***
Sudah 30 menit sejak Naura pingsan, dia tak kunjung bangun membuat semua temannya panik. Wajahnya Naura sangat pucat, seperti tidak ingin bangun kembali.
Hal itu membuat teman-teman Naura semakin panik.
Rachel menangis di kursi UKS dengan sesenggukan melihat sahabatnya dengan keadaan seperti itu.
Tsabrina yang ikut berkaca-kaca matanya melihat temannya tak kunjung siuman.
Alana yang bolak balik berjalan, wajahnya masih memendam dendam kepada Reynard.
Sedangkan Alaska dan Alvero menunggu di kursi depan UKS, tak lupa sedikit mengumpat Reynard dengan kata-kata kasar.
Kini semua teman-temannya murka kepada Reynard, apakah tanpa teman dia bisa hidup sendiri?
"Hiks hiks hiks hiks," Rachel semakin tidak tega melihat Naura tak berdaya seperti itu, air mata nya tak berhenti mengalir sejak tadi. Sepertinya dia lah yang paling terluka disini.
"Udah chel, semua pasti baik-baik aja kok."
"Naura nggak kunjung bangun,kita bawa kerumah sakit," ujar Alvero sebagai penenang.
"Oke, gue telepon mamanya Naura," ujar Alana berlari keluar.
Setelah beberapa menit, Alana kembali masuk dan segera menyuruh temannya untuk menuju ke rumah sakit.
"Eh, gue lupa anjir kalo Naura punya rumah sakit," sahut Cia dengan wajah panik nya.
"Kenapa nggak dari tadi anjir nelpon nya," Rachel meringis sambil mengusap air mata nya yang tersisa.
"Udah-udah ayo cok, kasian Naura," ujar Alaska sambil menggendong Naura menuju ke mobil nya.
Setelah setengah jam perjalanan mereka sampai di rumah sakit "Maudiya Hospital"
Itu adalah rumah sakit milik orang tua Naura. Sampai sini tahu kan seberapa kaya Naura? apalagi dia anak tunggal.
Rumah sakit yang sangat mewah dan megah itu milik keluarga Jhonatan. Tak lupa pelayanan terjamin ramah dengan harga yang tak murah.
Setelah turun dari mobil ada suster yang membantu mereka membawa Naura ke UGD, mereka hanya bisa menunggu di luar ruangan sembari Naura di tangani.
"Duh laper gue, kantin yuk" ajak Rachel. Dari tadi Rachel menangis, pasti energi nya terkuras banyak untuk itu.
"Ayo, gue juga belum makan nih" sahut Cia, mereka berdua pun menuju kantin untuk mengisi kekosongan perutnya.
Di lorong menuju kantin tiba-tiba mereka melihat pria, yang tubuhnya persis dengan Reynard.
Gerak gerik nya sama persis dengan Reynard.
"Anjing, Reynard" umpat Cia dengan gigi yang digesekkan nya.
"Woi anjing, ngapain lo disini ha? nemenin berobat mak lampir itu?" ujar Rachel menunjuk muka Reynard yang amat menjijikan itu.
"Eh kalian, ngapain kalian disini?" tanya Reynard seolah tidak bersalah. Wajah Reynard saat itu terlihat sembab.
"Ngapain-ngapain liat cewe lo, dia pingsan dari tadi ngga bangun-bangun cok, dan lo? lo santai-santai disini?? ga punya otak lo Rey," ujar Cia kembali.
Tadi memang dia sudah mengumpat Reynard dengan segala omongan, tetapi emosinya belum sepenuhnya selesai. Melihat sahabatnya terbaring lemah di ranjang rumah sakit membuat hati nya sangat tergores. Apalagi sahabatnya begini karena lelaki bajingan itu.
"Gue ga tau kalo Naura disini Chel."
"Gimana lo bisa tau kalo lo dari tadi lo ngurusin lampir pas kita bawa Naura ke UKS juga lo ngga nyusulin. Lo ngga ngechat Naura nanyain gimana keadaannya. Cowo macam apa lo?" Rachel pun berkata panjang dengan menunjuk muka Reynard.
"And, kita semua juga berharap kalo lo nyusulin Naura ke UKS. Mungkin kita bisa ngasih kesempatan buat lo memperbaiki hubungan lo sama Naura, tapi kenyataannya? lo ngga ada rasa prihatin sama sekali wk, drama lo Rey," ujar Cia kemudian meninggalkan Reynard sendiri.
Setelah mereka selesai membeli makanan, mereka kembali ke ruang tunggu dan menceritakan semuanya kepada yang lain, semua pun terkaget bukan main melihat Reynard disini. Yang lebih mementingkan wanita tidak tau diri itu ketimbang Naura, pacarnya sendiri.
"WHAT ANJIR? REYNARD DISINI??" tanya Alvero dengan wajah yang sangat kaget.
"iya cok, dia nemenin Ara ngobatin luka njir dan Naura?? dia ga peduli sama sekali," ujar Rachel kembali dengan membuang muka.
"Pokonya Naura gak boleh tau kalo Reynard ada disini. Kalo sampe dia tau pasti nanti dia nekat nemuin Reynard," ujar Alaska.
Tangan Alaska mengepal seperti menyimpan dendam yang lama kepada teman nya sendiri, prinsip Alaska walaupun seseorang temannya sendiri jika sudah menyakiti wanita nya dia tak segan-segan untuk menghancurkan kehidupan laki-laki itu.
Beberapa menit kemudian mereka melihat wanita berlari-larian menuju depan UGD. Wanita yang mengenakan rok span sepaha dan jas putih, memperlihatkan
sifat keanggunannya dan kecantikannya yang mempesona. Badge nama terpasang rapi "Celine Angelica J.""Woi itu mamanya Naura jangan bilang sekarang kalo Naura gini gara-gara Reynard," pesan Tsabrina agar semua menutup mulut.
"Permisi, kalian temen-temen Naura?" tanya Celine dengan senyum manis nya.
"Iya tante."
"Syukurlah, apakah Naura masih ditangani di dalam?" tanya nya kembali.
Semua teman nya pun mengangguki nya. Sementara Alaska dan Alvero sepertinya sudah larut dengan manisnya senyum Celine, mama Naura. Mereka tak bisa berhenti menatap kecantikan Celine.
"Ngomong-ngomong kenapa Naura bisa sampe kaya gini? setahu saya Naura anaknya jarang pingsan."
"Eh, nanti aja ya tan jelasinnya," ujar Tsabrina sembari menggaruk kepala nya yang tak gatal.
"Iya, saya tau perasaan kalian seperti apa melihat teman kalian seperti ini," jawab Celine dengan menepuk bahu Tsabrina.
Alana pun tersenyum tipis melihat perlakuan Mama Naura yang sangat lembut itu. Dia berpikiran bahwa Mama Naura sangatlah penyayang. Bagaimana dia bisa memaafkan orang yang sudah menyakiti anaknya jika dia tidak pernah melukai hati anaknya sekalipun?
Alana juga takut jika hubungan Naura dan Reynard akan hancur hanya karena Ara. Tapi disisi lain, rasanya tidak sudi jika laki-laki bajingan itu bersanding dengan sahabatnya, Naura.
Ciit... Ciit
Pintu UGD terbuka, memperlihatkan seorang suster. Suster itu pun bertanya siapa yang termasuk dari keluarga pasien Naura.
"Bagaimana keadaan teman saya sus?" tanya Rachel gelagapan. Dia tampaknya sangat khawatir dengan Naura.
"Sebentar, disini yang termasuk keluarga Ny. Naura siapa ya? apakah cuma ada temannya disini?" tanya suster tersebut.
"Saya mama nya," ujar Celine. Suster itu pun terkaget seolah tak percaya.
"Loh? Dokter Celine mamanya Naura?" suster itu kembali bertanya untuk memastikan kebenarannya.
Celine pun tersenyum dan menganggukkan kepala nya, kemudian suster itu membukakan pintu UGD untuk Celine.
Sungguh, Celine memang dokter yang sangat ramah.
"Ayo, kalian semua ikut saya masuk," ajak Celine kepada teman-teman Naura. Teman-teman Naura pun langsung tersenyum lebar mendengar ajakan Mama Naura itu.
"Terimakasih tan," jawab teman Naura serentak.

Celine Angelica Jhonatan***
Aduhhhh,mulai memanas nih hubungan Reynard sama Naura.
Jangan lupa nantikan kelanjutannya yaa.
Vote jika suka readerss🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Putih Abu [TERBIT]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA⚠️⚠️ [Sampai akhirnya aku tidak bisa melupakan kamu] Kisah tentang pasangan Reynard-Naura yang sudah menjalin hubungan semasa putih abu nya ini.Tapi hubungan itu hancur setelah datangnya Ara dalam kisahnya, tetapi selang bebe...