Chapter 15

1.9K 189 37
                                    


Kabel charger tergeletak di dekat kaki tempat tidur. Lelaki itu meringkuk di bawah selimut, dia masih telanjang, bahkan tubuh bagian bawahnya masih lengket oleh cairan yang ditinggalkan Joshua. Napasnya teratur, kedua matanya terpejam, tapi dia tidak tidur hanya tubuhnya yang terlalu lelah. Sekujur tubuhnya terasa sakit dan lemah, matanya bengkak karena terlalu banyak menangis, tenggorokannya sangat kering, namun ia terlalu lemah untuk bangun sekadar mengambil segelas air.

Pergelangan tangannya memerah dan lecet karena bekas ikatan kabel charger yang terlalu kuat. Joshua melepaskan ikatan itu sebelum turun dari tempat tidur. Dia pergi mandi, mengenakan kembali pakaiannya dengan rapi seolah tidak terjadi apa-apa dan pergi ke perusahaan. Meninggalkan Jeonghan terbaring lemah di tempat tidur setelah seks kasar.

Rasanya sekadar mengangkat jari saja begitu lelah. Ketika ia menarik napas aroma Joshua masih menyelimutinya seolah-olah pria itu masih memeluk tubuhnya. Jeonghan tiba-tiba tertawa, tenggorokan yang kering dan menyakitkan membuatnya terbatuk-batuk. Saat ini, ia berada di kamar ayah Joshua; berbaring di tempat tidur besarnya yang nyaman dengan tubuh penuh noda menjijikkan sisa seks. Jari-jarinya meremas bantal di bawah kepalanya, menarik napas dalam-dalam, dadanya terasa sakit akibat terlalu banyak menangis.

Sekujur tubuhnya sakit dan lelah, meringkuk di tempat tidur sampai akhirnya jatuh tertidur. Jeonghan tidur sampai sore, ketika langit di luar sudah berubah kekuningan dan matahari tenggelam, ia baru bangun. Ia bangun tidur tempat tidur, menyeret tubuhnya yang lelah ke kamar mandi.

Ketika ia melangkah, cairan sperma yang ditinggalkan Joshua di dalam tubuhnya mengalir turun ke paha, menetes ke lantai meninggalkan noda kotor.

Jeonghan berdiri di bawah pancuran, membiarkan air dingin jatuh ke kepalanya dan membasahi seluruh tubuh. Membersihkan semua yang pria itu tinggalkan di tubuhnya.

Mengusap air di wajahnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Seorang lelaki muda berdiri di bawah pancuran air, wajahnya kurus, keduanya matanya bengkak karena menangis, bibir masih sedikit bengkak dan ada luka di sana, tubuhnya tipis dan pinggangnya kecil. Dia memiliki kulit putih, di kulit putihnya yang seharusnya bersih dipenuhi bekas cupang merah dan lebam biru keunguan yang ditinggalkan jari-jari kuat. Jeonghan mengusap cermin dengan telapak tangannya menghapus percikan air di permukaan cermin.

***

Es batu di dalam gelas kaca perlahan mencair, asbak di dekatnya sudah dipenuhi puntung rokok dan abu. Pria itu berbaring di sofa ruang kerjanya, lampu di dalam ruangan redup karena hanya diterangi oleh lampu meja. Salah satu lengannya di atas kepala, menutup kedua matanya. Luka di sudut mulutnya telah berubah menjadi lebam keunguan, pukulan keras Jeonghan meninggalkan bekas luka pukul yang terlihat jelas di wajah tampan itu. Ponsel di atas meja berdering. Dua panggilan tidak terjawab karena Joshua hanya membiarkan panggilan itu, ia tidak tidur, tapi memang enggan menjawab.

Panggilan ketiga kembali masuk. Joshua akhirnya bangun, ia duduk dengan kepala terasa sedikit berputar karena pengaruh alkohol.

Kepala Sekolah

Joshua masih menyimpan nomor telepon kakek Seungkwan dengan nama kepala sekolah walaupun pria tua itu sudah tidak menjabat lagi sebagai kepala sekolah, kakek Seungkwan sudah pensiun. Joshua meneguk sisa minuman di dalam gelas, lalu menjawab telepon tersebut.

Wajah yang tidak fokus karena alkohol itu tiba-tiba membeku ketika orang di telepon berbicara, ada ledakan keterkejutan yang tak bisa ditutupi. Mata yang merah karena mabuk perlahan terendam air mata yang menumpuk, air mata jatuh di pipi seorang Joshua Hong;  membasahi wajah yang selalu dingin dan kejam. Bahkan saat ayahnya meninggal, dia tak menjatuhkan setetes pun air mata, tapi kali ini air matanya meluncur begitu saja tanpa bisa ia cegah.

Dead Wood [JIHAN FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang