Tubuh besar nan tinggi itu terlihat sedang berdiri di depan pagar rumahnya yang tertutup.
Tingginya yang hampir saja menyaingi tinggi pagar membuat dia mendengakan kepalanya. Memandang sebuah rumah bercat putih yang begitu sangat besar.
Tidak berniat untuk masuk, Soobin justru sibuk memperhatikan sebuah jendela yang berada di lantai 3, jendela yang masih terang, dan belum tertutup oleh gorden.
Padahal dia tau jam sudah menunjukan pukul dini hari.
Soobin tau Taehyun pasti belum tidur.
Anak itu, adalah tipe yang jika ada cahaya sedikit pun di dalam kamarnya pasti akan terbangun.
Lalu pandangannya menurun, memperhatikan pekarangan rumahnya yang napak sepi.
Menghela napas kasar sejenak, lengan nya yang besar mulai bergerak. Membuka kunci pagar yang belum sempat di gembok --mungkin--
Suara gesekan antara besi yang sedikit berisik kala ia membuka pintu pagar, bahkan tidak membuat orang di dalam rumah keluar, bahkan untuk sekedar mengecek siapa yang datang.
Setelah berhasil membuka pintu pagar, kaki jenjang itu kemudian bergerak. Melangkah tanpa ragu, menuju pintu utama rumah yang sudah tertutup, entah sudah di kunci atau belum.
Tapi tiba-tiba saja Soobin terdiam lagi, menghela napas sejenak, lalu menelan ludah di depan pintu rumah.
Haruskah dia masuk?
Bagaimana jika bang Yeonjun masih memarahinya?
Bagaimana kalau bang Yeonjun kembali mengusirnya dari rumah?
Mengambil napas dalam dalam sambil memejamkan matanya.
Choi Soobin berusaha untuk membuang semua pemikiran buruk dan keegoisannya.
Lengan panjang nya mulai bergerak, walau ragu. Mencengkaram gagang pintu, lalu mulai ia dorong dengan perlahan, hingga menghasilkan suara khas pintu yang terbuka.
Ketika membuka pintu, hal pertama yang dia lihat adalah abangnya, dan... Beomgyu.
Entah mereka sedang apa, Soobin hanya memasuki rumah dengan air muka yang datar, lalu menutup pintu tanpa menatap mereka berdua.
Tapi dari ekor matanya, Soobin tau jika bang Yeonjun sedang berlari kecil kearahnya, entah ingin apa tapi--
Grep!
"Lo habis dari mana hah?"
Soobin sedikit terkejut ketika Yeonjun tiba-tiba sana mencengkram lengannya.
Mata anak laki-laki itu mulai memanas, matanya perih saat memandang wajah kakaknya yang begitu kacau, wajahnya basah, banyak jejak air mata, matanya yang merah dengan sekitar matanya yang menghitam, dan hidung yang juga ikut memerah.
Suaranya pun terdengar sarkas, namun bergetar.
"A,abang--"
"L,lo udah makan malem apa belum hah?"
Lagi, suara sarkas dan terbata itu terdengar, seolah ia sedang menahan tangis mati-matian. Membuat Choi Soobin makin terasa perih.
Grep..
"Abang..."
Tangis nya pecah, Choi Soobin tidak lagi dapat membendung air matanya.
Anak laki-laki itu langsung memeluk leher saudaranya, bersimpuh kedalam pelukan Yeonjun yang masih diam saja. pria itu bahkan tidak membalas pelukan sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Family! || Besok X Bersama
Fiksi Penggemar"Kisah seorang Choi Yeonjun yang harus ngadepin 4 pentol korek yang otaknya segitiga semua" ©Tuttifruity_ TXT × ENHYPEN × TREASURE Lapak Brothership & Friendship. No romace, ga ada cinta²an gue pusing! [warning⚠️ banyak mengandung kata-kata kasar...