8. Alvero?

180 129 6
                                    

Lanjut ke bab 8 nih guys,kira-kira bab ini tentang apa yaa??
Kuyy baca dan jangan lupa vote juga hihiww

***

Hari ini Alana berangkat pagi sekali bersama Tsabrina, karena jarak rumah mereka yang lumayan dekat jadi Alana menjemput Tsabrina untuk berangkat bareng. Mereka hari ini janjian untuk berangkat jalan kaki saja. Karena sejak mereka SMA jarang sekali jalan kaki, pasti selalu bawa motor kalau tidak mobil.

Wushhh wushh wushh

"Anginnya kenceng banget Al," kata Tsabrina dengan tubuh yang sempoyongan. Sementara Alana sibuk menata kembali rambutnya yang terbawa angin. Kalian pasti tahu bahwa persiapan perempuan itu melebihi batas rata-rata. Pokoknya mereka harus terlihat maksimal saat berada diluar rumah.

"Iya nih masih pagi banget si Ini, makanya anginnya kenceng banget. Padahal gue udah hair do rambut gue biar rapi malah ditiup angin gini, rusak anjir," jawab Alana marah-marah.

"Tapi lumayan gak si disini tuh, daripada yang di desa-desa gitu. Kasian banget sampe ada pohon yang tumbang terus menimpa rumah lagi. Kasian banget," ujar Tsabrina dengan nada yang prihatin.

"Iya cuy, mana nenek gue di desa lagi. Besok-besok kalo gue libur si katanya mau diajak papa mama ke desa buat jenguk nenek. Soalnya nenek gue itu gak mau kalo diajak ke sini. Katanya kota itu panas, padahal nggak terlalu sih," jawab Alana panjang lebar.

"Iyalah panas, orang nenek kamu nggak pernah kesini jadi nggak terbiasa. Sama aja kaya lo kalo di desa pasti hawanya dingin, bisa-bisa masuk angin deh. Soalnya lo nggak terbiasa," tutur Tsabrina.

Alana pun hanya mengangguki omongan Tsabrina. Mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah.

Saat memasuki gerbang sekolah, mereka diselip oleh cowok yang sepertinya bukan angkatan mereka.

Brum brum brum

Suara knalpot motor berhasil menarik perhatian mereka berdua diparkiran yang sepi ini.

"Weh cowok Rin," ujar Alana sambil menunjuk-nunjuk orang itu.

"Eh jarang-jarang loh ada cowok berangkat se pagi ini, biasanya cowok kan kerjaannya telat mulu. Pasti itu cowok bener-bener, berkualitas," jawab Tsabrina sembari tertawa.

"Gue pepet ah mumpung ketemu," ujar Alana sambil berjalan menghampiri orang itu. Tsabrina pun hanya bisa pasrah dengan sikap Alana.

"Dasar buaya betina," teriak Tsabrina sembari menggelengkan kepalanya. Tak menyangka jika temannya melakukan hal se nekat ini. Apalagi ini pagi buta, sudah berulah saja si Alana.

"INGAT KESEMPATAN TIDAK DATANG DUA KALI!!" jawab Alana dengan teriakannya yang sangat kencang.

Bahkan cowok itu sedikit melirik Alana dari kaca spionnya. Mungkin karena mendengar Alana teriak se kencang itu?

Alana melanjutkan jalannya sampai tepat di depan cowok itu. Bahkan Alana modus dengan pura-pura tersandung didepannya. "Aduhhh."

Alana merintih kesakitan sambil memegangi kaki nya.

"Anjir sakit banget cok," ujarnya seketika.

Alana pun menyikap sedikit rok nya keatas untuk melihat luka di lututnya. Benar saja, ada lecet di lutut Alana.
Ini sih yang awalnya mau pura-pura kesandung malah kesandung beneran.

Alana saat ini sedikit kesal karena rencana nya yang hanya pura-pura tersandung eh malah tersandung beneran sampai lutut nya berdarah. Dia bahkan kesulitan untuk berdiri. Karena luka itu tepat di tempurung lutut nya, pasti terasa kaku jika dipaksakan untuk berdiri.

Masa Putih Abu [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang