Chapter Fourty Two - Sunrise

55 9 1
                                    

Summary : –hanya berisi torehan kisah Obi sang kesatria istana dan seorang gadis yang ditemuinya di sudut kota Wistant. | "Namamu?" "Obi, seorang pengantar pesan dari Pangeran kedua kerajaan Clarines." "Namaku..."

.

.

.

Please Enjoy to Read!

.

.

.

CHAPTER 42 – Sunrise

Author's POV

"Wah, jadi ini daratan utama Clarines?"

Shun, yang kini terlihat seperti seorang pemuda dari pedesaan, kini turun dari kapal besar milik kerajaan bersama dengan kakaknya, Ariana Barlent. Sang kakak terkikik gemas, lalu menjawil pipi adiknya; yang tingginya tidak begitu jauh dengannya. Namun, kendati sang kakak merupakan salah satu pebisnis sukses di tanah Clarines, ini pun adalah kali pertama ia menginjakkan kaki di ibukota kerajaan.

"Kita masih punya waktu dua hari lagi hingga pertemuan dengan Yang Mulia. Ada yang ingin kau lakukan lebih dulu?"

Shun berhenti sejenak, meraih tas berat di tangan kakaknya dan tersenyum. "Ayo kita menaruh barang dulu di penginapan lalu pergi berkeliling!"

.

.

Realm for The Hearts

Story & OC's © Nakashima Aya

Akagami no Shirayukihime © Akizuki Sorata

[There's no profit we gain from this fanfiction]

Genre : Fantasy, Friendship, Family, Angst, Romance.

Warning : Multi-chap, Typo(s), OOT, OOC, Obi x OC

.

.

.

"Kalau begitu, saya tinggalkan tehnya disini, Hime-sama. Panggil saja jika anda butuh hal lain."

"Ya, terima kasih." Aira membungkukkan badannya dan pergi keluar dari kamar sang tuan putri, tidak lupa mematikan lampu ruang ganti, "Hime-sama, semoga anda tidur dengan nyenyak."

Leva mendengus lalu tersenyum singkat dan Aira pergi meninggalkan ruangan. Tubuhnya yang sudah dibalut gaun tidur semakin enggan untuk beranjak dari sofa dan merebah diri di ranjang. Ia sudah terlalu banyak di kasur beberapa hari terakhir ini, dan ia cukup muak melihat buntalan selimut itu. Memang benar bahwa ia sudah tidak lagi mengunci dirinya di dalam sini, namun bukan berarti Leva bisa dengan mudah untuk pergi keluar. Ia sudah mendengar semuanya, mengenai penangguhan dan apapun itu yang diminta dewan istana. Jika ia pergi keluar ruangan maka semua akan menjadi semakin rumit.

Tapi bukan berarti ia akan mengabaikan hal ini begitu saja.

"Berhenti bersembunyi." Gadis itu menghela nafas, kini mengistirahatkan kepalanya di sandaran kursi berbulu tersebut.

"Ahahah, aku ketahuan ya?" Tawa singkat itu lagi-lagi membuat Leva merasa jengkel. "Aku tidak sebodoh itu. Lagipula apa yang kau lakukan dengan terus berdiri disana selama sisa hari ini?"

Obi keluar dari balik balkon, memang benar ia sudah berjaga disana sejak entah kapan di hari ini. "Kau belum makan kan?" Senyum Obi merekah, lagi-lagi pemuda itu merasakan desiran yang tidak terbendung dari detil kecil keberadaan gadis itu dan bagaimana sang tuan putri memberikan gesture perhatian yang hampir tak terlihat.

Realm For The HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang