Langit malam tertutup awan gelap, tak ada cahaya bintang atau bulan yang nampak. Cahaya lampu dari taman menembus masuk ke ruangan melalui jendela kaca di samping kamar penginapan. Cahaya lampu berwarna oranye samar-samar jatuh di kulit telanjang yang basah oleh butir-butir keringat. Dua orang berpelukan erat dalam kabut nafsu, tenggelam dalam gairah yang mengalir deras seperti detak jantung. Di dalam ruangan minim cahaya terdengar napas memburu dua orang, terdengar jelas suara keras dan intens pukulan daging bertabrakan dari tubuh yang terhubung, terus menerus membawa suara basah air yang erotis.
"Nghh... ngh... Shua ya... ahh... ahh..." Jeonghan melingkarkan kedua tangannya di leher Joshua, tubuh rampingnya terus bergerak naik dan turun seolah ia sedang dalam pertandingan berkuda. Penis keras Joshua menusuk lubang ketat itu dari bawah, mendorong masuk dan keluar membawa cairan usus yang bercampur pre-cum transparan. Tubuh kurus Jeonghan tak henti gemetar, ketika Joshua menarik penisnya ia merasa di dalamnya benar-benar kosong dan kesepian, namun detik berikutnya Joshua mendorong kembali penisnya tanpa ampun memukul lebih dalam dan lebih kuat dari sebelumnya. Kenikmatan meledak, membakar semua pikiran rasionalnya.
Jeonghan gemetar, ia merasa orgasme-nya akan datang setiap kali Joshua memukul titik sensitifnya di dalam sana. Lagi dan lagi tanpa jeda, ia merasa tak bisa menanggung sensasi yang terlalu intens, kedua kakinya bahkan terasa lemah. Napasnya terengah, namun bibirnya mengulas senyuman, ekspresi wajah seperti orang mabuk. Ekspresi kesakitan dan kenikmatan bercampur menjadi satu membuat wajah indah itu tampak begitu menggoda, jatuh dalam ekstase duniawi yang manis.
Di leher putihnya terdapat beberapa bercak merah cupang yang ditinggalkan oleh Joshua, bekas gigitan tercetak di kulit lembut itu. Puting susu mungil mencuat, mengeras karena rangsangan, warnanya menjadi merah muda cerah akibat isapan mulut dan gigitan gigi nakal Joshua. Kedua puting mungil itu seperti buah segar yang siap petik, terlihat imut dan manis, berkaliau ketika tertimpa cahaya bulan karena basah oleh air liur. Penampilan Jeonghan saat ini sangat erotis, dia seksi, dan begitu menggoda. Wajah penuh nafsunya, pipinya yang memerah, serta tatapannya yang seperti kelinci tak berdaya seolah-olah meminta untuk digagahi, seolah dia sangat menginginkan penis ereksi memasukinya. Joshua bernapas kasar, mata gelapnya seperti binatang liar yang penuh nafsu. Ia tiba-tiba bergerak lebih cepat, menyodok lubang Jeonghan dengan penis besarnya yang panas dan berdenyut.
Telapak tangan lebar Joshua mencengkeram pinggang tipis Jeonghan, membantunya bergerak naik dan turun. Sepanjang waktu tatapannya tak berpaling dari wajah cantik itu, ia tak bisa mengalihkan matanya dari lelaki itu seperti seorang hamba yang sedang memuja dengan khusyuk. Mulut Jeonghan terbuka, ia bernapas terengah-engah, desahan seksi dan erangan menggoda keluar dari mulutnya. Joshua terpesona oleh wajah cantik penuh nafsu di depannya, suara serak lelaki ini yang memanggil namanya seperti afrodisiak paling kuat di dunia. Joshua bernapas berat, matanya yang tidak fokus karena alkohol terus menatap wajah Jeonghan seolah itu adalah dunianya.
Menyadari dirinya sedang ditatap dengan begitu intens, Jeonghan memiringkan kepalanya dan tersenyum. Senyuman lembut penuh kasih sayang. Ia menyentuh wajah Joshua dengan kedua tangannya, membelainya sebentar lalu menundukkan kepala, menjatuhkan bibir lembutnya di atas bibir pria itu. Ia mulai mengisap perlahan, melumat bibir itu seraya memejamkan mata menikmati.
"Nghhh...." Ia mengerang lembut, suara yang terdengar centil dan menggoda. Napas hangatnya langsung menyapu wajah Joshua. Mulut lembut itu melumat bibir pria di hadapannya, mengisap bibir bawah dan atas secara bergantian. Lidah merah mudanya dengan ramah masuk, menjilat lidah pihak lain seperti anak nakal yang suka menggoda, melilit dan mengisap hingga menciptakan suara kecipak yang terdengar begitu lezat.
Telapak tangan besar Joshua menutupi kedua pantat bulat Jeonghan, meremas daging lembut itu, menguleni seperti adonan roti mengubahnya menjadi berbagai bentuk. Ia memisahkan pipi pantat putih tersebut, kemudian tanpa peringatan mendorong penis kerasnya lebih dalam dan bergerak lebih cepat dari sebelumnya, pinggulnya bergerak naik-turun; menusuk lubang sempit itu dari bawah ke atas dan sebaliknya terus-menerus membuat suara tamparan keras daging bertabrakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Wood [JIHAN FANFICTION]
ФанфикJeonghan salah paham dengan kasih sayang yang diberikan pria itu padanya, tanpa sadar ia menjadi serakah dengan kasih sayang dan cinta pria itu. Ia menuntut lebih dari yang seharusnya. Sampai suatu hari pria itu pergi dan tak kunjung kembali. Jeongh...