karena ia terlalu banyak menggunakan perasaan hingga ia lupa rencana awalnya?
Joshua dengan paksa melepaskan sepasang tangan yang melingkar di tubuhnya, ia berbalik badan untuk melihat wajah lelaki itu, namun Jeonghan tertunduk, dia masih terisak dengan suara serak. Joshua meraih dagu halus itu, memaksa Jeonghan untuk mengangkat kepala; menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Wood [JIHAN FANFICTION]
FanfictionJeonghan salah paham dengan kasih sayang yang diberikan pria itu padanya, tanpa sadar ia menjadi serakah dengan kasih sayang dan cinta pria itu. Ia menuntut lebih dari yang seharusnya. Sampai suatu hari pria itu pergi dan tak kunjung kembali. Jeongh...